Sudah 1 Minggu penuh Mella terus-terusan muntah dan mengeluh sakit pada perutnya. Tak iring juga kepalanya yang selalu pusing secara tiba-tiba membuat Mella bingung dengan keadaannya saat ini.
"Kamu kenapa nggak makan?" Tanya Clara menatap Anaknya dengan heran.
"Nggak mau. Mella nggak suka rendang."
Clara dan Reza menatap Anaknya dengan aneh. Apa mereka tidak salah dengar?
"Kamu yang biasanya paling ngebet makan kalau ada rendang, terus sekarang? Kok bisa-bisanya kamu nggak suka rendang? Kamu lagi kesambet ya, Mel?"
Mella menggeleng lemah.
"Mella ke kamar aja ya, Mah, Pah, Mella mau istirahat." Pamit Mella sebelum melenggang pergi dari ruang makan."Anak kita kenapa jadi aneh, ya, Pah?" Tanya Clara pada suaminya.
"Enggak tahu, Mah. Akhir-akhir ini Mella jadi aneh. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi sama dia." Ujar Reza yang disetujui oleh Clara.
•••••
Mella merebahkan dirinya di atas kasur king size kesayangannya. Ia memegang perutnya yang kembali terasa mual.
"Sebenarnya gue kenapa, sih?!" Tanyanya heran.
Ponsel Mella berbunyi menandakan ada yang menelfonnya. Ia memekik senang ketika tahu siapa nama yang menelfonnya.
"Izel," Sapanya.
"Iya sayang, kamu lagi apa, hm?" Tanya Gavrizel di seberang sana.
"Perut Mella sakit. Mau dielus-elus sama Izel," Ucapnya dengan nada manja.
Terdengar kekehan kecil di seberang sana. "Mau tidur bareng lagi? Kamu ijin dulu gih sama orang tua kamu. Nanti aku jemput di taman yang biasa kamu datangin."
Mella mengembangkan senyumannya. "Beneran, Izel? Oke! Mella siap-siap dulu, ya."
"Oke, aku otw ke sana, ya..."
Sambungan diputuskan oleh Gavrizel.
"Yess!! Ketemu Izel lagi!" Pekiknya senang.
•••••
Gavrizel dan Mella tengah menghabiskan waktunya di dalam kamar apartemen Gavrizel. Tangan Gavrizel yang senantiasa mengelus lembut perut Mella, dan Mella yang mengelus surai tebal milik pria itu.
"Izel, perut Mella sakit banget. Seminggu ini Mella muntah-muntah terus." Adunya.
"Aku telfon dokter pribadi aku aja, ya? Biar kamu diperiksa sama dia." Usul Gavrizel.
Mella menggeleng. "Enggak mau, nanti Mella disuntik." Tolaknya.
Gavrizel terkekeh gemas. Ia mencubit pipi Mella yang terlihat lebih berisi. "Kamu nggak bakalan disuntik, sayang. Cuma diperiksa sebentar doang kok. Mau, ya?" Dengan terpaksa Mella mengangguk menuruti ucapan Gavrizel.
Tak lama, dokter pribadi Gavrizel yang bernama Lita itu datang dengan tas berwarna hitam di tangannya.
Fyi, Lita sudah tahu tentang hubungan Gavrizel dan keponakannya. Awalnya Lita tak mendukung hubungan mereka. Tetapi apa daya? Gavrizel mengancam Lita kalau keluarga Lita akan dia bunuh jika Lita sampai membocorkan rahasia itu kepada siapa pun.
Kita bisa melakukan apa saja, asalkan kita memiliki uang dan juga kuasa.
Lita sudah memeriksa tubuh Mella. Ekspresinya cukup terkejut. Namun, hal itu ia tutup dengan wajah datarnya. Lita masih takut jika harus berhadapan dengan Gavrizel.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE [END]
Fiksi Remaja[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 21+ ] ----- Kisah ini menceritakan tentang seorang paman dan juga keponakannya yang saling mencintai. Iya memang, perasaan seperti ini sangat tidak wajar untuk dimunculkan. Namun, bagaimana jika keduanya tampak sang...