{10} Happy Birthday

4.2K 354 41
                                    

Lambang POV

31 Oktober, aku melihat kalender yang tergantung di dinding kamarku. Hari ini hari ulang tahunnya, dia yang mencintaiku dengan ketulusan dan keluguan hatinya. Sikapnya yang tak pernah menaruh rasa curiga padaku, selalu membuatku tentram saat memeluknya.

Kini, aku hanya bisa menyesapi rasa perih dalam hatiku ini. Rasa perih yang selalu menyayatku dengan sentuhan yang bahkan tak bisa ku rasakan. Layaknya daging yang teriris pisau tajam, begitulah hidup yang ku jalani sekarang. Semua terpotong dan terpisah satu sama lain.

Belahan jiwaku telah hilang entah kemana. Tanpa kata perpisahan, dia menghilang seperti di telan bumi. Aku tak tahu apakah aku bisa bertemu dengannya lagi. Apakah aku bisa memeluk kehangatannya lagi. Apakah aku bisa melihatnya tersenyum dengan manisnya lagi.

Ya Tuhan, kenapa aku harus merasakan kesakitan ini. Apa kau sangat membenci diri ini. Jika Kau tak mengizinkan diriku untuk memilikinya lagi, kumohon biarkanlah aku melihat senyuman yang mendamaikan itu lagi.

Aku beranjak dari tempat tidurku. Aku menuju meja yang ada di sudut kamar. Ku ambil dan ku buka dompetku. Setidaknya aku masih memiliki potretnya yang tersimpan dengan rapi ini.

Selamat ulang tahun, Sandyakala Bagas Prakoso. Semoga kau selalu mendapat yang terbaik sayangku.

Aku segera mandi dan berangkat untuk membeli makanan. Sejak pertengkaranku dengan Anindya, aku tak pernah bersamanya lagi, kecuali untuk membawakannya makanan dengan asupan gizi yang pas untuk ibu hamil.

Aku sangat membencinya, tapi dia sedang mengandung anak kami. Sikapnya yang begitu menyesal karena mengandung anak kami, membuat hatiku semakin sakit. Tak masalah jika dia tak pernah mencintaiku, tapi setidaknya ada sedikit rasa keibuan yang harusnya dia miliki.

Saat aku sampai di apartemen kami, ku lihat dia sedang mengambil beberapa obat-obatan. Aku langsung menepis tangannya ketika beberapa butir pil berwarna hitam hampir masuk mulutnya.

"Apa kau benar-benar ingin membunuh anakmu?" bentakku. Setelah aku tahu bahwa itu adalah pil yang bisa menggugurkan kandungan. "Hahaha, apa pedulimu? Kenapa kau begitu menginginkan anak sialan ini?" sindirnya.

"Apa maksudmu?" tanyaku mencoba untuk bersabar. "Asal kau tahu, anak ini benar-benar membuatku geram. Aku sudah minum bermacam obat untuk menggugurkannya, tapi dia sangat kuat" jawabnya.

"Kau memang sinting. Kau adalah iblis" kataku tak bisa menahan amarahku. "Berani sekali setan meneriaki iblis. Hahaha" katanya sambil tertawa yang dibuat-buat.

Aku ingin mengakhiri pertengkaran ini untuk tidak membuat Anindya semakin stres, karena aku takut jika terjadi apa-apa pada anak kami. Bukan anak kami tapi anakku.

"Makanlah, dan jangan membuat ulah lagi. Karena anak yang ada di kandunganmu akan bertahan, dia tahu Ayahnya sangat menantikan kelahirannya. Aku akan pergi bekerja selama 2 minggu. Jika kau memerlukan sesuatu beri tahu saja aku. Aku akan mentransfer uang untuk semua keperluanmu dan bayi kita" kataku.

"Pergilah, kau tak perlu mengkhawatirkan diriku dan anakmu ini. Aku pastikan anak ini akan aman" jawabnya.

*****

Mada POV

Hari ini adalah ulang tahun Lala yang ke-22. Aku, Damar dan Adine telah membuat sebuah video ucapan untuk Sandy. Aku telah mengiriminya link lewat email yang akan menghubungkannya ke video yang telah aku upload di salah satu media sosial milikku. Karena yang ku tahu hanya inilah yang bisa menghubungkan diriku dengannya. Semoga dia menyukainya dan segera membalas email-ku. Kalau pun dia tidak menyebutkan dimana sekarang dia berada, setidaknya dia memberikan kabar kalau dia masih ada di dunia ini.

Harmoni Cinta, SandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang