{20} Misunderstanding

4K 337 28
                                    

Lambang POV

Sudah dua hari aku berada di Jerman. Aku kemari hanya sendiri dengan membawa hasil check up Sandy. Aku tak tega jika harus membawa Sandy ke Jerman, tubuh mungilnya masih sangat rentan. Mas Gilang juga menyarankan agar aku berangkat sendiri, karena dokter Jeffry pasti tahu keadaan Sandy hanya dengan melihat hasil rongen-nya.

Aku sudah berada di depan rumah yang alamatnya baru ku dapatkan tiga hari yang lalu. Suasana halamannya sangat ramai, sepertinya akan ada perayaan disini. Mungkin saja aku datang di saat yang tidak tepat, tapi aku harus melakukan ini demi putraku. Hatiku sudah mantap, terlebih lagi aku sudah membuat janji dengan dokter Jeffry dan dia bersedia meluangkan waktunya untukku.

Aku mempercepat langkahku melewati beberapa orang yang sedang memasang banyak atribut pesta disana sini. Mereka menghiasi taman agar terlihat lebih menarik dan lebih elegan. Mungkin dokter Jeffry bermaksud mengadakan pesta di taman rumahnya.

Kini aku sudah berada di depan pintu besar berwarna putih. Di pintu itu terdapat pegangan besi melingkar di mulut singa berwarna emas. Tanganku dengan cekatan mengayunkan besi tersebut hingga terdengar bunyi nyaring yang lumayan enak di dengar. Tak lama kemudian sang pemilik rumah membuka pintunya. Ku lihat seorang wanita berparas peri telah berdiri di hadapanku.

"Selamat siang. Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanyanya. Wanita tersebut tersenyum ramah padaku. "Selamat siang. Saya Lambang, saya ingin bertemu dengan dokter Jeffry" jawabku sembari membalas senyumannya. "Oh perkenalkan saya Sophia istri Jeffry. Silahkan masuk, Jeffry sudah menunggumu". Wanita bernama Sophia itu memintaku untuk mengikutinya menuju ruang kerja suaminya.

"Sayang, tamumu sudah datang" kata Sophia pada lelaki yang duduk di depan meja kerjanya. Lelaki itu sangat tampan, bisa ku tebak bahwa dia seumuran dengan Mas Gilang. "Silahkan masuk". Suaranya yang berat menambah wibawanya.
Sophia mempersilahkan aku untuk masuk ke ruang kerja dokter Jeffry. Aku berterima kasih padanya dan segera melangkah masuk.

"Selamat siang dokter Jeffry, perkenalkan saya Lambang" kataku beramah tamah. "Selamat siang Lambang, panggil saja aku Jeffry" jawabnya dengan senyuman sambil menerima jabatan tangan dariku. "Baiklah Jeffry" sahutku.

"Silahkan duduk. Gilang sudah menceritakan apa yang terjadi pada putramu. Apakah kau membawa hasil pemeriksaan dari Gilang?". Aku segera membuka berkas yang telah ku bawa beserta hasil rongen Sandy dan menyerahkan semuanya pada Jeffry. Semua berkas itu diperiksa dengan seksama oleh Jeffry.

Aku mulai bosan dengan keadaan yang terlalu hening ini. Ku lemparkan pandanganku ke sekitar ruang kerja Jeffry. Ku lihat di belakangnya terdapat rak buku yang menjulang tinggi. Disana tertata rapih buku-buku tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Beberapa ada buku membahas khusus organ mata yang bisa ku ketahui dari judulnya.

Setelah puas dengan buku-buku itu, mataku mulai bergerilya ke arah jendela besar. Di balik jendela itu terdapat taman dengan kolam ikan dengan bunga teratai terapung di atasnya. Air mancur yang mencuat di atas kolam memberi efek gelombang-gelombang kecil sehingga bunga teratai itu seakan terlihat sedang menari-nari diiringi ikan-ikan.

"Apa kau suka bunga teratai?". Pertanyaan Jefrry membuatku kaget dan sedikit terjingkat di atas tempat dudukku. "Maaf aku tak bermaksud tidak sopan karena melihat-lihat ruanganmu. Sebenarnya aku tidak terlalu suka pada bunga teratai, namun aku cukup menikmati riak yang membuatnya terlihat seperti sedang menari" jawabku.

"Tak apa Lambang. Anggaplah rumah ini sebagai rumahmu. Kau adalah teman Gilang berarti kau juga temanku. Aku juga sama sepertimu, aku lebih suka pada riak yang dihasilkan oleh air mancur itu" sahutnya. Aku hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Jadi, apakah kau sudah menemukan masalah yang membuat putraku belum bisa melihat?". Jeffry mengangguk, "Iya, aku sudah menemukan akar masalahnya. Kornea mata putramu belum terbentuk dengan sempurna. Lensa matanya juga masih belum bisa bekerja dengan baik. Ini terlihat dari otot-otot mata yang belum berkembang. Mata Sandy masih dalam masa penyempurnaan. Jadi kau tak perlu khawatir, perkembangannya memang sangat lambat namun aku yakin Sandy akan bisa melihat. Kau harus memeriksa keadaan Sandy setiap 3 bulan sekali dan tolong kirimkan hasilnya agar aku bisa mengetahui perkembangannya".

Harmoni Cinta, SandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang