Kelompok Kim Dokja keluar dari terowongan yang gelap, dihadapkan dengan kerumunan orang dengan ekspresi bermasalah. Kedatangan mereka menarik perhatian kerumunan serta mata yang seperti mengawasi mangsa.
[Beberapa Konstelasi menantikan skenario ini.]
Di tangan kanannya ada senjata tulang yang dibuat lagi sementara potongan daging masak di tangan satunya, manik mata yang hitam mengawasi lingkungan sekitarnya. Ada banyak yang perlu diperhatikan. Sambil berpikir begitu, Trinity mulai menjual makanan yang dia bawa.
[20 menit tersisa sebelum perhitungan berbayar.]
[Mohon siapkan biaya hidup Anda.]
[Setiap tengah malam, 100 koin akan diambil secara otomatis sebagai 'Biaya Hidup'. Jika Anda tidak dapat membayar 'Biaya Hidup', Anda akan mati.]
[Penalti ; 'Biaya Hidup' akan berlangsung hingga skenario utama kedua selesai.]
"Yeonjin?"
Han Yeonjin tersentak mendengar suara yang familiar itu. Dia tidak merespon panggilan itu, tapi tentu saja orang yang memanggil tetap mendekatinya.
"Han Yeonjin kan? Tenyata benar itu kau, kau terlihat baik-baik saja. Syukurlah kamu selamat."
Han Yeonjin mengangkat kepalanya dengan berat dan menatap orang di depannya. Tidak menduga bahwa dia akan bertemu dengan orang itu disini. Dia memaksa mulutnya bergerak, "... Hyung."
Pria yang dipanggil tersenyum. Gi Dongyul melangkah mendekat, "Aku tidak menyangka kau masih hidup."
Gi Dongyul melanjutkan kata-katanya dengan nada selembut mungkin, "Hyung ingin merayakan reuni dengan kau, tapi waktunya tidak pas. Kau pasti mengetahui situasi sekarang kan? Sebentar lagi penalty akan dimulai, Hyungmu ini dalam keadaan yang sulit. Jadi, bisakah kau meminjamkanku beberapa koin?"
Senyuman hangat yang Gi Dongyul perlihatkan membuatnya tidak nyaman.
"Sedikit saja. Keadaanmu terlihat baik-baik saja, pakaianmu juga tidak kotor. Kau tidak kelihatan kelaparan atau kekurangan, seharusnya beberapa ratus koin tidak memberatkanmu kan? Lagipula kita ini keluarga."
"Hei Han Yeonjin," Gi Dongyul memegang kedua bahu Han Yeonjin, sementara itu Han Yeonjin tersentak dengan orang di depannya. Gi Dongyul mentapnya dalam-dalam, "Kau tidak mau melihat hyungmu mati 'kan?"
Han Yeonjin kembali mengingat saat terakhir dia bertemu dengannya. Dia menutup mata mengingat waktu pelarian mereka. Bertahun-tahun dia sudah mengenal Gi Dongyul namun, orang di depannya terasa seperti orang asing.
Gi Dongyul menjadi marah karena Han Yeonjin tidak merespon sedikitpun. Tangannya yang memegang bahu Han Yeonjin menjadi keras seolah mengancamnya. Han Yeonjin meringis kesakitan saat kekuatan tangan yang memegang bahunya meningkat.
[Konstelasi dari 'Inkarnasi Han Yeonjin' kesal dengan Inkarnasi Gi Dongyul.]
"Han Yeonjin, Bicaralah!"
Nadanya semakin naik, dan Han Yeonjin menjadi pusing dengan teriakan itu.
"Hei! Berikan koinmu—Agh!"
Sepotong daging dimasukkan secara paksa ke dalam mulut Gi Dongyul. Bersamaan dengan itu, suara yang dingin menyambutnya.
"Menjauh darinya."
Trinity berdiri di depan Han Yeonjin, menghalangi dia melihat Gi Dongyul.
[Konstelasi 'Unspoken Queen of Curse' mengerutkan kening tidak suka pada 'inkarnasi Gi Dongyul'.]
Gi Dongyul jatuh di lantai stasiun, dia memuntahkan daging dan berteriak marah.
"Siapa kau?! Orang luar tidak usah ikut campur!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Reader's Viewpoint |FF ORV
FanfictionRasa kedekatan yang tumbuh selama membaca novel ORV, membuatku memiliki perasaan hampa ketika mencapai akhir dari cerita tersebut. Aku ingin menyelamatkan mereka, tapi dunia itu tidak membuatnya menjadi mudah. Bagaimanapun juga, itu adalah dunia ya...