Sandy POV
Sudah jam 7, tapi Lambang tak datang juga. Aku hanya punya waktu hingga jam 10 malam, karena aku harus dinas malam hari ini. Hari ini akan ada operasi ke sebuah apartemen karena selama seminggu banyak laporan dari masyarakat bahwa telah terjadi kenakalan remaja yang dipicu pergaulan bebas.
Aku masih tak percaya kenapa dulu aku bisa masuk ke akademi polisi. Hidupku jadi tak terlalu bebas karena harus dipusingkan dengan kenakalan remaja yang bahkan orang tuanya saja sudah tak mempedulikan mereka. Kenapa semua harus diserahkan ke pihak yang berwajib. Bukankah orang tua mereka yang harusnya lebih wajib dalam menjaga anak-anaknya itu?
Ponselku berdering, kulihat ada nama Lambang di layarnya. Sebenarnya aku malas mengangkatnya, pasti akan ada banyak alasan lagi yang akan terucap dari mulutnya.
"Ya" jawabku. "Sayang, maaf aku tak bisa datang ke tempatmu. Mama minta diantar belanja ke mall" kata Lambang.
"Oke. Tak masalah" jawabku lalu ku matikan ponselku. Karena aku tak tahu sebentar lagi akan ada telpon darinya lagi.
Sudah 3 bulan ini Lambang tak pernah menepati janjinya. Mungkin memang benar ada pihak ketiga diantara hubungan kami. Tapi yang aku benci adalah kenapa dia tak mau mengatakan yang sejujurnya. Aku bisa menerima bila dia sudah tak mencintaiku lagi. Bahkan tanpa dijelaskan pun aku sudah merasakan kebenarannya.
Untung saja aku belum mengganti bajuku dengan kostum yang rapi, pengalaman yang ku dapat selama ini membuatku tak terlalu berharap lagi ke Lambang.
Aku segera memakai seragam dinasku dan berangkat ke kantor untuk persiapan operasi malam ini.
"Wuuuiiisssshhhh, dedek semangat sekali" kata Mas Aryo. Mas Aryo sekarang menjadi atasanku dan yang memimpin operasi malam ini adalah dia, kakak kandungku sendiri.
"Tak usah berisik" kataku. "Jiiiaaahhh, ada yang patah hati nih" godanya. Langsung saja tinjuku melayang ke lengannya. Mas Aryo tertawa. Lalu merangkul bahuku.
"Batal lagi ya janjiannya?" kata Mas Aryo. Aku hanya mengangguk pasrah dengan wajah yang tertekuk.
Mas Aryo sudah tahu tentang hubunganku dengan Lambang. Dulu dia pernah memberi nasehat bahwa jangan terlalu berharap dengan hubungan sesama jenis karena tak ada masa depan yang akan kami tuju. Apalagi antara aku dan Lambang tak pernah ada status.
Tapi waktu itu aku menyangkalnya karena aku telah melihat Mada dan Damar yang berhasil membuktikan bahwa selalu ada masa depan untuk semua hubungan. Kini aku tersadar, kenyataan yang Mada dan Damar tunjukkan kepadaku sepertinya tidak akan berlaku untukku.
"Sudah jam 9, teman-teman yang lain sudah siap untuk berangkat. Kalau kau tak mau ikut, tak masalah. Ku pikir kau bisa menenangkan pikiranmu dulu" kata Mas Aryo.
"Aku bukan anak kecil lagi. Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Aku akan tetap menjalankan tugas" sahutku. Mas Aryo hanya tersenyum, dia tahu bahwa aku dari dulu tetap saja keras kepala. Mas Aryo adalah satu-satunya tempat bersandar yang ku miliki sekarang. Aku tak mungkin cerita ke Mada, aku tak mau merusak ikatan persahabatan yang telah kami bentuk dalam Vocalocious.
~~~~~
Pukul 10 malam tepat, aku dan seluruh anggota dalam operasi malam ini telah sampai di salah satu apartemen yang tidak terlalu mewah di kota ini. Berdasarkan data, banyak laporan bahwa apartemen ini sering digunakan para kawula muda untuk berpesta dan mencurahkan rasa cinta mereka. (Jiah bahasanya halus sekali)
Aku sudah siap untuk bergerak bersama anggota yang lain. Kami dibagi menjadi beberapa regu yang disebar di setiap lorong apartemen tersebut. Aku sendiri ditemani Mas Aryo karena dia takut kalau aku bisa hilang kontrol. Dia tahu suasana hatiku saat ini yang tak bisa diajak kompromi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni Cinta, Sandyakala
FanficCerita kedua ini adalah lanjutan dari Aksara Cinta Mada, namun di cerita ini Saya fokuskan pada kisah cinta Sandyakala Bagas Prakoso. Masih dengan konten yang sama yak, jadi bagi Homophobic tolong jangan cerca cerita ini, tapi kalau mau baca juga y...