"Shh... Enghh, pelan-pelan, Daddyh!" Mella meracau nikmat.
Ya, mereka benar-benar melakukannya di dalam bilik toilet. Keduanya sama-sama menikmati permainan satu sama lain.
Pesona Gavrizel benar-benar memabukkan saat sedang berhubungan intim. Keringat yang bercucuran, wajahnya yang memerah, juga desahan dengan suara seraknya yang sangat merdu. Sangat candu untuk Mella.
"Ahh, terus, emhh..." Gavrizel mengunci pergerakan bibir Mella dengan bibirnya.
Pria itu mempercepat tempo, kala pelepasannya sebentar lagi akan sampai.
"Ahh, enak banget, sayang... Ahh,"
"Shh, aku mau keluarh," Gavrizel menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Mella sambil terus menghentakan milik wanita itu.
Mella memegang bokong pria itu. Membantunya untuk mempercepat temponya.
"Eunghh... Ahhh, enakh!" Keduanya mencapai pelepasan.
Tidak perlu khawatir, sebelum memulai permainan, Gavrizel lebih dulu memakai pengaman.
Gavrizel mengecup setiap inci wajah wanita kesayangannya itu.
"Makasih sayangnya Izel." Ucapnya dengan tulus.Mella hanya bisa mengangguk karena saking lelahnya.
•••••
Ini sudah hari ketiga Keyla dirawat di rumah sakit. Dan hari ini juga, Keyla sudah diperbolehkan untuk pulang.
"Udah dibawa semua, kan? Kalau gitu kamu pulang sama Mbak, ya? Nginep sehari di rumah, Mbak. Mbak mau cerita banyak juga ke kamu." Clara membantu Keyla untuk berjalan.
Keyla mengangguk. Menerima tawaran Kakak-nya tidak ada salahnya juga, kan?
"Iya Mbak, aku nginep di rumah Mbak dulu kalau nggak ngerepotin."
"Nggak dong. Kamu setuju juga 'kan, Gav?" Tanya Clara pada Gavrizel yang sedari tadi hanya diam.
"Iya, Mbak."
•••••
"Kamu langsung istirahat aja, ya, ke kamar?" Keyla mengangguk.
"Key, aku mau ke kantor dulu. Udah dua hari kantor nggak aku pegang." Ujar Gavrizel.
"Oh, yaudah. Jangan pulang malam-malam ya, Mas?" Keyla menyalimi tangan suaminya.
"Hm."
"Mama, Mella mau izin keluar."
"Mau ke mana juga kamu?" Tanya Clara tak santai.
"Ih! Mella mau kerja kelompok. Boleh, ya?" Izinnya.
"Oh yaudah, jangan lama-lama. Awas aja kalau udah malam kamu belum pulang juga."
"Iya Mama sayang!" Setelah berpamitan, Mella keluar dari dalam rumah, dibarengi oleh Gavrizel dari arah belakang.
"Bareng aja."
"Eh?" Gavrizel menarik tangan Mella untuk memasuki mobilnya.
Gavrizel melajukan mobilnya. Ia tidak mengarahkannya ke kantor, melainkan ke tempat sepi yang entah di mana ini.
"Kok ke sini?" Tanya Mella.
"Jujur, kamu nggak beneran mau kerkom, kan?" Tanya Gavrizel datar.
"Lah, kok tahu?!" Mella menutup mulutnya menggunakan tangan satunya ketika ia sadar apa yang barusan ia katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE [END]
Fiksi Remaja[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 21+ ] ----- Kisah ini menceritakan tentang seorang paman dan juga keponakannya yang saling mencintai. Iya memang, perasaan seperti ini sangat tidak wajar untuk dimunculkan. Namun, bagaimana jika keduanya tampak sang...