Chapter 20 : Api Keadilan (3)

422 99 7
                                    

Suara yang terdengar samar perlahan menjadi jelas. Layaknya ditarik sesuatu, kesadaranku terbangun.

Pesan-pesan konstelasi terlihat melayang dalam jumlah banyak. Fakta bahwa banyak kotak-kotak pesan itu muncul berarti pertanda terjadi kejadian tertentu.

[Konstelasi 'Unspoken Queen of Curse' mengerutkan kening.]

Pesan itu menandakan sesuatu yang tidak baik.

Berapa lama waktu telah berlalu? Aku merasa pegal di seluruh bagian tubuhku, terutama lenganku. Aku mengecek badanku dan senang melihat semua lukaku sudah sembuh. Sekarang ... Apa yang terjadi selama aku tertidur?

Selanjutnya, aku mengamati sekitar dengan bingung.

Beberapa orang berkumpul pada satu titik dan mendiskusikan sesuatu. Aku tidak bisa mendengar dengan baik apa yang mereka bicarakan, namun beberapa kata berhasil kudengarkan.

Aku bergerak mengambil tas di sampingku. Ketika aku melakukan itu, beberapa pasang mata mengarah kepadaku. Bukan, lebih tepatnya pada tas yang kubawa.

Aku mengerutkan kening. Rasa tidak enak mulai muncul, apa yang orang-orang pikirkan, niat mereka tidak terlihat bisa kuabaikan.

[Beberapa konstelasi menatapmu dengan seringai.]

"Trinity, kamu sudah bangun. Apa kamu beristirahat dengan baik?"

"Ya, Pak. Aku mendapat istirahat nyaman berkat Anda menjaga kami, Terimakasih banyak."

Lee Hyunsung tersenyum, "Senang mendengarnya."

Aku terus menatap kerumunan itu. "Pak, apa ada Anda tahu apa yang terjadi di sana?"

"Ah itu ... " Kali ini Lee Hyunsung terlihat ragu-ragu mengatakannya, bisa dibilang dia bingung bagaimana mengungkapkannya. Dia membuka mulutnya, melihat kembali pada kerumunan orang-orang itu.

Lee Hyunsung menggelengkan kepalanya, "tidak, cepat atau lambat kau akan mengetahuinya juga. Ini, mengenai urusan makanan, ada masalah sekarang. Ah, ingatkah kau dengan Pria yang membawamu menyeberangi jembatan sebelumnya?"

Pria yang membawaku menyebrangi jembatan? Hanya ada satu jembatan yang bisa kupikirkan. Ingatanku kembali saat-saat dimana pemandangan jembatan rusak dan manusia mirip zombie tersebar di sekeliling. Perasaan ditatap dengan mata yang dingin dan dalam masih teringat jelas.

Ketika aku mengingat itu, dialah orangnya, " ... Yoo Junghyuk?"

"Ya, itu dia. Selama ini dialah yang mengumpulkan dan menyediakan makanan untuk kami tapi tadi malam, dia ... pergi. Semua orang sedang bermasalah karena hal itu."

" ... ternyata begitu alasannya."

Aku mengencangkan pegangan pada tasku. Jika itu kasusnya, hanya menunggu waktu sampai mereka bergerak.

Jelas di dalam novel dituliskan kalau Yoo Junghyuk akan pergi dari stasiun ini. Aku melewatkan hal ini. Saat ini adalah paling membutuhkan makanan.

Aku merogoh barang-barang di dalam tasku dan mengambilnya.

"Pak Tentara, silahkan terima ini."

"Tidak, simpan saja makanan itu untuk dirimu. Kau tidak perlu bertindak seperti ini karena apa yang kukatakan."

"Aku masih punya beberapa. Pak, Anda pasti lapar setelah menjaga kami."

Aku terlihat bermasalah dengan sikap menolak Lee Hyunsung. Sebenarnya, mengapa mereka segan menerima sesuatu dariku? Sepertinya, mereka belum terlalu percaya padaku.

Aku menelan perasaan berat dalam hatiku dan mengangkat makanan ini. Diwajahku aku memasang senyum pasrah, "tolong terima rasa terimakasih ku."

"... baiklah. Masih ada yang tersisa untukmu 'kan?"

Another Reader's Viewpoint |FF ORVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang