(29). Rencana Pernikahan

539 17 1
                                    

"Kamu yang aku tunggu untuk menjadi pendamping hidupku" -Kapt. Gilang




Sudah sebulan ini, Shila melewati semuanya bersama Gilang. Kedua pasangan itu saling melengkapi satu sama lain. Bagi Gilang, kebahagiaan Shila yang utama. Gilang sangat bersyukur memiliki Shila, wanita sederhana, cantik, baik dan ramah pada semua orang membuat Gilang jatuh cinta padanya.

Dulu, memang Gilang tidak menyukai Shila. Namun saat ini, ia dibuat tergila-gila oleh wanita yang tengah tersenyum di meja makan sembari mengunyah makanannya.

"Hmm, enak makanannya Mas. Aku suka" ucap Shila sembari memakan steak miliknya.

"Makan yang banyak, biar cepet gede" Gilang menyahutinya dengan santai.

Seketika mendengar ucapan Gilang, Shila menghentikan makannya. Ia beralih menatap Gilang "Apa maksudnya ngomong kaya gitu?"

Gilang dibuat bingung dengan ucapan Shila "Yaa kan bener, tujuan makan biar badannya gede. Salah emang saya ngomong?"

"Salah. Mas ngomong kaya gitu, aku merasa badan aku kecil tau" ucap Shila cemberut.

"Emang kenyataan" Gilang kembali melahap steaknya.

"Siap, percaya yang badannya kek hulk" Shila melirik sinis ke Gilang.

"Bukan Hulk tapi sixpack" jelas Gilang.

"Iyain biar kelar"

Akhirnya, acara makan siang sudah selesai. Saat ini keluarga Gilang dan keluarga Shila sedang menginap di sebuah apartemen milik Mia, Mamanya Gilang. Ini adalah ide Mia biar mereka saling dekat dan saling mengenal lebih jauh lagi.

Saat berada di dalam lift, mereka semua saling mengobrol asik.

"Iya tau, udah pacaran. Gausah bikin jomblo iri juga kali" cetus Devi di pojok dekat pintu lift. Ia saudara Gilang.

Semua yang berada di lift melihat ke arah keduanya, dengan cueknya Gilang tetap menggenggam tangan Shila tanpa mau melepasnya.

"Makanya cari cowok, biar ga jomblo" ucap Gilang dengan santainya.

"Emang aku cewek apaan"

"Kalo di liat-liat, kayanya Devan suka sama kamu deh"

"Apaan si ga jelas banget kamu bang" Devi menatap horor ke arah Gilang.

"Suka pulang bareng juga, kemarin kita liat kan sayang?" Gilang menepuk bahu Shila memastikannya.

Shila hanya mengangguk dan tersenyum "Mau ngeles apa lagi kamu?"

Saat pintu lift terbuka, buru-buru Devi keluar "Tau ah males" katanya dengan wajah badmood.

Gilang dan Shila saling menatap ketika Devi keluar lift dengan wajah seperti itu. Puas sekali rasanya untuk Gilang menggoda sepupu perempuan yang tengil itu.

"Tuh kan mas, Devi nya marah" ucap Shila di luar lift.

"Biarin aja" Gilang menggandeng tangan Shila kembali.

Ketika sampai di sebuah apartemen besar dan mewah milik Mamanya Gilang. Shila nampak tercengang dengan isi di dalamnya, betapa mewahnya arsitektur apartemen di tambah dengan perabotan yang tak kalah mewahnya. Orang kaya memang sulit di mengerti.

"Kenapa?" Gilang yang sejak tadi mengamati wajah Shila tampak kebingungan dengan kekasihnya itu.

"Gede banget apartemennya mas" Shila menyahuti dengan wajah lebih kebingungan dari Gilang.

"Kirain saya kenapa kamu ini, ternyata cuma liat apartemen doang mukanya sampe kaya gitu"

"Biasa mas, jiwa misquin aku suka meronta-ronta" Shila menyengir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Elang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang