Hari pertunangan antara Elise dan juga Keenan telah tiba. Acara ini juga lumayan ramai, banyak sekali para kolega bisnis yang datang, juga teman-teman masa SMA-nya.
Mella dan juga Gavrizel berjalan menuju tempat duduk yang sudah disiapkan untuk mereka berdua.
"Kamu nggak boleh jauh-jauh dari aku." Bisik Gavrizel.
"Iya, aku nggak jauh-jauh dari kamu."
Acara pertunangan kini sudah berlangsung. Pasangan itu kini sudah menautkan cincin di jari masing-masing.
Para tamu undangan kini tengah menikmati beberapa hidangan. Dan juga ada yang mengobrol sesama teman sebayanya.
"Mella!!"
"Selamat, ya, buat lo, sahabat gue sekarang udah nggak jones lagi kayak dulu." Ucap Mella disertai kekehan kecil.
"Yeuu! Doain aja, ya, semoga sampai ke pernikahan nantinya." Ujar Elise.
"Pasti. Oh ya, calon suami lo mana? Gue kira lo berdua bakalan terus nempel kayak perangko."
"Dia lagi ngobrol sama teman Ayah-nya. Bahas bisnis gitu. Karena gue nggak ngerti, yaudah gue nyamperin lo aja di sini." Ujar Elise sambil menunjuk Keenan yang sedang mengobrol bersama para pria.
Mella manggut-manggut paham.
"Sama kayak Izel kalau gitu."Mella memegang perutnya menahan sesuatu yang ingin keluar.
"El, gue kayaknya mau ke toilet deh. Kebelet pipis banget nih gue."
"Eh, bumil nggak boleh pergi sendiri. Gue anter aja deh ayo!"
"Sayang, mau ke mana?" Langkah Elise dan juga Mella tertahan ketika mendengar suara tersebut.
"Eh, Keenan, itu mau nganterin Mella ke toilet." Jawab Elise.
Keenan menghela napasnya.
"Aku mau kenalin kamu sama teman-teman orang tua aku.""Tapi—"
"Udah lo sama Keenan aja, gue udah nggak tahan ini... Gue duluan, ya!" Potong Mella. Ia segera melangkah menuju kamar mandi terdekat.
•••••
Mella menghela napas lega ketika ia sudah menuntaskan buang air kecilnya. Ia merapihkan gaunnya yang sedikit berantakan.
Mella melangkahkan kakinya hendak kembali ke dalam aula. Namun, pandangannya kini terhenti pada seekor kucing yang tampak cantik dengan bulu halusnya berwarna putih yang sedang bersembunyi di balik pohon.
"Ihh, kucingnya lucu banget!" Mella mendekati kucing tersebut.
Entah kenapa, rasanya Mella ingin sekali memiliki kucing seperti itu. Pasti akan sangat menyenangkan ketika memiliki peliharaan.
Mella berusaha untuk menggendong kucing itu. Namun belum sempat tersentuh, kucing itu langsung berlari menjauhi dirinya.
"Hey, tunggu!" Mella berlari kecil mengejar kucing tersebut.
Kucing itu berhenti di pinggir jalan yang sepi.
"Nah, dapat!" Pekiknya ketika berhasil menggendong kucing tersebut.
"Kamu jangan lari dong! Aku 'kan cuma mau gendong kamu aja. Aku nggak jahat kok!" Ujar Mella mengelus bulu lebat kucing itu.
Tanpa sadar, sebuah motor besar yang berkendara cepat dari belakang Mella. Mella terjatuh beserta kucing yang ia pegang akibat motor itu yang seperti sengaja menyerempet dirinya. Motor itu berhasil mengenai lengan kanan Mella, hingga wanita itu terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE [END]
Teen Fiction[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 21+ ] ----- Kisah ini menceritakan tentang seorang paman dan juga keponakannya yang saling mencintai. Iya memang, perasaan seperti ini sangat tidak wajar untuk dimunculkan. Namun, bagaimana jika keduanya tampak sang...