Episode 11

820 76 8
                                    

Nesya Saswika :

_________
_________

Hari yang sama,

Dehan dan ketiga sahabatnya masih berdiri di depan kelas, semuanya heboh menggoda Dehan yang ingin cepat pulang ke rumah.

"Bilang aja mau cepat-cepat pulang karena kangen istri," cerocos Ali begitu usil.

"Kangen bini nih yeee," tambah Aziz dan Fares tak kalah usilnya.

Dehan hanya memutar malas bola matanya, sepertinya ia lelah meladeni tiga manusia di hadapannya.

"Terserah kalian, pokoknya aku mau cabut sekarang," ucapnya kemudian, sembari melangkahkan kakinya.

Taph...,

Ali mencegat langkah Dehan.

"Sabar Brader. Bilang dulu alasannya, baru kami bolehin pergi."

"Gak penting!" Dehan menepis tangan Ali yang memegang tangannya.

"Yaelah, udah mulai main rahasia-rahasiaan ya sekarang. Gak asik kamu Han," timpal Fares dari samping.

Terlihat Dehan yang menghela napas Gusar, "Kalian bertiga apaansih! Aku tuh mau pulang cepat karena di rumah ada pengajian, jadi gak mungkin aku biarin Nesya sendirian di sana. Nanti apa coba kata tetangga kalau aku gak hadir di sana," terang Dehan akhirnya dengan raut wajah yang begitu kesal.

Ketiga sahabatnya langsung menatap fokus ke arah Dehan, "Pengajian?" serentak mereka bertiga.

"Iya, pengajian kompleks gitu," tanggap Dehan malas.

"Oalah, bilang dong dari tad.....,"

"Gak penting!" Dehan memotong ketus ucapan Ali.

"Eum kalau gitu, gimana kalau besok aja kita ngerujaknya? Kan besok libur, sekalian istri Dehan diajak jug....,"

"Ah, gak ada...gak ada!" kali ini ucapan Fares yang dipotong oleh Dehan.

"Yaudah kalau kamu gak mau, kami ajak aja Nesya sendiri," Ali menatap sinis ke arah Dehan.

"Iya tuh, lagian apaan coba kamu Han. Gak kasian apa sama istri sendiri diperlakuin kayak gitu," Aziz buka suara dengan mantap.

"Terserah!" sarkas Dehan apatis, dan langsung berjalan cepat meninggalkan ketiga sahabatnya.

Bukannya marah atau bagaimana, ketiga orang itu malah kalang kabut menyusul Dehan yang berjalan cepat.

"Hannnn," teriak heboh ketiganya dari belakang, berlari dengan keadaan sarung yang diangkat ke atas.

"Apalagi sih!" gerutu Dehan sendiri, namun tetap menghentikan langkahnya untuk menunggu mereka.

Tak berapa lama, ketiga orang itu sudah sampai di hadapan Dehan dengan napas tersengal.

Bukan Santri IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang