Nineteen

737 78 6
                                        

Sakura membuka matanya perlahan, kepalanya terasa amat sangat pusing seperti baru dihantam benda keras. Ia terbaring di suatu ruangan yang asing, di atas ranjang besar berwarna putih. Tak ada apapun di sana kecuali ranjang besar itu. Sakura berusaha menggerakkan tubuhnya namun rasanya sulit. Terlebih saat ia menyadari bahwa kedua tangannya diborgol di tiang ranjang tempat ia tertidur.

"Brengsek! Apa yang telah mereka berikan padaku?" Gumamnya sambil terus meringis merasakan kepalanya yang nyeri.

Sakura terus memperhatikan sekelilingnya, tidak ada siapapun disana. Tidak ada Yahiko maupun anak buahnya yang lain. Merasa memiliki kesempatan, Sakura pun mencoba melepaskan borgol di tangannya. Ia sekuat tenaga memutar ibu jarinya hingga bengkok ke dalam dan mengeluarkan bunyi

TAK!

Sakura meringis menahan sakit saat ia memutar tulang ibu jarinya sendiri, hingga akhirnya tangan kanan Sakura berhasil lolos dari jeratan borgol tersebut. Ia segera menarik kembali ibu jarinya agar kembali seperti semula, kejadian menyakitkan itu membuat wajah Sakura memerah karena menahan teriakan. Beruntung ia sudah terlatih untuk menghadapi situasi seperti ini.

Ruangan kamar itu tampak cukup asing, hawa dingin dan lembab menyapa kala Sakura berjalan menyusuri tempat itu untuk mencari jalan keluar. Kini ia berdiri di depan sebuah pintu besar berwarna hitam, dengan hati-hati ia membuka pintu itu secara perlahan.

Setelah pintu terbuka, yang terlihat di depannya hanyalah sebuah lorong gelap. Sakura sampai bertanya-tanya pukul berapa sekarang? Disini siang dan malam rasanya sama saja. Ia pun memberanikan diri melangkah menyusuri lorong tersebut, sambil tetap waspada dan membaca situasi. Sakura mengendap-endap bagaikan seorang ninja, ia terus berjalan dan berharap menemukan jalan keluar ketika tiba di ujung lorong nanti.

Sakura malah menemukan sebuah tangga besar yang menuju ke bawah, ia mencoba mengintai dari balik dinding besar di dekat tangga tersebut. Tampak tiga orang pria yang tengah berdiri disana, mereka tampak cukup aneh. Ada yang tubuhnya dipenuhi tato, ada yang berambut panjang dan dikuncir seperti orang indian, dan ada yang tinggi besar berwajah mirip ikan hiu. Ketiga pria itu tampaknya sedang berjaga di bawah sana, dan Sakura yakin ia tak mungkin bisa menerobos kesana tanpa ketahuan.

Tiba-tiba muncul satu orang lagi dari arah yang berlawanan, seorang pria berjubah hitam dengan rambut merah menyala dan wajah yang terlihat paling muda. Namun matanya cukup menegaskan bahwa ia bukan orang baik-baik, lalu pria itu berjalan menghampiri ketiga pria tadi.

"Dimana Yahiko?" Pria rambut merah itu bertanya. Dan Sakura pun memasang telinganya tajam-tajam untuk menangkap sinyal pembicaraan mereka.

"Entahlah, aku belum melihatnya." Sahut pria berwajah mirip ikan hiu tadi.

"Cari dia, Tuan besar memintanya datang sekarang juga." Perintah pria berambut merah.

Kemudian Pria berwajah mirip ikan hiu itu pun pergi menuruti perintah. Sementara pria berambut merah tadi beranjak pergi dan menuju tangga.

"Gawat!" Batin Sakura. Pria berambut merah itu menaiki tangga, bisa-bisa Sakura ketahuan olehnya.

Mencoba memperhatikan sekeliling, Sakura pun melihat sebuah lubang udara tepat diatasnya. Ia langsung melompat bagai seekor kera dan memanjat dinding dengan lihai menuju lubang udara itu, kemudian masuk ke dalam dan bersembunyi disana.

Tak lama kemudian pria itu lewat, ia sempat berhenti tepat dibawah posisi Sakura berada dan menoleh ke kanan dan ke kiri. Sakura sampai menahan nafas berusaha agar pria itu tidak menemukannya. Dan akhirnya beberapa detik kemudian pria rambut merah itu kembali berjalan dan Sakura pun bisa sedikit bernafas lega.

Sakura hendak turun dari lubang saluran udara tersebut, namun baru saja ia menurunkan satu kakinya tiba-tiba saja ia mendengar suara yang membuatnya kembali ke posisi semula.

Mission ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang