(24). Sangat Khawatir

265 20 1
                                    

"Aku sangat merindukanmu" -Serda Ashila.


"LIONIL KAMU DIMANA??" Panggil Shila mencari keberadaan bocah laki-laki itu, saat ini mereka sedang bermain petak umpat Lionil yang mengajaknya.

Shila mengusap keringat di keningnya sangat terasa cuaca kali ini cukup panas padahal baru jam sepuluh. Ia terus mencari keberadaan Lionil di sekitar Batalyon, dari pohon, ruangan, sampai taman ia cari tetapi apa? Ia sama sekali tidak melihat bocah ganteng itu.

"Lionil kemana sih kok di cariin engga ada?" Shila menengok kanan kiri. Pandangannya entah kenapa tertuju pada provos di depan sana.

Terlihat disana terdapat anak kecil dengan baju Doraemon dan seorang laki-laki yang tak asing baginya. Keduanya tampak begitu bahagia dengan benda di tangan pria itu.

Shila memicingkan matanya dan melangkahkan kakinya menuju provos.

"Tante cariin ternyata kamu ada disini" ucap Shila pada Lionil yang sedang memakan permen susu.

Lalu Shila melihat pria di sampingnya, ternyata "Kapten Gilang" gumamnya.

Ngepain Kapten Gilang kesini? Batinnya.

"Kapten ngepain kesini?" Tanya Shila seperti tidak senang dengan kehadirannya. Bagaimana tidak, dia berusaha untuk menjauhinya namun semester selalu mempertemukan dirinya dengan Gilang. Jadi semakin sulit untuk lupa.

"Saya kesini atas perintah Mama saya untuk menjaga Lionil" jawab Gilang datar. Jawaban itu di dapat oleh anggukan Shila.

"Ayo kita main petak umpat lagi" Pinta Lionil "Sekarang aku yang jaga, Abang sama Tante yang ngumpet"

Shila dan Gilang saling menatap heran atas permintaan Lionil.

Lionil membalikkan badannya dan menutup matanya ke dinding provos "Aku hitung sampai sepuluh, kalian udah ngumpet ya. Satu, dua, tiga..."

Tanpa pikir panjang, Gilang mengambil salah satu tangan Shila dan membawanya pergi ke sebuah dinding besar. Mereka berdua mengumpat agar tidak ketahuan Lionil. Satu yang pasti, jika perbuatan Gilang barusan membuat Shila kaget bukan main. Bahkan saat ini tangannya masih di genggam erat oleh Gilang.

Shila mengamati wajah pria di sampingnya, pria itu sedang mengawasi keadaan yang ia lihat. Wajah tampannya itu membuat ia tidak bisa melupakannya. Rasanya tak nyaman berada di tempat sepi dan hanya Gilang dan Shila saja disini.

Genggaman ini? Genggaman yang selalu aku inginkan waktu dulu.

"Maaf Kapten" Shila melepas tangannya yang di genggam oleh Gilang "Saya ga nyaman"

Percayalah, di kalimat terakhir yang di lontarkan perempuan ini membuat Gilang merasa sakit. Apa ini kode kalau Shila membenci dirinya?. Jika di lihat seharusnya sangat benar, Shila sudah tidak lagi mengejarnya bahkan ia sudah menjauhi Gilang.

Apa kamu membenci saya Shila? Sampai saya genggam tanganmu, dan kamu tidak nyaman dengan itu. Batin Gilang, matanya tak bisa berpaling dari perempuan di sampingnya.

"Saya minta maaf, seharusnya saya tidak melakukan itu" ucap permintaan bersalah Gilang.

"Gapapa Kapt." Jawab Shila tanpa melihat ke Gilang.

"KALIAN KETAUAN" Tiba-tiba saja Lionil menemukan mereka berdua dengan wajah cerianya "Yeayyy akhirnya aku bisa nemuin Tante sama Abang" Lionil loncat-loncat kegirangan.

"Berhubung aku berhasil nemuin Abang sama Tante, jadi kalian berdua harus beliin aku ice cream" jelas Lionil "Beli dua ya" Jarinya menunjukkan angka 2.

"Ga masalah, mau Lionil minta lebih juga Abang akan belikan" Gilang mengambil tangan Lionil dan mengajaknya untuk ke kantin dekat Batalyon.

Elang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang