[Pa-para konstelasi sekalian, apa kalian lihat barusan? Apa aku salah lihat?]
Dokkaebi memandang tidak percaya pada Penjaga kegelapan yang roboh. Sulit membayangkan bahwa dia yang bersemangat menyerang kami terkapar tak berdaya saat ini. Meskipun penjaga kegelapan belum dihabisi sepenuhnya, dia sudah tidak bisa bergerak.
Yah, sama saja sih.
Dokkaebi heboh dengan pemandangan itu.
"Bagaimana? Hebat kan?"
Aku senang melihat ekspresinya yang penuh ketidakpercayaan. Si Dokkaebi itu mengangguk.
[Hebat ... ada orang-orang seperti ini di channel si Bihyung itu.]
"Dokkaebi macan tutul, boleh beritahukan namamu?"
Dokkaebi yang mengenakan kain dengan corak seperti tutul harimau itu memiringkan tubuhnya. [Si-siapa yang kau sebut macan tutul! La-lagipula kenapa aku harus memberitahumu? Aku tidak wajib menuruti keinginanmu, ma-manusia sampah.]
"Jangan seperti itu, kau kenal Bihyung kan?"
[K-kenapa?! K-kau kenal dengan dia, manusia sampah? Apa hubunganmu dengannya?]
Bukan hanya dia, Kim Dokja juga melihatku dengan terkejut dan penasaran.
Aku menunjukkan senyum sombongku, menepuk dadaku dengan bangga.
"Oh iya, tentu saja dong, kami selalu menjalin komunikasi dan em.. hubungan yang sangat-sangat erat! Karena itu kasih tahu namamu dong. Bukan hal yang sulit untuk memberitahukan namamu, kan?."
[Beberapa Konstelasi yang mengetahui kebenaran terdiam atas kebohonganmu.]
Notifikasi itu bisa dibaca olehnya. Tentu saja membaca itu bukan berarti dia tahu segalanya dengan pesan itu. Pesan singkat seperti itu tidak bisa menjelaskan seluruh kejadian yang ada.
Dokkaebi macan tutul terdiam sebentar.
[B-Biryu.]
"Namamu unik, ya. Biryu!"
[U-Uh ... K-kau masih belum menjawab pertanyaanku tadi!]
"Itu .... Silahkan bertanya pada Bihyung langsung, nanti dia akan marah kalau aku mengungkapkannya. Itu adalah rahasia antara aku dan dia." Aku tersenyum misterius padanya.
Hanya dengan begitu, Kim Dokja memalingkan pandangannya. Dia menghadap Biryu.
"Sub Skenarionya sudah selesai kasih hadiahnya dong."
[Uh, iya. Tu-tunggu sebentar!]
Biryu melirikku sekilas dengan pandangan tidak puas, tidak ingin percakapan selesai sebelum dia mendapatkan jawabannya. Tetap saja, aku tidak akan memberitahunya.
Ding!
[Anda telah memenuhi syarat penyelesaian sub skenario.]
[Anda memperoleh 500 koin.]
Hehehe, dapat koin lagi. Ini bagus, tapi hidangan utamanya belum dicicip.
Kalau dikaitkan dengan reward, tentu saja tidak ada hal lain selain itu!
"Kotak harta karun!" Aku mengangkat tanganku dengan bersemangat.
[Ngomong-ngomong, apakah kamu tidak membunuh dia?]
Biryu menunjuk Penjaga kegelapan.
"Aku punya ideologi tidak membunuh," Kim Dokja menjawab dengan ringan.
Aku mengangkat bahuku saat Biryu melihatku, "Hm, Kenapa? Biarkan makhluk itu tenang disana. Dia sudah tidak bisa melakukan apapun lagi. Hei, ayo buka kotak hartanya sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Reader's Viewpoint |FF ORV
Hayran KurguRasa kedekatan yang tumbuh selama membaca novel ORV, membuatku memiliki perasaan hampa ketika mencapai akhir dari cerita tersebut. Aku ingin menyelamatkan mereka, tapi dunia itu tidak membuatnya menjadi mudah. Bagaimanapun juga, itu adalah dunia ya...