"Z-Zombi?"
Jelas jika orang berpikiran seperti itu. Bagaimanapun, penampilan itu mirip dengan zombie. Manusia iblis itu menuju ke arah kami. Aku mengerutkan kening, ada beberapa wajah dari penumpang kereta di antara mereka.
Aku merinding dengan segerombolan dari mereka yang berlarian mendekat. Mereka ada di sekeliling kami. Mayat-mayat manusia menjadi makhluk yang berbeda dari kami.
"Aku tidak akan berubah menjadi mayat berjalan jika aku digigit kan?"
Antara monster ular dan manusia iblis, manakah yang lebih menakutkan? Jawabannya kedua-duanya, terlebih lagi jika mereka digabung.
Ini lebih menegangkan dari film mengingat ini kenyataan.
Lee Hyunsung berhasil sampai di seberang jembatan. Tanpa sadar aku meningkatkan kecepatan lariku.
Manusia iblis semakin banyak. Mayat-mayat yang tergeletak di jembatan dan sekitanya bangkit dan berubah menjadi manusia iblis. Itu tidak membantu keadaaan sedikitpun. Jalan-jalan mulai disisi dengan manusia iblis.
Maksudku, yang terburuk belum terjadi.
Kim Dokja berteriak.
"...Semuanya tiarap!"
Itulah saat aku melihat bahwa ada bayangan besar menutupi kami, Ichthyosaurus menggigit kaki jembatan itu. Tanah di bawah bergetar dan aku terhenti secara paksa lalu terjatuh.
Jembatannya bergetar hebat, potongan-potongan baja berhamburan membentuk debu ke sekitar.
Pemandangan menjadi berantakan. Salah satu kaki jembatan telah hancur, potongan tubuh manusia iblis berhamburan. Itu bukan sesuatu yang bagus untuk dilihat.
Aku melihat ke samping kiriku, merasakan keanehan pada tubuhku.
[Sejumlah konstelasi menertawakan kondisimu.]
Tanganku terkena reruntuhan dan kakiku terkilir.
Sakit! Sakit! ini sakit sekali!
Pandanganku beberapa kali menjadi buram akibat rasa sakit yang ku alami. A-apa? Pikiranku tidak bisa berjalan baik. Pikiranku menjadi kacau untuk bisa memahami keadaan sekitar. Aku tidak pernah mengalami rasa sakit separah ini.
[Skill Eksklusif, Healing Lv.1 telah diaktifkan!]
Kemudian, rasa sakit itu sedikit berkurang. Tangan dan kakiku masih terasa sakit tapi sekarang masih bisa kutahan. . Bagaimana dengan yang lain?
Dengan hati-hati kusingkirkan pecahan reruntuhan dari tanganku berharap bisa mengurangi luka lebih banyak. Dengan susah payah aku mengangkatnya. Kupikir aku membuat luka baru.
"Ugh,"
Darah segar mengalir dari lengan ku. Hanya dengan menggerakkannya sedikit aku merasa tertusuk. Aku mengambil nafas berkali-kali untuk menyesuaikan ini.
Jarak antara aku dengan mereka menjadi sedikit jauh akibat goncangan tadi.
Aku bertatapan mata dengan Han Myungoh yang kakinya terluka. Sepertinya aku memiliki seorang kawan saat ini. Ketika aku mengamatinya lebih lama, dia segera mengelak.
[Seseorang telah mendapatkan belas kasihan dari seorang Konstelasi.]
[Skenario 'Deus Ex Machina' aktif karena berkat Konstelasi.]
Benar-benar tidak ada waktu untuk istirahat.
Sebuah layar pesan muncul di hadapanku.
+++
[Deus Ex Machina - Jembatan Genap]
Deskripsi: Jembatan cahaya yang dibuat oleh seorang konstelasi. Hanya orang dengan jumlah genap yag dapat menyebrangi jembatan tersebut. Begitu jumlah orang yang menyebrang ganjil, jembatan ini akan segera menghilang.]
+++
Konstelasi tertentu memutuskan ikut campur kali ini. Hal ini menunjukkan bahwa inkarnasi konstelasi itu memiliki nilai bagi mereka.
Aku menatap manusia iblis yang mendekatiku. Langkahnya sempoyongan dimana kaki kirinya terlihat aneh. Bisa dikatakan, sendi pergelangan kakinya terkilir. Aku tahu itu sangat sakit hanya dengan melihatnya, karena aku merasakannya saat ini.
