(23). Terasa Asing

274 21 4
                                    


"Harusnya kita engga seasing ini" -Serda Ashila.


Perempuan dengan seragam lorengnya sedari tadi tampak gelisah, bagaimana tidak ia duduk dengan posisi wajah di letakan di atas meja dan tangan miliknya menggenggam erat telepon genggamnya seperti sedang menunggu balasan chat dari seseorang.

"Ish kenapa mas Galuh engga bales chat aku sih" gumam Shila sedih.

"AAAA... MAS GALUH AKU KANGENNN!!" lirihnya dengan wajah di sembunyikan oleh kedua tangannya.

Cikka tepat berada di sana pun hanya melihatnya dengan tatapan aneh dan tak percaya jika sahabatnya sedang rindu berat, padahal semalam ia melihat Shila masih telponan dengan Galuh.

"Waktu malem kan lu udah telponan Shila" ucap Cikka, lalu duduk di sebelahnya membawa pop mie extra pedas.

Shila membenarkan posisinya "Kan itu mah malem, sekarang harusnya beda lagi" jawab Shila cemberut.

"Siapa suruh punya pacar Brimob dan sekarang di tugasin di pelosok Papua. Apa ga ngeri lo?" Cikka dengan mulut laknatnya malah berbicara seperti itu.

"Huaaaa... Cikka kamu kenapa ngomong kaya gitu sihh? Kan aku jadi overthinking nihh"

"Gitu doang overthinking, dih ga jelas" balas Cikka sembari memakan mienya.

Kesal dengan perkataan Cikka, Shila lebih memilih meninggalkannya sendiri di ruangan. Ia memilih untuk jalan-jalan di sekitar batalyon saja walau di pikiran sedang memikirkan Galuh.

Berjalan seperti tidak ada semangat dan tujuannya entah kemana membuat dirinya menjadi semakin gelisah. Orang-orang yang berada di sekitar batalyon pun melihat ke arahnya dan mencoba untuk menggodanya.

"Eh neng Shila, kok sendirian aja. Mau abang temenin ga?" Ucap Sertu Witan dengan candaan, ini bukan pertama kali ia menggoda perempuan itu bahkan ini sudah menjadi makannya sehari-hari.

"Lah kok gue malah di cuekin sih, tumben amat tuh bocah" Witan terkekeh ketika melihat Shila berjalan begitu saja tanpa menyahutnya. Perempuan itu biasanya menyahut, tapi kali ini tidak.

"Makanya mandi dulu bang sebelum godain Shila" kata Serda Ilham dengan kurang ajarnya. Laki-laki ini seangkatan dengan Shila memang selalu seperti itu kelakuan, mulutnya selalu saja bercecar entah kemana.

"Serda Ilham sikap tobat kamu sekarang" perintah Sertu Witan.

"Siap bang" jawab lantang Serda Ilham. Ia langsung melaksanakan perintah seniornya.

Teman-teman baik dari Sertu Witan dan Serda Ilham yang tengah berada di sana ikut menahan tawanya. Kelakuan dua pria ini memang sebelas dua belas jika keduanya satu tim.

"TANTE SHILA" panggilan anak kecil dari arah belakang seketika menghentikan langkahnya berjalan. Shila menengok ke sumber suara ternyata sudah ada Lionil keponakan Komandannya.

Anak kecil itu tersenyum "Hallo Lionil. Gimana kabar kamu?" Sapa Shila dengan tangannya, raut wajahnya seketika berubah.

"Hallo juga Tante, Alhamdulillah kabar aku baik" jawab anak pintar "Tante kenapa sendirian disini?" Lionil terus menatapnya.

Shila kelihatan kikuk dan bingung harus jawab apa "Hmm... Anu.. Tante lagi cari angin, di dalem ada Tante Cikka hawanya jadi panas" Jawab Shila dengan bodohnya.

"Oh gitu" Lionil mengangguk mengerti "Ikut aku yuk Tante, kita ke kantin beli ice cream abis itu Tante temenin aku menggambar" ajak Lionil dengan senyuman khasnya.

"YUK YUK" dengan cepat Shila menerima ajakan Lionil. Dari pada ia harus keluyuran batalyon mendingan ikut dengan Lionil sudah pasti bahagia.
















Elang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang