9. Bagian meresahkan

44 3 0
                                    

Berkali-kali Safara berdecak, diwaktu pulang ini mereka menghabiskan waktu sebentar di kantin. Kantin juga tidak sepi, masih banyak murid yang mengisi perutnya setelah berjam-jam di ruangan dengan soal ujian terakhir.

"Akhirnya beres juga ya ulangan, huh, capek banget! Mana bentar lagi pkl. Gak dikasih nafas dulu, edan!" oceh Flasha.

"Semoga aja gak stres sih," celetuk Nada

"Anda stres?" tanya Flasha, bercanda.

"Stres dikit, tapi gapapa, bentar lagi gila!" balas Nada dengan sedikit kelakar.

"Eh, gibah yuk!" ajak Flasha.

"Gak usah nambah dosa, anjir!" sahut Safara.

"Gibahin Abzar,"

"Dih, gak ada kerjaan! Mending-"

"Hai," Ucapan Safara tadi terpotong oleh suara Abzar. Ini namanya pucuk dicinta ulam pun tiba. Lelaki itu tiba-tiba berdiri dibelakang Safara bersama Bintang disebelahnya.

"Ngapain?!" ketus Safara dengan alis menekuk tajam. Tanda dia tak suka dengan kehadiran Abzar. Namun lelaki itu hanya menampilkan senyuman lalu memberi paper bag kepada Safara.

Hampir pasang mata itu tertuju ke meja mereka. Jelaslah, Abzar yang menjadi salah satu most wanted di sekolah karena tampan, baik dan pintar. Serta anak taekwondo yang sering ikut serta dalam kompetisi pertandingan taekwondo di tingkat provinsi maupun kota.

Mereka sempat berbisik-bisik dan bertanya-tanya. Dulu, Abzar memang banyak dekat dengan cewek-cewek disekolah tapi hanya sekedar mengobrol. Entahlah sikap mana yang membuat mereka akhirnya jatuh cinta dengan Abzar. Tapi, Abzar sekalipun tak pernah memberikan mereka hadiah. Semacam coklat, atau apapun itu yang membuat mereka semakin berharap lebih.

Ini pertama kalinya, Abzar memberikan sesuatu pada seorang perempuan. Yakni gadis yang kemarin ditembaknya dilapangan. Ajaib bukan? Bahkan rumor Abzar berpacaran dengan Sella saja masih beberapa Minggu yang lalu dibicarakan. Sekarang, Abzar menggantinya dengan nyata, bukan sekedar rumor biasa.

"Apaan?!" Masih dengan nada tak bersahabat, Abzar menyimpan paper bag itu dimeja karena Safara tak kunjung mengambil.

"Buat kamu. Jangan pulang dulu ya? Aku ada latihan futsal, nanti aku jemput, oke?" kata Abzar sembari mengusap pucuk kepala Safara membuat ketiga temannya Safara terpekik kesenangan. Padahal siapa yang dibaperin.

Bintang memutar bola matanya jengah dengan segala kebucinan Abzar yang perlahan muncul. Ia melihat sekelilingnya yang ternyata terkejut melihat tindakan sahabatnya itu.

"Apaan sih! Terserah gue dong!" ketusnya. "Sana pergi!"

Abzar membuat flying kiss pada Safara sebelum menarik Bintang pergi. Ketiga sahabatnya seketika langsung heboh, seraya mengambil paper bag yang diberikan Abzar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2] The Hidden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang