(17). Kenangan Indah Bersamanya

292 31 2
                                    

Sepulang dari Halim, Gilang menyempatkan waktunya untuk pulang ke rumah Mamanya.

"Assalamualaikum" ucap Gilang setelah selesai membuka sepatu PDLnya.

"Wassalamu'alaikum, ya ampun Gilang kirain Mama kamu engga akan pulang nak" jawab Mia sambil memeluk singkat anak keduanya dan mencium kedua pipi Gilang.

"Pulang dong Ma, apa sih yang engga untuk Mama cantik" Gilang menoel dagu Mamanya tanda menggoda.

"Ah kamu ini bisa aja" Mia tersipu malu.

"Yaudah Ma, Gilang ke kamar dulu ya"

"Iya, kamu istirahat sana" Mia mengizinkan Gilang.

Gilang menaiki tangga untuk menuju kamarnya dan membuka pintu. Ia melemparkan tas ranselnya ke sembarang arah lalu menjatuhkan badannya ke atas kasur. Matanya yang sayu mengamati plafon kamar yang dihiasi oleh lampu mewah, ia masih mengingat kejadian tadi yang membuat hatinya sangat hancur.

Flashback on.

Pada malam itu, Gilang meminta izin ke komandan untuk mengantarkan Shila ke messnya menggunakan mobil miliknya.

"Saya antar ke mess"

"Engga usah repot-repot Kapt, aku udah pesen ojek online kok" sudah ketebak olehnya, Shila pasti akan menolaknya. Namun Gilang tak menyerah begitu saja.

Gilang menghembuskan nafasnya, dengan santainya ia duduk di samping Shila "kita tunggu ojek selama 10 menit, kalau tidak datang juga kamu ikut dengan saya"

"Memangnya Kapten engga ada tugas lagi dari Komandan?" Shila kembali duduk di samping Gilang.

"Tidak ada" jawab Gilang sambil mengamati jalan raya yang ada di depannya.

"Ohh"

"Ih mana si tukang ojeknya" Shila menatap handphonenya sembari mondar mandir tak jelas.

Gilang yang melihat itu langsung berdiri dan menyeret tangan Shila untuk ikut dengannya "waktunya sudah lebih 10 menit, ayo saya antar"

Saat Gilang telah membuka pintu mobilnya, Shila menahan "tapi Kapt. Aku udh pesen lo, masa di batalin gitu aja si. Aku engga enak sama abang ojeknya"

"Nanti biar saya yang urus, yang penting saya antar kamu ke mess dulu"

Shila hanya mengangguk mengerti dengan ucapan Gilang. Saat di perjalanan, Shila mengamati wajah Gilang, hal itu yang membuatnya sedikit bingung dengan wanita ini.

"Apa liat-liat?" Gilang menoleh kearah Shila sekilas.

"Engga apa-apa Kapt." Jawab Shila tersenyum "Kirain aku Kapten nganter akunya naik motor, engga taunya malah naik mobil"

"Memangnya kamu mau masuk angin?"

"Engga lah Kapten. Ya kayanya enak aja gitu naik motor sembari menikmati suasana malam yang dingin sama Kapten apalagi. Keknya seru deh kalo kita coba" ucap Shila panjang lebar.

"Kapan-kapan" jawab Gilang singkat.

Kedua mata Shila melihat pemandangan dari jendela mobil, betapa antusiasnya ia ketika melihat komedi putar yang menjulang tinggi dari arah seberang sana "Kapt. Kita kesana yuk" Shila menunjukkan ke arah komedi putar dengan lampu kedap-kedip.

"Mau ngepain ke sana?"

"Sebentar aja Kapt. Plisss" Shila memohon dan mengambil tangan Gilang yang berada di stir mobil.

"Iya, tapi lepasin dulu tangan saya" jawab Gilang. Shila mengamati tangannya yang memegang tangan kiri Gilang tanpa sadar.

"Hehe maaf Kapt." Shila menyengir kuda dan melepaskan tangan Gilang.

Elang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang