Episode 26

739 79 7
                                    

Sore hari yang terik, bayang jingga samar terbentuk. Sekitar pukul 4. Terlihat Nesya yang begitu asik menyirami bunga di halaman rumah, gelagatnya menebar riang. Hm, orang berbunga-bunga sedang menyiram bunga.

"Nesyaaaa,"

Segerombolan suara menyapa heboh di hadapan Nesya, entah sejak kapan mereka datang. Siapa lagi kalau bukan Ali and the geng, ketiganya memang tidak bisa jika tak bertemu Dehan satu hari saja.

"Eh, kalian," Nesya menyambut ramah dan akrab, ia bahkan langsung menghentikan pekerjaannya.

Ketiganya balas cengengesan menatap Nesya, "Hehe, iya Nes."

"Nesya," panggil Fares tiba-tiba, jarang-jarang ia memanggil begini, bahkan terhitung belum pernah.

"Iya, kenapa?" senyum ramah Nesya langsung mengiring.

Aneh, Fares malah menggaruk kikuk kepalanya yang tak gatal, "Engga ada, cuma mau bilang kalau kamu cantik banget."

"DIH!" semprot Aziz secepat kilat.

Pletak,

Ali sontak menggeplak kepala Fares.

"Dasar titisan buaya," lanjutnya menatap sinis Fares.

"Ya, terserah aku dong mau bil...,"

"Udah...Udah, ayo masuk. Dehan ada di dalam kan, Nes?" Ali langsung mematikan rayuan terselubung Fares.

"Ada kok, kalian langsung aja ke kamar atas."

"Okey, makasih ya Nes,"

"Eh...Eh,"

Ali dan Aziz langsung menyeret paksa Fares dari hadapan Nesya. Ada-Ada saja memang tingkah sahabat Dehan.

Nesya juga tidak marah memang, dia tersenyum menanggapinya. Setelah ketiga trio gaduh itu berlalu, ia lanjut kembali menyirami tanamannya.

Sementara Dehan di kamar atas masih saja pusing memikirkan ucapan Mamanya tentang cucu.

"Assalamu'alaikum,"

Gedubragh,

Ketiganya langsung masuk heboh ke dalam kamar.

"Wa'alaikumussalam," balas Dehan malas. Memilih pasrah saja dengan keadaan.

"Wihhh, Bapak Dehann,"

Tanpa basa-basi, ketiganya langsung menghampiri Dehan ke tempat tidur, ikut duduk santai disitu.

"Kalian kenapa datang kesini, ganggu istirahat siang orang aja," Dehan menatap sinis ketiga sahabatnya.

"Yaelah, kita kangen tau,"

"Basi!" semprot Dehan langsung saja.

"Iya loh, brader. Tapi sebenarnya kami cuma penasaran aja kenapa kamu bersikap gitu sama Ustadz Ilham kemarin,"  kali ini Ali mewakili pembicaraan.

Dehan sontak memutar malas bola matanya, "Ya, suka-suka akulah. Kok malah kalian yang repot!"

"Tuh kan, ditanya malah sewot. Orang nanya baik-baik juga."

"Ya, karena gak suka aja. Kalian gak lihat dia gatal gitu sama Nesya?"

"Ekhem," Aziz dan Fares langsung saja menyambar dari samping. Ali juga ikut mengkulum senyum ulahnya.

"Cemburu ni yeee, cemburuuu," godaan ketiganya langsung meluncur.

Aduh, tentunya wajah Dehan akan memerah jika digoda begini, "Apaansih kalian! Maksudnya bukan gitu, gak suka aja lihatnya karena dia gak sopan."

Bukan Santri IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang