Episode 30

1.4K 110 97
                                    

Mendapati Nesya yang tak ada dimana-mana, serta ditelepon juga tidak bisa karena hp-nya mati. Dehan pun segera berlari ke dalam rumah untuk menanyakan ibu Nesya.

Secepat kilat ia berlari ke dalam. Wajah tampan itu panik mengkelabu. Sampai tersengal napasnya saat bertemu ibu Nesya yang ternyata sedang mengurus makanan di dapur.

"Ibu...hh," sapanya tanpa basa-basi salam. Barang kali ia terlupa saking kacaunya pikirannya sekarang.

Sontak sang ibu menoleh terperanjat, "Eh, nak Dehan. Ada apa, nak?"

"Ibu ada lihat Nesya?" langsung saja si santri tampan itu ke intinya.

"Nesya? Bukannya tadi kalian lagi istirahat di kamar?"

Deggg,

Hilang sudah harapan Dehan. Harapan satu-satunya adalah sang ibu, namun ternyata ia juga tidak mengetahui.

"Benar, bu. Tapi tadi Nesya keluar, katanya mau nonton acara di halaman," tutur Dehan memburu.

Sejauh ini belum ada wajah cemas di diri ibu Nesya. Tentu saja benaknya tidak menalar sampai kesana, "Coba dicari lagi nak, siapa tau dia ada di tengah kerumunan, makanya gak kelihatan."

"Tapi hp-nya juga gak aktif, bu. Gak biasanya dia matiin hp."

"Loh?!" barulah ibu Nesya menunjukkan binar cemas.

"Kenapa, bu?" Ustadz Ilham tiba-tiba saja muncul di tengah mereka.

Sang ibu langsung mengadu panik, "Nak Ilham, kamu ada lihat Nesya entah dimana tadi?"

Alih-Alih mendapat harapan, malah langsung disambut wajah bingung Ustadz Ilham, "Nesya? Kebetulan saya juga bermaksud cari Nesya kesini bu. Soalnya ada yang mau diomongin."

"Ya Allah," seketika sang ibu langsung diselimuti takut.

"Coba saya telepon."

"Gak aktif," sambar Dehan sigap.

Ustadz Ilham menatap dongkol, jelas sekali ia tak suka melihat Dehan, "Apa salahnya dicoba lagi."

"Yaudah, coba aja."

Bisa-Bisanya dalam keadaan begini mereka masih sempat perang dingin.

Tuttt, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.

"Gimana, Tadz?" celetuk Dehan sengaja menggunjing.

Wajah sang Ustadz sontak tak karuan, "I-iya, gak aktif."

"Ya Allah, kemana anak itu pergi," suara sang ibu bahkan sudah bergetar menahan tangis.

"Kenapa cemas berlebihan gini bu,  mana tau Nesya ada di luar. Bentar aku cari dia kesana," tanpa basa-basi sedikitpun, Ilham langsung beranjak keluar mencari Nesya.

Ustadz Ilham tampak lebih santai karena ia tidak tahu apa-apa soal kejadian tadi siang. Sedangkan sang ibu dan Dehan memperlihatkan aura cemas yang luar biasa. Hal ini pasti bersangkut paut dengan kejadian siang tadi.

"Ayo duduk dulu, bu," Dehan membawa sang ibu ke ruang tengah.

Tak disangka ia bisa memperlakukan orang tua dengan sopan, padahal di kalangannya ia terkenal sebagai anak yang angkuh dan super arogan. Terlebih dulu mengingat bagaimana ia mencaci maki orang-orang panti. Hm, cinta memang punya kekuatan luar biasa untuk merubah seseorang.

"Eum, bu. Tadi Dehan gak sengaja dengar percakapan ibu sama beberapa orang di teras rum....,"

Srep,

Sang ibu sontak menoleh panik,

"Kamu dengar apa, nak?!"

Dehan jadi tak menentu dengan reaksi sang ibu tersebut. Jelas sekali ada banyak hal yang disembunyikan darinya, pikirnya.

Bukan Santri IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang