28

20.8K 1.5K 566
                                    

Matahari pagi tepat menyinari wajah sembab seorang pemuda manis yang tertidur di balkon kamarnya. Haechan tidak sadar kalau dia tertidur di sini tadi malam, sesudah puas bercengkrama dengan angin malam, Haechan memejamkan matanya dan tertidur, dia lelah sekali.

Haechan membuka pelan mata nya yang terasa berat, menikmati sebentar sinar hangat matahari yang membelai lembut wajahnya sebelum dia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Huffff . . Hari pernikahan" gumam Haechan.

"Ayo Channie, kamu bisa, kamu kuat" Haechan berusaha menyemangati dirinya sendiri.

Dengan langkah berat, Haechan berjalan menuju kamar mandi, setelahnya dia memakai pakaian yang begitu rapi. Mae Ten sudah menyiapkan pakaian itu dari kemarin malam, jadi Haechan tinggal memakainya saja.

Oh ayolah Seo Haechan, kamu pasti bisa melewati ini.

Setelah di rasa semuanya rapi, Haechan mengambil hadiah pernikahan untuk Mark dan Jaemin yang sudah dia sediakan dari kemarin.

Haechan memantapkan hati nya. Menuruni satu persatu anak tangga, menghampiri Ayah, Ibu juga kakaknya yang baru datang dari China.

Hendery yang melihat adik kesayangannya begitu rapuh, segera membawa tubuh sang adik ke dalam pelukannya.

"Adek abang kuat kok. Ayo senyum" Hendery berusaha memberikan support kepada Haechan.

"Iya, Channie kuat kok bang" balas Haechan mengembangkan senyum palsu nya.

"Ayo kita berangkat" ajak Johnny kepada mereka semua.

Dua buah mobil meninggalkan halaman mansion keluarga Seo, menuju kediaman Jung.

Selama perjalanan, Haechan hanya bermain ponsel, berusaha mengalihkan rasa sedih di hatinya.

"Lagi apa sih dek?" Tanya Hendery yang duduk di samping sang adik.

"Lagi cek grup sekolah bang, minggu depan udah selesai libur katanya" jawab Haechan tanpa melepaskan pandangan dari ponselnya, namun dia seperti menutupi layar ponsel agar tidak dilihat oleh Hendery.

"Abang gak ngintip kok" kata Hendery yang melihat adiknya sengaja menutup layar ponselnya.

"Ehehehe, abang kan suka nya ngintip" cibir Haechan.

"Gak ya, kamu ini" Hendery mengusap pelan rambut lembut Haechan, gemas dengan tingkah sang adik.

Setelah selesai mengecek ponselnya, Haechan menghembuskan napas berat ketika mobil keluarga nya sudah memasuki halaman mansion Jung yang penuh dengan karangan bunga, ucapan selamat atas pernikahan si sulung Jung dengan anak ketiga keluarga Nakamoto.

"Harusnya namaku yang ada di sana . ." Gumam Haechan, sangat pelan hingga Hendery pun tidak bisa mendengarnya.

Air mata Haechan jatuh tepat saat sopir menghentikan mobilnya di depan pintu utama keluarga Jung, namun Haechan segera menghapusnya seraya menarik napas dalam.

Hendery yang melihat betapa beratnya sang adik menghadapi ini, menggenggam tangan Haechan dan memberikan tatapan penuh keyakinan bahwa Haechan akan sanggup melewati acara ini. Haechan mengangguk dan membuka pintu mobil bersamaan dengan sang Kakak.

Johnny dan Ten sudah masuk secara bergandengan ke dalam ruangan.

"Siap?" Tanya Hendery, meletakkan tangan sang adik dilengannya.

Haechan menggeleng, dia tidak siap.

"Mau pulang saja?" Tanya Hendery.

Haechan kembali menggeleng, dia tidak akan pulang.

✓ Karma Rasa Kurma (Markhyuck-Nomin 🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang