Suasana markas besar kepolisian Tokyo cukup sepi siang itu. Waktu istirahat semua orang meninggalkan kantor untuk makan siang di luar. Namun Sakura masih duduk manis di kursinya sambil memainkan keyboard. Ia masih harus mengerjakan laporan di komputernya.
Karin masuk ke dalam ruangan dan menghampiri meja Sakura. "Apa kau terlalu sibuk untuk sekedar minum kopi di kafe?"
Sakura menoleh dan melihat Karin berdiri di belakang bangkunya. "Mungkin tidak sekarang, aku sedang tidak ingin kemana-mana." Jawab Sakura.
"Ada apa lagi? Kau kan perlu asupan nutrisi, lihat tubuhmu semakin kurus seperti tengkorak." Sindir Karin.
Sakura terkekeh, "Kau duluan saja, mungkin aku akan memesan layanan pesan antar makanan saja nanti."
Karin meremas bahu Sakura, "Baiklah, kalau begitu mungkin sebaiknya aku mengajak Toneri.." Kemudian Karin menaikkan alisnya dua kali.
Sakura memutar bola matanya sebagai tanggapan, tidak tau mau merespon bagaimana lagi jika mendengar nama itu. Akhirnya Karin meninggalkannya seorang diri, ia pun melanjutkan pekerjaannya dan fokus pada layar komputer.
Beberapa detik kemudian seseorang kembali menyentuh bahunya. "Astaga! Sudah kubilang kau duluan saja, aku jadi tidak fokus!" omel Sakura.
Tak mendengar jawaban apa-apa. Akhirnya Sakura menoleh, dan kedua emeraldnya pun melebar, ia terkejut karena ternyata bukan Karin yang berdiri di belakangnya kali ini melainkan Sasuke.
"Apa kantor polisi tidak mengizinkan anggotanya makan siang?" Tanya pria itu.
Sakura terkekeh, "Aku sedang malas keluar, kenapa kau tiba-tiba kesini tanpa memberitahuku?"
"Kejutan." Jawab Sasuke datar.
"Oh aku terkejut." Balas Sakura tak kalah datar.
"Ayo makan diluar, ada yang ingin kubicarakan denganmu." Ucap Sasuke.
"Entahlah Sasuke, aku masih banyak pekerjaan." Ucap Sakura sambil menunjuk layar komputernya.
"Kau ingin aku memohon atau memaksa?" Tanya Sasuke.
Sakura mengerling, "Bagaimana jika memohon?"
"Sepertinya aku lebih suka menyeretmu keluar dari sini.." Ucap Sasuke santai.
"Aku tidak yakin kau bisa melakukannya.." Sakura menantang pria itu.
Sasuke pun mendekat, bibirnya menyapu belakang leher Sakura sambil berkata. "Jika kau menolak, aku akan memperkosamu disini. Tepat di atas meja kerjamu."
Sakura menatap Sasuke beberapa detik, kemudian ia mengendikkan bahunya. "Baiklah, kalau begitu aku bersiap dulu."
Sakura pun mematikan komputernya dan segera membereskan mejanya. Sasuke ikut membantu dan hal itu rupanya tak luput dari perhatian Toneri yang sejak tadi berdiri di pintu sambil memandang mereka dengan ekpresi yang sulit diartikan.
Setelah selesai Sakura dan Sasuke meninggalkan ruangan sambil bergandengan tangan. Toneri pun langsung bersembunyi sebelum mereka berjalan menuju lift lalu menunggu disana.
Sasuke memperhatikan penampilan Sakura yang mengenakan rok hitam pendek dan kemeja satin lengan panjang berwarna hijau lumut. Kakinya mengenakan sepatu heels yang membuatnya begitu terlihat sexy dan elegant.
"Kau sangat cantik." Sasuke memuji dengan tulus.
Sakura tersenyum manis sebagai balasan, "Terima kasih."
Dan tak lama kemudian Toneri pun akhirnya muncul dan hendak merusak suasana. "Wah, kebetulan sekali. Kalian mau kemana?" ia bertanya basa-basi.
"Kurasa itu bukan urusanmu." Sakura menjawab ketus tapi tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Complicated
RomanceMenjadi seorang polisi wanita dengan paras cantik dan tubuh seksinya adalah sebuah keberuntungan bagi Sakura. Ia ditugaskan untuk menjadi seorang mata-mata dan menyelidiki sebuah sindikat narkoba terbesar di Jepang. Akankah penyamarannya berjalan mu...