Aku merasakan keakraban dengannya. Kami berdua sama-sama mendapat luka terkiir. Mungkin ini yang dinamakan rekan? Merasakan rasa sakit yang sama? Tapi, bisakah manusia iblis tersebut merasakan rasa sakit?
Dia melanjutkan mendekatiku dengan kecepatan lambat.
Nah, aku tidak tahu.
"Hei, manusia iblis. Maukah kau menemaniku berjalan menyebrangi jembatan bersama? Hanya kita, berdua bersama? Bagaimana menurutmu?"
"Kuweeeoooh!"
Sayangnya, aku tidak mengerti bahasanya. Mereka hanya punya satu emosi yang bisa kulihat, makhluk yang ingin memburu mangsanya.
Lalu aku mendengar teriakan Yoo Sangah.
"Dokja-ssi! Di belakangmu!"
Aku berbalik melibat Kim Dokja menghindari pukulan yang datang dari belakangnya.
Penyerangnya adalah manusia iblis, juga mantan manusia. Dengan rambut putih dan memakai seragam sekolah.walaupun sudah berubah pada beberapa bagian, dia masih dapat kukenal.
Ini benar-benar terasa aneh melihat orang itu, Kim Namwoon, berdiri dihadapan kami kembali dengan kepalanya yang utuh. Pemandangan itu cukup membuatku merinding. Bagaimanapun, aku terdistraksi o;eh teriakan Yoo Sangah.
"Lepaskan! Lepaskan aku! Dokja-ssi! Dokja-ssi!"
Han Myungoh yang membawa Yoo Sangah berlari menyebrangi jembatan bersama. Melihat cepatnya dia pergi, aku memiliki ilusi bahwa luka di kakinya hanya sebuah pajangan.
Hanya sesaat, aku mengira kau kawanku, Han Myungoh. Tunggu, manusia iblis dengan kaki pincang tadi mana?
Sekarang tinggal aku dan Kim Dokja yang belum berhasil sampai di tujuan.
Jika aku tidak memiliki orang lain bersamaku, aku bahkan dengan serius mempertimbangkan menyebrang dengan manusia iblis.
Aku bertatapan mata dengannya.
Waktu yang tersisa sebelum skenarionya berakhir adalah 15 menit.
Saat aku berpikir Langkah selanjutnya, mata Kim Dokja melebar.
"Trinity! Menunduk!"
"Huh?"
Aku terlempar ke samping saat merasakan pukulan keras dari bahuku. Seketika aku terjatuh lagi.
"Akh-apa-apaan?"
"Gruk! Gruk!"
"Ugh, Tidak, tidak. Aku tidak mengerti ucapanmu. Kim Namwoon."
Kim Namwoon menerjang ke arahku.
Oke, sekarang kau mengejarku? Entah dosa apa- oh aku pernah memukulnya sekali.
Sebelum Kim Namwoon bisa menyerangku, aku ditarik ke belakang oleh Kim Dokja.
"Ayo pergi!"
Kami bersama-sama berlari menuju jembatan itu atau begitu yang aku pikir.
"Ini tidak akan berhasil," kataku menatap ke depan.
Meskipun sebagian telah jatuh dan dimakan oleh Ichthyosaurus, masih banyak dari mereka yang tetap berkeliaran. Ada juga Kim Namwoon yang lebih kuat dari mereka.
Ditambah lagi, lariku menjadi lambat karena kakiku terluka. Tidak lupa dengan agility ku.
Sepertinya Kim Dokja juga berpikiran hal yang sama.
Dia melihat luka-lukaku sebelum berbalik kepada Kim Namwoon, keningnya mengerut sesaat. Lalu, dia mengeluarkan pisau dan memberinya padaku.
"Pakai ini dan lindungi dirimu. Jika bisa, tangani iblis-iblis di sekitar. Aku akan melawan orang ini."
"O-oke."
Kami tidak punya pilihan ya?
Aku menyiapkan diriku.
Ayo bertahan, sampai karakter itu tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Reader's Viewpoint |FF ORV
FanfictionRasa kedekatan yang tumbuh selama membaca novel ORV, membuatku memiliki perasaan hampa ketika mencapai akhir dari cerita tersebut. Aku ingin menyelamatkan mereka, tapi dunia itu tidak membuatnya menjadi mudah. Bagaimanapun juga, itu adalah dunia ya...