11

27.9K 1.9K 79
                                    

Sepertinya, list acara jalan-jalan yang sudah Haechan susun bersama Jaemin, tidak akan berjalan se mulus itu.

Sebab pagi ini, hujan deras melanda wilayah pulau Jeju. Dan sepertinya, Hujan kali ini akan lama berhentinya. Haechan yang moodnya sudah rusak pun hanya bisa menggelung tubuhnya di dalam selimut.

Anak itu benar-benar pundung karena acara jalan-jalannya harus gagal, padahal dia sudah sangat exited dari tadi malem bahkan sampai tidurnya gak nyenyak buat nungguin pagi tiba, eh ternyata pas udah pagi malah hujan.

Jaemin yang sedari tadi bingung menghadapi mood Haechan yang hancur, akhirnya menelpon Jeno, menyuruhnya agar ke kamar mereka, barangkali untuk bermain game agar Haechan tidak bosan seperti itu dan moodnya bisa kembali stabil.

"Haechan . ."panggil Jaemin kepada buntelan selimut di atas ranjang itu. Tapi tidak dijawab sama sekali oleh Haechan.

Jaemin sudah khatam dengan sifat Haechan kalau lagi badmood, mau gempa bumi sama tsunami pun dia gak bakalan peduli. Anaknya pasti akan terus berdiam diri sampai moodnya membaik. Silent treatment, itulah Haechan.

Tok tok tok . . .

Itu pasti Jeno, cepat juga dia datangnya. Pikir Jaemin.

Setelah membuka pintu, Jaemin terkejut bukan main. Eh tunggu, bukannya tadi Jaemin cuma meminta Jeno yang datang? Kenapa sekarang ada 4 orang lelaki yang berada tepat di depan pintu kamarnya?

"Mereka yang memaksa ikut" keluh Jeno setelah dipersilahkan Jaemin untuk masuk, di ikuti oleh ketiga pemuda itu tentu nya.

"Di mana Haechan?" Tanya Soobin yang tidak melihat keberadaan pemuda manis yang sudah di anggapnya sebagai adik itu.

"Tuh . ." Tunjuk Jaemin ke arah buntalan selimut di atas ranjang.

"Lho, dia sakit?" Panik Soobin segera mendekati buntalan itu, eh maksudnya mendekati Haechan.

"Iya, Sakit hati dia mah, moodnya lagi gabaik gara-gara hujan dan gak jadi jalan-jalan, padahal anaknya kepengen banget jalan-jalan" jelas Jaemin yang kini sudah duduk disamping Jeno.

Ketiga lelaki itu pun mengangguk, tapi mereka semua tentu tidak bisa melakukan apapun, mungkin Haechan memang tidak di takdirkan untuk jalan-jalan di pulau yang sangat indah ini.

Haechan mendengus lalu membuka selimutnya, dia mendengar semua perkataan Jaemin, dan juga dia menyadari ada orang lain dikamarnya. Kini nampaklah wajah bantal si manis yang begitu menggemaskan, dengan rambut acak-acakan dan juga ekspresi wajah yang tidak bisa di bohongi kalau dia sedang kesal. Moodnya benar-benar sehancur itu.

"Kalian ngapain ke sini sih? Ganggu" ketus Haechan ketika tau kalau ada tamu di kamarnya.

"Eee buset sensian amat, pms ya lo?" Tanya Jeno yang kemudian mendapatkan lirikan tajam dari Haechan.

"Gue cowo kalo lo lupa ya monyet" jawab Haechan ketus. Membuat Jeno mingkem, tidak dengan Lucas, dia malah terkikik geli melihat Jeno yang tidak jadi ketika ingin membuka suara membalas perkataan Haechan.

"Gak usah ketawa, diem lo gajah" kata Haechan ketus ke arah Lucas, membuat Lucas langsung mingkem dan di balas Jeno dengan pandangan meledeknya.

"Kaaak Obiiiiiiinn . . Stop disana !! Jangan deket-deket, jauh-jauh !!!" usir Haechan ketika sadar kalau Soobin sedang ada di dekat ranjangnya.

Soobin refleks mundur mendengar teriakan Haechan yang kembali menutup diri nya dengan selimut, Soobin mendekati Jeno yang sudah cekikikan karena gemas melihat tingkah Haechan.

"Nyebelin banget si ah" keluh Haechan kemudian kembali memasukkan dirinya kedalam selimut.

"Buset serem banget kalo dia badmood gitu" kata Soobin yang mendapat anggukan dari yang lain. Tak terkecuali Mark.

✓ Karma Rasa Kurma (Markhyuck-Nomin 🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang