Hari ini telah tiba, tepatnya pada hari Sabtu tanggal 5 Oktober 2019. TNI kini sedang mengadakan ulang tahunnya yang ke-74. Tak terasa waktu begitu cepat untuk memeriahkan kembali acara ini.
Satu bulan terakhir, Shila sudah di gembleng di tahun ini sebagai tim penerjun. Dirinya sangat senang sekali bisa kembali memeriahkan HUT TNI lagi, karena di tahun ini sangat spesial dengan kehadiran Kapten Gilang di hidupnya. Ya walaupun belum bisa memiliki seutuhnya, tetapi Shila terus berusaha untuk mendapatkan hati sang Kapten, jika belum bisa juga mungkin dengan cara me-meletnya. Eh astagfirullah bercanda.
Setelah menunaikan sholat subuh berjamaah di masjid, Shila dan rekannya kembali ke mess untuk makan bersama.
"Yah nasi kotak lagi" ucap ngeluh Cikka setelah menerima nasi kotak dari Viani rekannya.
"Kamu harus bersyukur Cikka" timpal Shila di sebelahnya.
"Iya" setelah mengatakan itu Cikka makan nasi kotaknya.
Sudah di beri waktu 10 menit untuk dirinya dan timnya makan terlebih dahulu dan bersiap-siap. Kemudian tim penerjun bergegas untuk ke ruangan kesehatan dan mengecek tensi darahnya. Ketika Shila sedang melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja pemandangan luar biasa terlihat dari arah lapangan dengan adanya Gilang di sana.
"Kapten Gilang semangattt" Shila menghentikan langkahnya dan meneriaki Gilang.
Rekan Shila yang tengah berjalan di depannya pun seketika langsung menengok kearahnya begitu pun dengan Gilang. Ia juga sempat menengok namun hanya sebentar saja.
"Kok malah pergi sih" ucap Shila cemberut dengan kepergian Gilang.
"Sabar ya adekku" ucap Briptu Salsa sembari menepuk pundak Shila.
"Siap mba" Shila menyahutinya dengan tidak semangat.
"Kok lemes sih? Kamu harus semangat dong, kan sekarang waktunya kamu tunjukkin sama Kapten Gilang kalo kamu bisa jadi wanita idamannya. Pasti nanti Kapten Gilang akan bangga sama kamu"
"Iya juga ya mba" Shila sedikit berpikir dengan omongan Briptu Salsa tadi.
Sesampainya mereka di ruangan kesehatan. Shila menghampiri Cikka yang sedang tensi darah dengan dokter di depannya. Setelah selesai Cikka berdiri dan membelakangi Shila di kursinya tadi.
"Santai bro santai" Cikka memegang pundak Shila untuk menenangkannya, karena wajah Shila saat ini sangat tegang.
Dokter yang di hadapan Shila kini sedang memakaikan alat tensi ke otot kiri Shila. Lalu dokter itu pun memompa alatnya. Semakin di pompa alat yang di otot Shila mengembang dan Shila merasa ototnya seperti di jepit.
Ia mencuri-curi pandang ke alat tensi itu penasaran sekali dengan hasilnya. Setelah selesai, dokter melepaskannya alat tensinya.
"Alhamdulillah darahnya normal ya mba" kata dokter Nindi yang memeriksa Shila. Mendapatkan jawaban dari dokter, Shila sangat lega sekali.
selesai mencatat di kertas, dokter Nindi memberikan kertas itu pada Shila "semangat ya" ucap dokter Nindi sambil berdiri.
"Siap mba" jawab Shila dengan senyumannya.
"Dokter engga ada niat untuk kasih semangat ke saya? Saya juga butuh semangat lo pagi-pagi gini" Cikka yang berada di belakang Shila menyahuti dengan membuang wajahnya.
"Oh Cikka butuh semangat juga, bukannya kamu sudah di semangati sama Letnan Dion ya" ucap dokter Nindi.
"Kan beda lagi dok"
*****
Semua tim penerjun tengah bersiap-siap mengecek kembali barang-barang bawaannya. Termasuk Shila dan Cikka, dua wanita itu sedang sibuk membereskan barang-barang untuk dimasukan ke dalam tas dengan teliti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang Biru
Short StoryAshila Cakra Nuella, wanita dari kesatuan TNI Angkatan Darat yang merupakan bagian dari baret merah Kopassus. Semenjak bertemu sekaligus berkenalan dengan sang Kapten Pnb. Gilang Pradana Dirgantara yang pindah dari Skadron Udara 3 dan menjabat sebag...