14

36.5K 2.2K 118
                                    

Haechan membuka mata perlahan. Berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

Kepalanya agak pusing pagi ini, dan sebenarnya dia malas sekali untuk membuka mata. Ingin rasanya bergelung di bawah selimut saja sampai nanti siang.

Haechan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan.

Ini bukan kamarnya.

Kamar siapa ini?

Haechan baru ingat kalau dia sedang ada di Jeju, study tour, bersama Nana tentunya.

Ah ya, dimana Nana.

Haechan mencari keberadaan sahabatnya, dan ketika pintu kamar mandi di buka, Haechan terkejut melihat Mark yang keluar hanya dengan memakai handuk di bagian bawah. Memamerkan perut atletis miliknya.

Tunggu-tunggu.

Kenapa ada Mark? Kenapa Haechan bersama pemuda itu? Dalam satu kamar?

Haechan mencoba mengingat kejadian semalam, matanya membola sempurna kala ingatan tentang adegan panas tadi malam melintas di pikirannya bagaikan sebuah trailer film.

Haechan lebih melotot lagi ketika menyadari kalau diri nya masih dalam keadaan telanjang bulat di balik selimut.

Dan apa itu? Darah kering mengotori kasur? Oh tidak, Haechan sudah tidak perjaka lagi.

Mark yang memperhatikan Haechan tengah melotot di atas kasur kemudian menghampiri pemuda manis itu. Namun Haechan segera menarik selimut dan semakin merapatkan selimut itu ke tubuhnya.

"Kenapa kamu kayak orang mau diperkosa gitu?" Tanya Mark bingung melihat kelakuan kekasih manisnya.

"Bukannya emang udah diperkosa ya?" Tanya Haechan balik menatap Mark dengan ketus.

"Hah? Siapa yang memperkosa kamu?" Tanya Mark dengan wajah tidak berdosanya.

"Kamu" ketus Haechan lagi.

"Aku tidak, sejak kapan aku memperkosa kekasihku sendiri. Kita hanya bercinta dengan nikmat tadi malam" kata Mark membuat Haechan membulatkan matanya mendengar perkataan tidak berakhlak Mark.

"Siapa yang kamu bilang kekasihmu?" Tanya Haechan masih dengan nada ketusnya.

"Kamu"

"Aku tidak, sejak kapan aku menjadi kekasihmu" tanya Haechan persis dengan gaya bicara Mark yang tadi.

"Haha . . Kamu gak inget ya? sejak tadi malam" Mark tertawa melihat tingkah kekasihnya yang menggemaskan ketika meniru gaya bicaranya.

"Aku bukan kekasihmu" sanggah Haechan.

"Apa kamu benar-benar lupa? Hemm . . Mau ku ingatkan lagi dengan adegan yang sama ketika kamu bilang kalau kamu kekasihku?" Tawar Mark mencoba menggoda Haechan dengan tangannya yang menarik-narik selimut Haechan.

"Aaaaaaaaaa tidak tidak. Aku tidak mau, lepaskan tanganmu atau aku akan menendangmu keluar dari jendela itu" Haechan semakin mengeratkan selimut untuk menutupi dirinya.

Haechan tentu tidak mau mengulang kegiatan panasnya semalam dengan Mark. Haechan tentu ingat ketika Mark meminta dia untuk menjadi kekasihnya. Dan Haechan juga sudah mengiyakan hal itu.

Apa benar dia sekarang sedang berpacaran dengan Mark? Awalnya Haechan pikir setelah Mark meniduri nya tadi malam. Lelaki itu akan pergi meninggalkannya, mencampakkannya seperti sampah yang harus dibuang dan melupakan kejadian itu.

Tapi nyata nya tidak, Mark masih disini, masih di sisinya, bersamanya.

Benarkah lelaki beralis camar ini tulus?

✓ Karma Rasa Kurma (Markhyuck-Nomin 🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang