Kkung!
Dia dikatakan Protagonist bukan hanya sekedar kata-kata saja. Ini baru permulaan skenario dan dia sudah menunjukkan kekuatan sebesar itu.
"Itu pintu besi lo, besi," gumamku menatap besi yang penyok itu.
Kalian mau mati di tangan orang yang di balik pintu itu, atau mau coba peruntungan kalian di luar kereta? Mana yang mau kalian pilih? Kim Dokja berbicara menatap kami.
"U-Uh . Lee Hyunsung tidak bisa berkata untuk sesaat."
"Dokja-ssi, apa anda yakin kalau orang yang di balik pintu itu musuh kita?"
"Dia berasal dari gerbong sebelah, berarti kemungkinan dia juga penyintas seperti kita. Kalau kita saling berhadapan ...."
Aku bersemangat saat melihat saat Kim Dokja mencoba meyakinkan mereka semua. Melihat itu, tentu saja aku, sebagai penggemarnya akan mendukung karakter favoritnya.
"Jika seperti itu, benar apa yang dikatakannya. Bagaimana kalau orang itu masih melihat kita sebagai seseorang yang harus dimusnahkan seperti sebelumnya. Menilai dari suara dan pintu itu sendiri, jika kita berhadapan dengan orang itu bisa-bisa kita ... Ah! Aku tak ingin memikirkannya."
Itulah alasan logis yang bisa kuberikan. Tentu saja, aku yakin saat mengatakan itu karena ada bukti nyata di depan mereka akan membuat orang lebih cepat percaya. Bagaimanapun, jika dia benar-benar keluar sekarang, masalahnya akan menjadi sangat serius.
Lee Hyunsung terlihat mendapatkan pencerahan mendengar itu.
'Saya masih naif sekali. Kalian benar, ayo kita cari jalan keluar."
"A-Ayo! Cepat kita pergi! Han Myungoh ikut setuju."
Seperti yang diharapkan, Kim Dokja berhasil meyakinkan mereka.
Kami berpencar mencari cara keluar dari sini. Aku melihat sekeliling dan berusaha mencari juga. Ada pintu yang tertutup, berapa kali aku mencoba membuka tapi tidak bergerak sedikitpun. Stat ku yang pas-pa-san.
Saat suara dobrakan mirip ledakan terdengar lagi, semuanya bekerja dengan cepat."Sepertinya kita cuma bisa kabur lewat celah pintu ini. " Lee Hyunsung menatap pintu yang memiliki celah.
Aku berjalan menuju dia. Memang, dibandingkan dengan yang lainnya, pintu ini lebih baik. Masalahnya celah pintu itu tidak muat dilewati orang. Mungkin tanganku bisa lewat, tapi apa gunanya?
Lee Hyunsung dan Han Myungoh bekerja sama membuka lebar celah pintu itu. Bahkan dengan tenaga dua orang, pintu itu masih tidak terbuka.
Kim Dokja yang mengamati mereka akhirnya membuka mulutnya.
"Lee Hyunsung-ssi. Gunakan skill anda."
"Huh? Skill."
"Anda seharusnya bisa melihatnya di Atribut Window. Sebagai tentara, pasti ada skill yang bisa anda gunakan untuk situasi ini."
"Yaa saya punya satu, tapi bagaimana caranya―”
“Cukup pikirkan saja kalau anda mau memakai skill itu.”
Kim Dokja menjelaskan cara penggunaan skill. Setelah mendengarkan, Lee Hyunsung menggenggam kedua sisi pintu itu dengan serius. Selanjutnya aku bisa melihat live action secara langsung.
"Haaaaah!"
Ototnya membesar saat dia membuka pintu itu. Terdengar suara keras saat pintu itu akhirnya bergerak.
Celah pintu bertambah besar sehingga cukup untuk kami dilewati.
"Ayo, semuanya cepat turun!"
Kami semua siap turun. Sesuai instruksi, Lee Hyunsung menggendong Lee Gilyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Reader's Viewpoint |FF ORV
FanfictionRasa kedekatan yang tumbuh selama membaca novel ORV, membuatku memiliki perasaan hampa ketika mencapai akhir dari cerita tersebut. Aku ingin menyelamatkan mereka, tapi dunia itu tidak membuatnya menjadi mudah. Bagaimanapun juga, itu adalah dunia ya...