Sekelompok manusia berlari menyusuri rel kereta dalam lingkungan redup. Dalam tempat itu, sulit untuk melihat keadaan sekitar, lebih sulit lagi jika sekumpulan monster sedang mengelili mereka.
Nafas mereka cepat setelah begitu lama berlari.
Terlihat seorang anak laki-laki kecil berumur 11 tahun berlari susah payah mengejar orang-orang di depannya. Meskipun memiliki kerugian dengan kaki yang pendek, dia dapat berlari dengan cepat sehingga dia berada dalam posisi aman.
Kemudian, mereka sampai pada pemberhentian kereta.
Ada dua pria dewasa di depannya berusaha masuk ke dalam celah di atas, berusaha bersembunyi dari gerombolan monster tikus yang mengejar mereka.
Pria dengan lengan kaus yang robek berteriak, "Yeonjin! Cepat kemari!"
Anak bernama Han Yeonjin mempercepat larinya mendekati mereka. Pria dengan lengan kaus robek adalah kakaknya, Gi Dongyul. Dia menarik Han Yeonjin ke atas saluran ventilasi. Matanya melirik rel kereta di bawah. "Tinggal Chung-ae dan Jungsu."
Pria disampingnya bersuara, "apa mereka bisa tepat waktu? Hei .... Kau yakin tempat ini aman? Bagaimana kalau mereka bisa memanjat?"
"Ini seharusnya cukup aman dengan ketinggiannya. Ketika Chungae dan Jungsu tiba, kita akan bersembunyi. Joowoon! Jangan keluar."
Pria yang diipanggil Joowoon menengok sebelum menunduk. "Tapi tidak ada tanda-tanda mereka disini. Mereka tidak mengikuti jalur lain kan? Haah, lihat sekumpulan tikus tadi? Tidak mungkin mereka itu tikus biasa."
"Sst! Kecilkan suaramu, aku mendengar suara langkah kaki mendekat."
Pria itu frustasi dan menengok Han Yeonjin dengan marah.
"Ughh, Yeonjin apa mereka ada di belakangmu sebelumnya? Kau yakin mereka mengikuti kita bukan?"
Yeonjin yang berusaha memperbaiki nafasnya menjawab dengan mengangguk.
"Cih, kalau ditanya menjawab!"
"Sudah, bersiaplah menunggu kedatangan mereka."
Gi Dongyul dan Joowoon menunggu dua teman mereka.
Han Yeonjin yang mengatur nafasnya melihat ke sekitar dengan gugup. Ruangan sempit di saluran membuatnya merasa gerah dan gelisah. Tidak bisa dibantu dengan lari yang dia lakukan sebelumnya.
Waktu yang tersisa hingga skenario berakhir adalah 3 menit. Mungkin bukan itu yang membuatnya gelisah. Dia sadar,tidak ada tanda-tanda mereka berada di lingkungan yang aman, sesuai yang ada pada skenario.
Sangat mungkin ini bukan tempat yang tepat.
Dia memandang kejauhan dengan manik hazel-nya. Menarik baju pria yang robek, kakaknya Gi Dongyul.
"Hyung-"
Gi Dongyul berbicara duluan, "hmm, itu bukan Chungae dan Jungsu."
Pada kejauhan, ada getaran yang semakin meningkat ke arah mereka, muncul bayangan besar monster tingkat 8, Serigala Perak. Moncong serigala itu bergerak sedikit seperti mengendus, lalu mata merahnya secara langsung menatap ke atas.
Mereka bertiga merinding bersamaan.
"Sial! Mereka akan melompat ke sini!"
"Ini bukan tempatnya! Hyung!"
[Karakter Gi Dongyul mengaktifkan skill Martial Art Lv.2]
Aura padat mengelilingi tubuhnya saat Go Dongyul, tubuhnya melaju ke depan, bertubrukan dengan salah satu serigala dengan skillnya.
Dengan beberapa gerakan gesit, serigala itu terkapar. Gi Dongyul berteriak, "Lari, pergi ke stasiun Geumho!"
Memukul serigala lain yang menerkam, Gi Dongyul berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Reader's Viewpoint |FF ORV
FanfictionRasa kedekatan yang tumbuh selama membaca novel ORV, membuatku memiliki perasaan hampa ketika mencapai akhir dari cerita tersebut. Aku ingin menyelamatkan mereka, tapi dunia itu tidak membuatnya menjadi mudah. Bagaimanapun juga, itu adalah dunia ya...