02

41.2K 2.9K 457
                                    

Suasana berisik di kantin sekolah pada jam istirahat seperti ini adalah pemandangan sehari-hari bagi kedua sahabat itu.

Untung saja mereka memiliki tempat khusus di ujung kantin yang sedikit tenang dari kebisingan anak-anak yang sedang mengisi perut sehabis sibuk belajar.

"Echan tunggu di sana, biar Nana yang pesankan. Echan mau makan apa?" Tanya Jaemin seraya menunjuk tempat yang biasa dia dan Haechan duduki.

"Echan mau bubur ayam aja, sama air hangat ya Nana" Kata Haechan yang terlihat agak lesu.

"Loh kenapa cuma bubur? Gak mau nasi goreng atau bakso kek biasa nya?" Tanya Jaemin heran, biasanya sahabatnya akan memilih menu berat jika sudah istirahat seperti ini. Biasa lah, nafsu makan Haechan agak besar.

"Perut Echan lagi ga enak Nana. Echan belum makan dari pagi" jelas Haechan yang terlihat semakin pucat. Bahkan bibir nya juga sudah terlihat pink pucat.

"Astaga Chan, pasti magh kamu kambuh" Jaemin panik.

"Ya udah makan bubur dulu ya, Nana pesenin. Habis ini Nana anter ke UKS buat minum obat" kata Jaemin terlihat khawatir sekali, pasalnya Haechan memiliki magh akut, dia tidak bisa salah makan atau terlambat makan, alhasil dia akan terbaring sakit.

Haechan agak menyesal karena tidak menuruti perkataan sang ibu tadi pagi yang menyuruh nya untuk sarapan walau cuma sedikit, harusnya dia membawa selembar roti bikinan ibu nya dan memakannya selama di jalan. Tapi Haechan benar-benar lupa. Gara-gara tugas piket sialan itu.

Bahkan Haechan juga lupa sama janji dia kepada sang ibu untuk langsung sarapan saat sudah sampai di sekolah, makanya sekarang asam lambung pemuda itu sedang naik.

Haechan merasakan kepalanya berkunang-kunang, perutnya juga benar-benar tidak enak, ingin muntah saja rasanya sehingga dia menelungkupkan kepalanya di meja untuk menetralisir rasa mual sembari menunggu sahabatnya datang membawa pesanan.

Suara kursi di geser di depan nya membuat Haechan mengangkat kepala.

Dia kira itu Na Jaemin, sahabatnya yang sudah datang membawakan pesanan milik nya. Rupa nya bukan. Itu Jung Jeno, kekasih Jaemin.

Jeno duduk berhadapan dengan Haechan, memang sudah kebiasaan mereka akan makan bertiga seperti ini, tapi tadi Jeno tidak pergi ke kantin bersama dengan mereka karena harus ke ruang basket sebentar untuk menemui pelatih nya.

Alhasil Jeno pun bilang akan menyusul mereka nanti jika urusannya sudah selesai.

"Chan, lo kenapa? Pucet banget itu muka" Panik Jeno ketika melihat muka Haechan yang benar-benar pucat dan mata nya yang sudah sayu.

Haechan tidak menjawab, dia merasakan kepalanya benar-benar pusing dan sepertinya kesadarannya di ambang batas.

Benar saja, Haechan menutup matanya seraya tubuhnya yang ambruk dan langsung saja di tangkap oleh Jeno yang refleks berdiri dari kursi nya menuju ke kursi tempat Haechan.

Jaemin yang menyadari ada keributan di ujung kantin lantas meninggalkan pesanannya, perasaan Jaemin tidak enak, dan benar saja, dia melihat sahabatnya itu telah pingsan.

Jaemin panik bukan kepalang.

"Jeno ayo bawa Echan ke UKS sekarang !!" pinta Jaemin kepada kekasihnya dan langsung di turuti oleh sang kekasih yang juga sama paniknya.

Jeno menggendong Haechan ala brydal style menuju UKS. Terlihat sekali wajah panik sepasang kekasih itu karena sahabat mereka pingsan.

Kejadian Haechan pingsan itu tidak lepas dari tatapan tajam seorang pemuda ber aura dingin yang sejak tadi memperhatikan mereka dengan ekspresi yang sangat sulit di artikan.

✓ Karma Rasa Kurma (Markhyuck-Nomin 🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang