05

38.5K 2.3K 366
                                    

Pemuda tampan beralis camar itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Seperti sedang mencari sesuatu, atau seseorang, maybe.

Namun sepertinya dia tidak menemukan apa yang di cari nya.

"Mark Jung, kemarilah" panggil Taeyong.

Mendengar ibunya memanggil, Mark segera mendatangi sang ibu yang terlihat sedang berbincang dengan seseorang.

"Ini dia anak sulung ku yang tadi aku ceritakan, Mark Jung" ujar Taeyong sambil menepuk pundak Mark ketika dia sudah berada dalam jangkauan nya.

"Halo Mark, senang sekali aunty bisa melihatmu" kata seorang pemuda cantik di samping Taeyong.

Mark hanya mengangguk sekilas dan tersenyum tipis.

"Dia teman Bubu, lebih tepatnya pemilik butik pakaian yang menjadi langganan Bubu" jelas Taeyong, Mark kembali mengangguk.

"Oh ya Ten, aku tidak melihat anakmu" tanya Taeyong kepada orang yang sedari tadi berbincang dengannya.

"Itu anak sulungku sedang bersama Ayahnya" tunjuk Ten kepada Hendery dan juga suaminya yang sedang duduk bersama para kolega bisnis mereka.

"Ah maksudku anak bungsumu yang manis itu Ten. Aku belum pernah bertemu dia secara langsung" tanya Taeyong lagi.

Mark terlihat jengah dengan pembicaraan kedua orang tua ini. Ingin rasanya dia menyingkir dan bergabung dengan Ayahnya, membahas bisnis sepertinya lebih seru.

"Ooo Haechan" Ten mengangguk sambil tersenyum.

Mendengar nama orang yang sedari tadi dia cari. Membuat Mark sontak kaget dan menatap pemuda cantik di hadapannya dan sang ibu itu. Mark jadi bertanya-tanya siapa pemuda ini.

"Maaf ya Taeyongie, anakku tidak bisa datang, dia sedang kurang sehat sekarang" Jelas Ten.

Mark sekarang tau kalau pemuda cantik ini adalah Ibunya Haechan, Seo Ten.

"Dia sakit?" Tanya Taeyong menunjukkan rasa empati nya terhadap Haechan.

"Anak ku itu memang memiliki magh akut, tadi dia gak makan waktu berangkat sekolah, kata nya takut di hukum kalo telat piket, haha ada-ada saja anakku itu, padahal setauku dia gak pernah lalai dalam tugasnya, tapi mungkin kemarin-kemarin dia lalai dan akhirnya dihukum" cerita Ten

"Padahal ya, anakku itu paling tidak mau di hukum, karena dia tidak suka hukuman, anaknya disiplin, tapi entah kenapa dia bisa di hukum hanya karena piket, jadinya kan dia gak mau lagi di hukum dan akhirnya pergi pagi kesekolah sampai gak inget makan, maka nya dia sakit sekarang" Ten melanjutkan ceritanya.

Mendengar itu Mark agak merasa bersalah, karena minggu kemarin dia lah yang menghukum Haechan ketika pemuda itu terlambat mengerjakan tugas piket nya di sekolah. Padahal Haechan cuma terlambat sekian detik, tapi Mark malah menghukumnya.

"Dia memiliki tanggung jawab yang besar terhadap tugas nya ya Ten, aku salut dengan anak mu, bahkan dia tidak memikirkan keadaan nya sendiri demi melakukan kegiatan lain yang menjadi tanggungjawab nya" kata Taeyong semakin membuat Mark merasa bersalah.

"Hufftt . . Dia memang seperti itu Tae, aku sudah sering menasehatinya agar tidak perlu terlalu orang yang terlalu perfeksionis, tapi anaknya gak bisa dibilangin" kata Ten.

"Haha, like mom, like son, lihat dirimu Ten, kamu juga orang yang selalu perfeksionis dalam segala hal kan, jadi tidak heran jika itu menurun kepada anakmu" kata Taeyong membuat Ten tertawa.

"Haha . . Kamu bisa aja Tae"

"Oh ya Ten, Kalo kamu mau pulang untuk menjaga anakmu, gapapa kok, nanti aku bakal bilang sama suami ku kalo kalian pulang duluan" kata Taeyong, bukan bermaksud mengusir, tapi Taeyong paham betul kekhawatiran Ten, dia juga pasti akan sangat gelisah saat anak-anaknya sedang sakit tapi dia ada kegiatan di luar.

✓ Karma Rasa Kurma (Markhyuck-Nomin 🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang