Dua mobil hitam besar tampak berhenti di depan sebuah bangunan bergaya modern malam itu, terlihat beberapa orang yang mengenakan seragam lengkap dengan helm pelindung, masker penutup wajah, dan senjata laras panjang di tangan masing-masing. Mereka turun dan mengendap-endap sambil terus berwaspada memperhatikan sekitar.
Seorang pria mengambil alih dan memimpin tim yang terdiri dari dua belas orang itu. Suara dentuman musik terdengar cukup keras hingga keluar. Dan saat mereka tiba di pintu belakang, sang pria pun memberi aba-aba hingga kemudian seorang anggota tim membuka pintu tersebut. Di dalam suasana begitu ramai dan berisik, beberapa pengunjung asik berjoget mengikuti musik yang dimainkan seorang DJ. Ada juga yang hanya duduk sambil minum whisky. Sorot lampu biru berpendar keseluruh ruangan hingga menyulitkan para anggota tim untuk mengenali wajah yang mereka cari. Akhirnya salah satu anggota menghampiri sang DJ dan mengisyaratkan untuk menghentikan musiknya.
"POLISI!!!! SEMUA DIAM DI TEMPAT!!!"
Sedetik kemudian suasana berubah panik dan kacau. Mereka langsung berlarian ketakutan mendengar teriakan tersebut. Para pelayan pun tak sengaja menjatuhkan gelas-gelas yang mereka bawa karena tertubruk orang-orang disekitar.
"TIARAP!!! LETAKKAN TANGAN DIATAS KEPALA!!!"
Semua pengunjung pun mengikuti perintah komandan polisi yang terus berkeliling itu. Beberapa wanita penghibur tampak histeris dan mencoba bersembunyi di balik meja bar. Namun sang komandan berhasil menggiring mereka untuk duduk berbaris di sofa hitam besar yang ada di dekat meja bar.
"Kumohon, jangan tangkap kami, aku punya dua orang anak yang harus kuberi makan..." cicit salah seorang wanita penghibur berwajah oriental.
"Dimana bos kalian? Katakan padaku dan kalian akan baik-baik saja." Suara sang komandan santai namun begitu mengintimidasi.
"Tu-tuan Kawaki ada di ruangannya, di ujung sana.." seorang wanita penghibur bertubuh sintal memberanikan diri berbicara.
Sang komandan langsung mengarahkan anak buahnya menuju ruangan itu, namun sesuai dugaan ternyata pintunya terkunci. Akhirnya dua orang anggota berusaha mendobraknya.
BRAAKK!!!!
Seorang pria muda berdiri pasrah di dalam ruangan. Pria itu meletakkan kedua tangannya di kepala saat seorang anggota menghampirinya dan membawa borgol.
"Baguslah, melawan pun percuma. Kau ikut dengan kami sekarang!" ucap pria yang memborgolnya itu. Kemudian ia menggiring pria itu keluar.
"Komandan Iruka, kita berhasil menangkap Kawaki.." ucapnya sambil menggenggam kuat pria tahanannya.
"Kerja bagus Naruto, segera bawa dia ke mobil." ucap sang komandan.
🌸🌸🌸
Air mengalir ke dalam sebuah cangkir berwarna putih saat seorang wanita menekan tombol berwarna merah yang ada di dispenser. Kepulan asap mengantarkan aroma kopi yang begitu harum dan siap untuk dinikmati. Wanita itu pun membawa cangkir berisi kopi tersebut ke meja kerjanya. Sudah pukul dua belas dini hari, ia masih harus duduk dihadapan komputernya menyelesaikan laporan penyelidikan sebuah kasus penyelundupan narkoba.
"Laporan sialan." umpatnya sambil kembali duduk. Meniup-niup cangkir kopinya lalu menyesapnya sedikit demi sedikit.
"Sakura, kau masih disini?" Tiba-tiba suara itu terdengar saat seorang pria berambut putih berdiri di pintu.
Wanita bernama Sakura itu menoleh sekilas, "Seperti yang kau lihat." sahutnya.
Pria itu masuk ke dalam ruangan menghampiri Sakura, suara langkahnya terdengar saat pria itu berjalan mendekat. Tidak ada siapapun di sana kecuali mereka berdua. "Mau kubantu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Complicated
RomansaMenjadi seorang polisi wanita dengan paras cantik dan tubuh seksinya adalah sebuah keberuntungan bagi Sakura. Ia ditugaskan untuk menjadi seorang mata-mata dan menyelidiki sebuah sindikat narkoba terbesar di Jepang. Akankah penyamarannya berjalan mu...