Mella memasuki kelasnya yang tampak ramai. Di bangku paling belakang, sudah ada sahabatnya, Elise, yang melambaikan tangan kepadanya.
Mella duduk di bangkunya. "Muka lo kok lemes amat dah, Mel?" Ujar Elise.
"Kepala gue lagi puyeng banget, cuy!"
"Oh iya! Tahu nggak sih lo? Di kelas kita ada Anak baru tahu! Dia cowok, terus ganteng banget, cuy! Tapi gue nggak tahu kenapa hari ini dia belum masuk kelas juga." Elise senyum-senyum sendiri mengingat Anak baru itu.
"Kok lo bisa tahu kalau ada Anak baru?" Tanya Mella.
"Makanya kemarin lo masuk, ogeb!"
Mella hanya menyengir menatap sahabatnya yang sedang kesal.
"Eh, itu tuh Anak barunya!" Pekik Elise ketika melihat Anak baru itu yang baru saja datang.
Mella mengikuti arah pandang Elise. Mella akui laki-laki itu memang tampan. Tetapi masih jauh lebih tampanan Gavrizel sih kalau menurut Mella.
Laki-laki yang baru masuk itu langsung mendudukkan dirinya di bangkunya yang berada di depan meja Mella dan juga Elise.
"Siapa namanya?" Bisik Mella pada sahabatnya itu.
"Yeuu, kepo juga 'kan lo!" Elise memukul pelan bahu Mella.
"Ck, siapa anjir, gue nanya ini!" Ujar Mella tak santai.
Elise terkikik geli. "Namanya Keenan."
Mella mengangguk paham. Mella memperhatikan gerak-gerik laki-laki di depannya ini. Mella merasa tak asing dengan laki-laki bernama Keenan. Tetapi entah Mella pernah melihatnya di mana. Seperti tak asing saja dengan wajahnya.
•••••
"Ke kantin ayo! Gue jajanin nih mumpung gue lagi baik." Ujar Elise membuat Mella tersenyum senang.
"Seriusan lo?" Tanya Mella yang dibalas deheman oleh Elise.
"Sering-sering kek kayak gini, Lis!" Elise membolakan matanya malas.
Keduanya sampai di kantin. Mella menempatkan tempat duduk mereka berdua. Sedangkan Elise, dia memesankan makanan kesukaan mereka berdua.
Tak lama, Elise datang dengan nampan berisi dua mangkuk mie ayam yang ada di tangannya. "Minumnya mana?" Tanya Mella ketika tak mendapati Elise membawa minum.
"Sabar, sayang! Gue susah bawanya."
"Hehehe," Mella menampilkan cengiran khasnya.
Tak lama, minuman pesanan mereka berdua datang dengan diantarkan oleh Mang Didi.
"Makasih Mang Didi yang kasep." Ujar Elise.
"Sama-sama, Neng. Sok dimakan atuh, kalau kurang tinggal bilang aja." Mella mengucapkan terima kasih. Setelah itu Mang Didi pergi dari meja mereka.
"Gila, mei ayam fav gue sih ini, enak banget anjir!" Ucapnya dengan antusias.
"Ekhem! Sorry, gue boleh gabung?" Tanya laki-laki yang datang dengan satu piring makanan di tangannya.
Mata Elise berbinar, ia mengangguk cepat. "Boleh kok boleh! Duduk samping gue sini."
Laki-laki itu pun duduk di samping Elise. Berhadapan juga dengan Mella.
"Modus!" Gumamnya yang tidak didengar oleh Elise.
"Sorry, gue ganggu waktu kalian. Gue cuma nggak nyaman aja kalau harus makan sendirian. Makanya gue gabung ke sini." Ujar Keenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE [END]
Teen Fiction[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 21+ ] ----- Kisah ini menceritakan tentang seorang paman dan juga keponakannya yang saling mencintai. Iya memang, perasaan seperti ini sangat tidak wajar untuk dimunculkan. Namun, bagaimana jika keduanya tampak sang...