[Halo! Apakah aku harus mengatakan selamat atas ketuntasan skenariomu atau lebih baik mengomentari penampilanmu dulu?]
Lingkungan diisi dengan suara Bihyung dari atas. aku menghentikan jalanku untuk menatapnya.
"Aku sangat sadar dengan penampilanku, tidak perlu repot untuk berkomentar. Lagipula, kelihatannya terlambat dari biasanya, Bihyung."
[Apa yang kau tahu? Sepertinya kau menjadi sombong setelah menyelesaikan scenario itu.]
Senyuman Bihyung berkedut dengan marah dan dia terlihat menyeramkan, meski aku tidak merasakan apapun dari penampilan itu.
Tangan yang menyelimuti leherku mengerat.
"Aku yakin kau kesini bukan hanya untuk mengatakan itu."
Bihyung memiringkan kepalanya, dia masih memiliki seringai di wajahnya. [Jika memang aku ingin datang untuk alasan itu?]
Salah satu alisku naik mendengar kata-katanya. Bihyung tersenyum memperlihatkan giginya yang tajam.
Dia melayang mendekat. [Aku mengawasi diskusi para konstelasi. Setiap kau menghadapi situasi sulit, kau pasti akan menyelsaikannya dengan cara yang anehnya biasa saja, sangat cocok dengan makhluk seperti kalian. Skenario inipun berlaku seperti itu. Sayangnya, beberapa konstelasi tidak menyukai hal itu.]
Aku mengerutkan kening mendengar kata-katanya. Aku tidak memiliki tenaga untuk memikirkan itu sebelumnya.
Aku memang merasakan ada yang hilang selama skenario itu.
[Konstelasi 'Unspoken Queen of Curse' berkata jangan terlalu khawatir.]
Melihat notifikasi itu, aku menyadarinya.
Aku sudah tidak melihat pesan dari Konstelasi Righteous Chaos.
Pandangan Bihyung yang melihat ke langit-langit, memperhatikan pesan-pesan notifikasi yang masuk, berbalik ke arahku.
[Aku harap kau bisa bertahan cukup lama. Itu juga bagus untuk chanel ku.]
Dengan begitu, Bihyung kembali menghilang. Lingkungan menjadi sepi. Lalu, lengan yang memelukku melonggar.
"Yeonjin, kau baik-baik saja?"
Aku merasa dia mengangguk di belakangku. "Mm."
Aku melanjutkan perjalanan dan menyiapkan diriku. Pemandangan jalan di luar perlahan mendekat.
"Bersiaplah. sebentar lagi kita akan sampai di jalan."
Aku berusaha menutup mulut dan hidungku pada kerah jaket olahraga yang kugunakan. Baunya memiliki rasa amis darah tapi ini bisa kutolerir. Perjalanan ini berjalan dengan biasa tanpa ada pembicaraan. Langkahku menjadi waspada semakin dekat kami ke jalanan utama.
[Kamu telah memasuki wilayah Skenario Utama #2.]
Ini dia.
[Daratan di area skenario berpolusi berat!]
Ini adalah alasan mengapa aku menanyakan Han Yeonjin sebelumnya.
[Hati-hati saat bernafas dan segera menuju ke bawah tanah secepat mungkin!]
[Kamu telah terpapar kabut beracun!]
[Beberapa Konstelasi mengawasi tindakanmu.]
"Ukh!"
"Noona!"
Rasa sesak di dadaku begitu menghirup kabut ini langsung terasa. Di ujung penglihatanku, kulit tanganku mulai berubah hitam ketika terkena kabut itu. Dalam novel, situasi ini bisa diperbaiki dengan item paru-paru kera yang bisa dibeli dari tas Dokkaebi. Aku tidak repot membelinya karena kurasa skill ku sudah cukup, Han Yeonjin juga begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Reader's Viewpoint |FF ORV
FanfictionRasa kedekatan yang tumbuh selama membaca novel ORV, membuatku memiliki perasaan hampa ketika mencapai akhir dari cerita tersebut. Aku ingin menyelamatkan mereka, tapi dunia itu tidak membuatnya menjadi mudah. Bagaimanapun juga, itu adalah dunia ya...