Hari ini adalah hari libur. Keluarga Mella dan juga Adik dari Clara—Keyla, memutuskan untuk berlibur bersama ke sebuah penginapan.
Sejak tadi, Mella mati-matian menahan rasa gugupnya. Bagaimana tidak? Ia akan bertemu Keyla dan akan berlibur bersama Tante-nya itu.
Bagaimana jika Keyla akan membocorkan semuanya kepada kedua orang tua Mella? Ah, membayangkannya saja sudah membuat Mella merinding.
Mella mengelus perutnya yang masih terlihat rata. "Dede bayi nanti jangan nyusahin Mommy, oke? Dede bayi harus tenang-tenang di dalam perut Mommy." Ujarnya.
"Mella! Ayo, itu Tante sama Om kamu udah datang. Eh, ini Anak malah masih santai!" Clara berkacak pinggang melihat Anaknya yang masih santai bermain ponsel.
Mella mengalihkan pandangannya ke arah sang Mama. "Eh, Mamaku sayang. Ayo deh, Mah, kita berangkat." Mella melangkahkan kakinya keluar dari kamar dengan perasaan ragu.
"Please, jangan sampai ada kejadian yang tidak diinginkan." Gumamnya berharap.
Bisa Mella lihat di bawah sana. Reza, Keyla, dan juga Gavrizel tengah menunggu sambil duduk di sofa.
Mella dan Clara turun secara bersamaan. "Ayo Pah, langsung berangkat aja sekarang." Ujar Clara pada suaminya.
"Oh, yasudah ayo." Balas Reza.
Mella sempat bertatap-tatapan dengan Keyla. Namun, Mella langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia terlalu takut menatap mata sinis Keyla.
•••••
Setelah menghabiskan 3 jam lamanya di perjalanan, kini mereka semua sampai di GH Universal Hotel, Bandung.
Mereka semua menuju kamar mereka masing-masing. Reza memesan 3 kamar. 1 kamar untuk dirinya dan sang istri, 1 kamar untuk Gavrizel dan Keyla, dan 1 kamar lagi untuk Mella yang memilih tidur sendiri.
"Kamu seriusan nggak papa tidur sendiri? Kalau nggak Mama ganti kamarnya aja, ya?"
Mella tersenyum tipis lalu menggeleng. "Mella nggak mau ganggu waktu Mama sama Papa. Enggak papa juga kok kalau Mella tidur sendiri." Ujarnya memberi pengertian pada sang Mama.
"Yaudah, kamu langsung mandi, ya? Jangan lupa bajunya diberes-beresin. Di dalam kamar 'kan ada lemari yang udah disediain, nanti baju kamu taruh di situ aja semuanya. Nanti Mama ketuk pintu kamar kamu buat makan malam." Ujar Clara.
"Iya Mamaku, sayang... Yaudah Mella masuk dulu, ya?"
Clara mengangguk, membiarkan Anaknya itu masuk ke dalam kamarnya.
"Ayo Mah, kita masuk juga." Ajak Reza.
Di dalam kamar, Mella merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang sangat empuk itu.
"Gila, cape banget berjam-jam di perjalanan!" Mella menarik selimutnya untuk menutupi tubuh wanita itu. Ruangan di dalam kamar terasa begitu dingin.
"Ini AC kenapa dingin amat, sih?!" Gerutunya kesal.
Saat sedang asik menikmati rebahannya, ponsel wanita itu bergetar, menandakan ada panggilan yang masuk.
Mella mengambil ponselnya di dalam saku celananya.
"Hallo?"
"Lo di mana, Mel? Kok gue ke rumah lo sepi amat, sih?"
"Lah, lo ngapain ke rumah gue, Lis? Kan gue bilang ke elo kalau gue pergi."
"Lah, lo kapan bilang ke gue anjir?! Tadinya gue mau ngajak lo nemenin gue jalan sama cowok gue, sih." Terdengar kekehan di seberang sana.
"Kalau gitu nggak usah ngajak gue, sialan!" Mella mencebikkan bibirnya kesal kala terdengar tawaan nyaring dari seberang telfon.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE [END]
Novela Juvenil[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 21+ ] ----- Kisah ini menceritakan tentang seorang paman dan juga keponakannya yang saling mencintai. Iya memang, perasaan seperti ini sangat tidak wajar untuk dimunculkan. Namun, bagaimana jika keduanya tampak sang...