Sesampainya Mella di rumah barunya dengan Gavrizel, Mella langsung membersihkan tubuhnya di kamar mandi atas. Di mana kamarnya dengan Gavrizel berada.
25 menit Mella habiskan untuk mandi, kini Mella tengah menyiapkan makanan untuk dirinya makan.
"Dede bayi, kita makan dulu, ya? Habis itu baru istirahat." Ucapnya sambil mengelus perutnya yang mulai sedikit membesar.
Mella memasak capcai untuk dirinya makan. Ia harus memperbanyak makan sayur untuk kesehatan dirinya dan juga Anaknya.
Setelah selesai makan, Mella naik ke atas, masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.
Selama hamil, Mella sering merasa cepat lelah walaupun hanya bergerak sebentar.
Ponsel Mella berdering, membuyarkan lamunan Mella yang tengah mengusap perutnya itu.
Mella menghela napas ketika melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Males banget buat angkat. Tapi kalau penting gimana?"
Setelah berdebat dengan batinnya, barulah Mella memutuskan untuk mengangkat panggilan dari suaminya.
"....."
"Sayang? Kamu lagi di mana? Aku minta maaf tadi ada meeting mendadak jadi nggak bisa jemput kamu. Aku minta maaf, sayang. Kamu udah pulang belum?"
"Nggak papa, nggak penting juga. Aku juga udah di rumah." Balas Mella dengan malas.
"Sayang... Aku minta maaf. Aku pulang sekarang, ya? Tunggu aku di rumah. Kamu ada mau nitip apa, hm?"
"Enggak perlu bawa apa-apa."
"Yaudah, tunggu aku pulang, ya..."
"Hm,"
Panggilan diputuskan sepihak oleh Mella.
"Mood gue kenapa berubah-ubah gini, sih?" Tanyanya heran.
"Dede bayi... Kamu sebenarnya mau apa sayang? Jangan bikin Mommy kesel deh." Ucapnya mengelus perutnya dengan gemas.
Tak sampai 1 jam, terdengar suara mobil masuk ke dalam perkarangan rumah.
Mella bangkit dari duduknya untuk membukakan pintu. Mood-nya benar-benar aneh. Sekarang, ia malah ingin sekali bermanja-manja dengan suaminya. Harusnya 'kan ia kesal, harus jual mahal terlebih dahulu.
"Sayang!!" Gavrizel membawa Mella ke dalam dekapannya ketika pintu telah dibuka.
"Aku kangen banget sama kamu." Ucap Gavrizel dengan nada lembut.
"Hm, aku juga." Balasnya menepuk kecil bahu Gavrizel.
"Ayo masuk." Gavrizel membawa istrinya itu ke dalam kamar.
"Kamu mandi dulu, baru habis itu makan. Aku ke bawah dulu siapin makanannya." Ucap Mella yang dituruti oleh Gavrizel.
Setelah Gavrizel benar-benar masuk ke dalam kamar mandi, barulah Mella keluar dari dalam kamar. Ia turun ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk Gavrizel.
Makanan sudah siap untuk dihidangkan, dan sangat pas sekali ketika melihat Gavrizel yang tengah turun tangga menghampiri dirinya.
"Kamu masak apa?" Tanya Gavrizel mendudukkan dirinya di samping Mella.
"Ayam kecap sama sayur sop. Aku belum beli bahan-bahan masakan lagi."
"Nanti kita beli. Sekarang ayo makan."
Mella mengangguk. Ia menatap makanannya. Sebenarnya sih tadi ia sudah makan, tetapi melihat makanan yang tersaji di depannya membuat Mella kembali merasakan lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE [END]
Teen Fiction[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 21+ ] ----- Kisah ini menceritakan tentang seorang paman dan juga keponakannya yang saling mencintai. Iya memang, perasaan seperti ini sangat tidak wajar untuk dimunculkan. Namun, bagaimana jika keduanya tampak sang...