(28). Mainan Impian

437 15 8
                                    

"Kamu adalah kebahagiaanku" -Kapten Gilang.



Shila mencium aroma sedap dari lunch box punyanya, hari ini ia memasak makanan untuk Gilang. Berbagai macam makanan empat sehat lima sempurna sudah tertata rapih di lunch box ini.

"DAH SIAP" ucap Shila menutup lunch boxnya. "Tinggal kasih ke pacar aku deh"

Lalu ia menaronya ke dalam paper bag berwarna mocca dan tak lupa juga ia memasukan air mineral.

Shila membuka celemeknya dan meletakkannya seenak jidatnya. Dengan pakaian kaos panjang berwarna putih dan celana kulot levis berwarna hitam serta bandana merah tak lupa untuk di pakai di kepalanya. Ia sudah siap mengantar makan siang untuk Gilang.

Ia terus berjalan sampai provos sana dengan wajah tersenyum bahagia, tak peduli dengan senior genit yang berada di lapangan untuk menggodanya.

"Neng Shila" panggil Witan dari lapangan ketika melihat Shila berjalan sendiri "Wangi amat, mau kemana? Mau anterin makanan untuk Kapten Gilang ya? Palingan Kapten Gilangnya udah makan, mendingan makanannya untuk Abang aja" cerocos Witan tak ada hentinya.

"Liat tuh senior lo, ga jelas banget ege" Bisik Ilham pada rekan di sampingnya yang tengah melihat Witan menggoda Shila.

"Bukan senior gue itumah" sahut Tara rekan Ilham.

"Udah jomblo banyak halu pula, pantesan Shila ga suka" Ilham terus mengomentari Witan yang notabene sebagai seniornya.

"Itu namanya perjuangan wei"

"Gigi lu perjuangan. Pantes aja Shila lebih milih anaknya Komandan dari pada sama bang Witan. Dasar senior aneh" mulut Ilham tak ada hentinya untuk mengomentari Witan. Senior itu memang selalu menjadi topik terhangat di Batalyon ini.

"Ga boleh ngomong gitu, senior modelan kek bang Witan itu langka tau hampir punah malahan. Kita harusnya bersyukur punya senior kaya dia" ucap Tara sembari tersenyum.

Wajah Ilham datar saat Tara mengatakan bersyukur punya senior kaya dia. Boro-boro bersyukur, darah tinggi malah iya. Ilham tidak suka dengan Witan karna seenak jidatnya suka memerintah hal-hal aneh, apalagi jika di barak. Mereka tidak ada hentinya untuk ribut adu bacot. Rasanya Ilham ingin sekali cepat-cepat menikah dan tidak lagi tidur di barak. Ya mau bagaimana lagi, nasib jomblo memang selalu serba salah.

"Mba Shila ya?" Tanya tukang ojek online saat melihat Shila yang sedang menunggu.

"Iya bang, anterin saya sesuai pesanan"

"Dipake dulu mba helmnya" ucap tukang ojek sembari memberikan helm berwarna merah padanya.

Shila menerima helmnya, lalu dipakai ke kepala. Motor tukang ojek meninggalkan perkarangan batalyon. Ia mengantarkan Shila ke Halim Perdanakusuma sesuai pesanan pada aplikasinya.

"Abang baru keluar order apa gimana bang?" Tanya Shila.

"Iya baru neng, neng pelanggan pertama saya" jawab Abang tukang ojek sembari tertawa.

"Busrett si abang, kesiangan ceritanya nih" goda Shila.

"Gitulah neng"

Elang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang