Gavrizel memijat pelipisnya yang terasa pening. Pekerjaan kantor selalu bertambah, masalah selalu datang menimpa pria itu.
"Rindu sekali dengan Mella. Dia sedang apa, ya?" Gumam Gavrizel.
Gavrizel mengamati keberadaan Mella menggunakan GPS yang ia pasang di gelang hitam milik Mella.
"Club?" Gumamnya.
"Apa-apaan ini?!"
Gavrizel dengan cepat keluar dari ruangannya. Ia harus segera menyusul wanitanya. Kenapa bisa Mella berada di tempat menjijikan itu? Buat apa juga wanita itu ke sana?
•••••
Saat sampai, Gavrizel memarkirkan mobilnya dengan asal. Ia langsung masuk ke dalam tempat itu.
Matanya menelisik mencari keberadaan orang yang dicintainya.
Orang-orang tampak ramai sedang berjoget, membuat Gavrizel sulit untuk menemukan keberadaan Mella.
Tidak sedikit juga para jalang menghampiri Gavrizel. Namun dengan kasar, Gavrizel mendorong para jalang-jalang itu, lalu membiarkannya begitu saja.
Netra matanya tak sengaja melihat wanitanya tengah disentuh oleh lelaki yang entah siapa namanya.
Rahangnya mengeras, tangannya mengepal kuat.
Dengan cepat, ia membanting tubuh laki-laki itu. "Jangan berani kamu menyentuh milik Saya!" Gavrizel menghajar laki-laki itu habis-habisan.
"Dasar lelaki hidung belang! Saya akan beri pelajaran pada kamu!" Terakhir, Gavrizel menendang tubuh laki-laki itu hingga terpental.
"Sayang?" Gavrizel mengusap lembut pipi Mella.
"Nghhh, panash Izell," Racau Mella meraba dirinya sendiri.
"Sial! Obat perangsang." Gavrizel menggendong Mella ala bridal style.
"Saya pesan kamar untuk satu malam."
"Baik, tunggu sebentar, ya, Pak."
"Ini kuncinya, Pak. Terima kasih!"
Gavrizel mengambil kunci itu. Ia segara menuju kamar yang tadi sudah ia pesan.
"Panas... Sentuh, please..."
"Iya, sabar ya, sayang." Setelah pintu berhasil dibuka, Gavrizel langsung masuk ke dalam dan tak lupa untuk mengunci pintu, lalu merebahkan tubuh Mella di atas ranjang.
Mella yang tak kuat pun langsung membuka gaun yang ia pakai. Kini ia hanya memakai dalamannya saja.
"Mau langsung diterkam, hm?" Gavrizel melumat rakus bibir mungil Mella.
Tangannya menjelajahi tubuh wanita itu. Tangan Gavrizel masuk ke dalam selipan celana dalam yang Mella kenakan. Ia mengelus secara sensual kewanitaan Mella.
"Emhhh,"
Gavrizel turun ke leher jenjang Mella, meninggalkan bercak merah yang cukup banyak di sana.
"Fasterhh! Ahh..."
Gavrizel melepas pakaiannya dan juga celana panjang yang ia kenakan.
Tangan pria itu meremas payudara Mella yang sudah tidak terbalut bra. Meremas keduanya, membuat Mella mendesah hebat.
"Masukin... Penis kamu masukin!" Racau Mella.
Gavrizel menampar pelan bokong sintal wanita itu dengan gemas. "Vulgar banget sih,"
Gavrizel melepaskan celana dalam yang Mella kenakan. Ia mulai memasukkan miliknya pada lubang kenikmatan milik wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE [END]
Teen Fiction[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 21+ ] ----- Kisah ini menceritakan tentang seorang paman dan juga keponakannya yang saling mencintai. Iya memang, perasaan seperti ini sangat tidak wajar untuk dimunculkan. Namun, bagaimana jika keduanya tampak sang...