Sinar matahari mulai memasuki ruang kamar kala Sakura masih tertelungkup dalam tidurnya, kelopak matanya yang merasa terusik pun mulai memperlihatkan sedikit pergerakan. Ia mengeratkan rengkuhannya pada bantal empuk yang menemani tidurnya. Sakura membuka kedua matanya dengan enggan, ia mulai mengerjap menyesuaikan cahaya. Suara debur ombak mulai terdengar bersamaan dengan kicauan burung camar, sungguh sapaan pagi yang mempesona.
Beberapa detik terdiam akhirnya Sakura sedikit berjengit kala merasakan sesuatu di tengkuknya, ia menoleh perlahan dan mendapati Sasuke yang tengah asik mengecupi seluruh bagian belakang tubuhnya yang polos. Hanya ada sehelai selimut yang menutupi dari kaki sampai ke pinggangnya.
"Jam berapa sekarang?" Suara Sakura terdengar lemah.
Sasuke beranjak naik, tangannya mengusap dada Sakura kemudian mengecup lehernya, "Masih pagi."
Mereka berdua bertumpuk di dalam satu selimut yang sama, beberapa pakaian mereka tercecer di lantai menunjukkan betapa membaranya peristiwa yang terjadi tadi malam.
"Aku lapar.." ucap Sakura.
"Sebentar lagi sarapan akan siap, untuk sekarang kita bisa sarapan yang lain.." Ucap Sasuke sambil memainkan jemarinya di antara kedua pangkal paha Sakura.
"Astaga, kau memang tidak ada puasnya.." Sakura sedikit mengeluarkan desahan dalam kalimatnya.
Sasuke menyeringai, "Tidak akan jika bersamamu." Ia pun mulai melebarkan kedua kaki Sakura dan memanjakan wanita itu dengan lidahnya. Pagi-pagi sudah membuat Sakura olah raga pernapasan.
Tok tok tok
Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar, wajah Sakura berubah drastis saat Sasuke menghentikan aksinya.
"Itu pasti pelayan." jawab Sasuke.
Sakura merasa kesal pun turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu tanpa mengenakan sehelai benang pun. Mau bagaimana lagi ingin melanjutkan tapi perut sudah keroncongan. Ia membuka pintu dan berdiri dengan wajah datar di hadapan seorang pelayan pria yang tadi mengetuk pintu.
Pelayan pria itu membulatkan matanya melihat sosok Sakura yang bertelanjang saat membuka pintu. "S-selamat pagi nona, saya ingin mengantar sarapan.."
Sakura melihat dua piring nasi goreng ala hongkong lengkap dengan hiasan tomat dan selada beserta telur mata sapi. Ada beberapa potong roti garlic dengan saus jamur, dan juga kentang goreng. Tak lupa dua gelas es jeruk peras menjadi pelepas dahaga.
"Bawa saja ke dalam." Ucap Sakura yang kemudian masuk dan kembali ke ranjang.
Pelayan itu pun mengucapkan permisi dan meletakkan sebuah nampan berisi sarapan ke atas meja. Ia menoleh ke arah Sasuke, "Sesuai pesanan anda tuan."
"Terima kasih, kau boleh pergi." jawab Sasuke.
Pelayan itu membungkuk ala orang jepang seraya meminta maaf, "Maafkan saya karena mengganggu."
"Tidak masalah, kau tau kan semangat dan gairah pengantin baru.." Sakura menyahut asal, lalu kemudian pelayan itu pergi dengan senyum penuh arti.
Sasuke beranjak dari ranjang, ia sudah mengenakan celana pendek dan berjalan menuju sarapannya kemudian melahap irisan tomat.
Sakura mengenakan kimononya dan menyusul ke meja, ia duduk lalu meneguk minuman sebelum mengeksekusi nasi gorengnya.
"Kau tau? Terkadang apa yang kita ucapkan bisa menjadi kenyataan.." Ucap Sasuke.
"Soal apa? Tadi? Kuharap sebaliknya karena aku tidak ingin hidup dibawah tekanan." Sahut Sakura.
"Ah, jadi menurutmu jika menikah denganku kau berada dibawah tekanan?" Tanya Sasuke yang kemudian juga menyantap sarapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Complicated
RomansaMenjadi seorang polisi wanita dengan paras cantik dan tubuh seksinya adalah sebuah keberuntungan bagi Sakura. Ia ditugaskan untuk menjadi seorang mata-mata dan menyelidiki sebuah sindikat narkoba terbesar di Jepang. Akankah penyamarannya berjalan mu...