3. Belajar Bareng

67 4 0
                                    

Hari Senin sudah ujian maka dihari Sabtu banyak kelas free. Guru-guru sibuk mempersiapkan ujian dan tak banyak kelas dibubarkan. Banyak murid-murid yang membawa tas diluar kelas namun tak kunjung pulang.

Beberapa guru tengah menempelkan kertas berupa nama-nama peserta ujian yang diacak lalu disatukan dalam satu ruangan.

Tentu banyak murid yang keliling mencari namanya disetiap kelas. Ketika ketemu namanya, banyak reaksi wajah yang berbeda-beda. Ada yang senang, sedih, kesal, dan biasa saja. Satu ruangan sudah terdiri dari 40 murid yang ditempatkan dengan jurusan dan angkatan kelas berbeda-beda.

"Zar, liat kelas TKJ dua deh." titah Pasha begitu datang menghampiri teman-temannya.

"Kenapa?" Sikapnya acuh karena sibuk bermain game diponselnya.

"Lo ujian disana, sama Rano terus gue, Kenneth. Bintang sendiri di kelas Multi." ucap Pasha, memberitahu.

"Eh, anjing diserang bangsat!" Umpatan keluar dari mulut Abzar. Bintang yang mabar dengan Abzar tak menanggapi Pasha bicara.

"Woi Tang! Lo ganti namalah, pake beda kelas segala. Gue gak bisa nyontek lo!" ujar Pasha mendengus kesal karena diacuhkan. Sedangkan Rano dan Kenneth pergi membeli mie ayam.

"Bodo amat anying, gue bersyukur gak ditempatin yang sama kayak lo." balas Bintang tanpa menatap Pasha.

"Makanya belajar jangan pas mau ujian, Sha." sambung Abzar, cekikikan sendiri.

"Dih lo juga suka nyontek, ye!"

"Itu pas gue gak tau aja jawabannya." elak Abzar.

Pasha tak menanggapi, justru dia cekikikan sendiri membuat Bintang dan Abzar kompak menoleh. Raut mereka sedikit was-was, takut jika Pasha kesurupan.

"Lo kenapa?" tanya Bintang, bergidik sendiri jika benar kalau Pasha kesurupan.

"Zar, coba liat ke TKJ dua. Lo bakal kaget sih, hahaha!" Selepas itu dia tertawa membuat keduanya segera berlari keluar kelas yang memang sedang kosong. Mereka semua telah pulang jadi pantas saja jika Pasha dikira kesurupan.

"Eh, anjir gue ditinggal!" teriak Pasha. Ikut berlari menyusul mereka.

Abzar penasaran kenapa Pasha begitu kukuh menyuruhnya melihat daftar nama dikelas 11 TKJ-2. Sekolah masih ramai oleh anak cowok yang menongkrong. Abzar bersama Bintang akhirnya melihat kertas nama peserta yang ditempel dipintu kelas.

"Anjir gue duduk sama si Sony." cetus Abzar begitu melihat tempat urut duduknya.

Sony anak kelas 12 TKJ-3. Orangnya annoying sehingga Abzar malas duduk sebelahan nanti dengannya. Cowok itu juga berisik, walau Abzar memiliki sifat ekstrovert namun dia tidak serame Sony. Dia juga sering nongkrong di warung Bams tapi jarang untuk mengobrol dengan Abzar.

"Emm pantes," sahut Bintang mengangguk-anggukkan kepalanya paham kenapa Pasha begitu memaksa Abzar melihat daftar nama. "Lo seruangan sama Safara."

Sudut bibir Abzar tertarik sehingga nampak seperti smirk. Melihat tempat duduk Safara dekat dengannya membuat perut Abzar menggelitik. Hatinya berdesir. Memang sepertinya takdir tengah ingin menyatukan mereka.

"Tempat meja lo sebelahan sama meja Safara. Nama depan lo juga S, jadi maklum deketan."

Rasanya Abzar ingin terbang menembus awan saat ini juga. Senang pastinya melihat kabar seperti ini, dan dia bersyukur. Apa dia harus berterimakasih pada Bunda karena memberikan nama depan Syamiratul? Atau mungkin orangtuanya Safara?

"Senin gue mau caper ke Safara."

....

Minggu ini, biasanya Abzar setiap pulang latihan taekwondo akan pergi bersama teman-temannya. Mereka biasa sunmori, tapi untuk hari ini Abzar akan free dirumah. Dia hanya berkutat dengan buku dan laptop dikamar.

[2] The Hidden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang