Seven

1.6K 208 7
                                    

Sakura menyambut jabatan tangan Sasuke, dengan ini artinya ia menyetujui apa yang telah ditawarkan Sasuke. Sakura menatap tangan Sasuke yang terpaut dengan tangannya, ia bisa melihat bekas luka yang tertinggal di sana. Sakura mengangkatnya dan melihat lebih dekat, bagian tulangnya sedikit membengkak dan ada beberapa luka kecil.

"Kau tidak mengobatinya?" tanya Sakura sambil menoleh dan menatap Sasuke. Namun pria itu hanya diam.

"Aku akan mencari Yamato untuk meminta perban." Sakura berdiri dan hendak pergi namun Sasuke menahannya, Sakura pun menoleh dan melihat pria itu menarik tangannya.

"Ada kotak obat di laci mejaku." Sasuke tak menatap Sakura saat mengatakannya.

Sakura melirik meja yang Sasuke maksud, sebuah meja besar yang terbuat dari kayu jati dan nampak begitu kokoh. Ia pun menghampiri meja tersebut dan membuka laci paling atas, hanya ada tumpukan dokumen disana. Kemudian ia membuka laci kedua, ia hanya menemukan sejumlah senjata seperti pistol, pisau belati, bahkan juga ada geranat. Ia kini membuka laci ketiga, ada sebuah kotak berwarna putih berlambang tanda tambah berwarna merah. Sakura pun mengambil kotak itu dan membawanya kembali menuju sofa.

Sasuke hanya terdiam pasrah saat Sakura memberikan obat tetes pada lukanya. Kemudian Sakura membalut tangannya dengan perban dengan hati-hati, sejenak Sasuke menatap Sakura yang wajahnya tampak serius, kemudian ia tersenyum tipis.

"Kau sudah pandai menjalankan tugasmu."

Sakura memutar matanya, "Anggap saja ini hutang budi karena kau tak menghancurkan wajahku." lalu Sakura tersenyum manis, senyumannya sangat dipaksakan.

"Kau tidak takut padaku?"

Sakura sudah selesai menjadi suster, ia merapihkan kembali kotak obat itu dan hendak mengembalikannya ke laci meja. "Untuk apa aku takut padamu?"

Sasuke tak melepas tatapannya pada Sakura saat wanita itu berjalan mengembalikan kotak obat pada tempatnya. Ia bisa merasakan sikap acuh Sakura yang tak pernah ia temukan pada wanita lainnya, Sasuke pun menyusul Sakura menuju meja dan berdiri di belakangnya. Ia memutar tubuh wanita itu hingga kini menghadap padanya dalam jarak yang sangat dekat.

Sakura melayangkan tatapan tidak ramahnya saat Sasuke menguncinya diantara meja. "Apa maumu?"

Sasuke hanya diam dan terus menatap Sakura dengan tatapan mengerikan, ia bagai psikopat yang telah menemukan target untuk menjadi korbannya. Sasuke membuka laci kedua di meja dan mengambil sebuah belati, dengan gerakan perlahan ia menodongkan belati itu ke leher Sakura. "Aku bisa saja memotong lehermu detik ini juga."

"Lakukan!" Sakura malah menantang, "Buktikan padaku!"

Sasuke cukup terkesima dengan keberanian Sakura. Ia berhasil menguji wanita itu dan tepat seperti dugaannya, Sakura tak gentar dengan ancaman yang diberikan Sasuke. Ia melempar belatinya ke sembarang tempat lalu bergerak mengangkat tubuh Sakura ke atas meja.

Kedua tangan Sakura otomatis melingkar di bahu Sasuke, ia menatapnya penuh tanda tanya sampai akhirnya Sakura bisa merasakan bibir Sasuke yang dingin telah melumat bibirnya. Ia membuka kakinya lebar-lebar di antara pinggang Sasuke hingga tubuh keduanya merapat.

Mereka berdua berciuman dengan mesra layaknya sepasang kekasih, tangan Sakura bahkan menjelajah ke leher hingga mengacak rambut Sasuke.

Tok tok

Pintu ruangan terbukan saat Konan masuk, wanita itu berdiri terpaku melihat adegan di depan matanya.

"B-bos.." ucap Konan dengan perlahan.

Sasuke melepas ciumannya lalu melirik ke arah Konan, "Ada apa?"

Sakura dengan sengaja tak memberi Sasuke kesempatan untuk bicara. Ia malah bertingkah manja sambil terus menciumin bibir Sasuke dengan mesra. Sekilas Sakura menoleh ke belakang dan mengerling pada Konan.

Mission ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang