6. Nembak

52 4 0
                                    

Malam hari seperti biasa Abzar belajar untuk ulangan besok. Tapi, dia mengistirahatkan diri sebentar dengan bermain handphone. Dia hanya sedang chattingan dengan sepupunya yang merupakan teman Safara.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flasha Audisa Tari, dia sepupu dari Bundanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flasha Audisa Tari, dia sepupu dari Bundanya. Gadis itu memang tidak tahu mengenai perasaan Abzar, bukan karena tak dekat. Abzar tahu watak Flasha seperti apa. Jika dia mengetahui itu sejak awal mungkin akan terus dicengcengin karena Flasha orangnya gemas sendiri dengan tingkah seseorang ketika menaksir.

"Abzar," panggil Bunda Leva memasuki kamar Abzar. "Ya, Bunda."

"Mau kue gak?" Leva menyimpan kue bolu di nakas. Lalu duduk di bibir ranjang.

"Taro aja Bun, nanti Aa makan."

"Besok ulangan apa?" tanya Bunda.

"Ulangan Dasar Desain Grafis. Pelajaran kejuruan."

"Mau Bunda siapin gak bukunya?"

"Gak usah Bunda, Aa sendiri aja. Bunda ke kamar aja, udah malam, tidur ya." ucap Abzar dengan lembut sambil mencium pipi Leva. Melihat tindakan Abzar membuat Leva tersenyum bangga.

Bagaimana didikannya selama ini benar-benar dipelajari Abzar. Anak laki-lakinya sudah besar, perasaannya Leva masih menyiapkan buku untuk Abzar kecil dimalam hari. Sekarang anak itu sudah bisa sendiri. Abzar yang merupakan anak tunggal selalu apa-apa sendiri. Walau bundanya selalu memanjakan Abzar, tetapi cowok itu belajar mandiri dan dewasa. Bahkan Abzar sudah menginjak usia 17 tahun beberapa bulan yang lalu.

Namun Abzar belum membuat KTP, katanya sih mau nunggu 18 tahun. Tapi, karena desakkan Papa Abidzar. Jadi Abzar akan membuatnya bulan depan.

"Yaudah kalau gitu, Bunda ke kamar. Kamu jangan begadang buat belajar, kalau udah ngantuk jangan dipaksain. Bunda bakal marah kalau kamu begadang!" ucap Leva.

Abzar mengangguk saja seraya memberikan gestur hormat. Sebelum keluar kamar, Bunda mencium pucuk kepala Abzar dengan sayang.

....

"Bang Mahen!" teriak Abzar memanggil lelaki bertubuh tinggi. Dia menoleh lalu tersenyum menyapa Abzar. "Kenapa Zar?"

"Lo pulang sekolah sibuk gak?"

[2] The Hidden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang