12 🔞

58.8K 2K 66
                                    

"Dad . . Daddy . . John . . aelah kemana si tu bapak-bapak" panggil Ten lalu beranjak dari tempat duduknya yang semula berada di depan televisi, mencari suaminya yang entah di mana.

"SEO JOHNYY !!" Panggil Ten menggelegar ke seluruh penjuru ruangan.

Johnny yang mendengar teriakan istrinya pun segera menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar sang anak.

"Ada apa sayang? Aku sedang di kamar Hendery" sahut Johnny.

Ten segera mendatangi suami nya yang ternyata sedang berbincang dengan anak sulungnya.

"Jeju di landa badai, aku khawatir dengan Haechan. Cepat telpon dia !!" Perintah Ten yang di angguki oleh Johnny.

Johnny pun merasa terkejut mendengar kabar bahwa Jeju sedang dilanda badai sekarang. Bagaimana keadaan bayi kesayangannya.

"Gak aktif" kata Johnny setelah mencoba berulang kali menghubungi nomor sang anak.

"Telpon Soobin !!" Perintah Ten lagi, dia benar-benar khawatir dengan anaknya.

"Gak aktif juga Mae" kata Hendery yang memang memiliki kontak Soobin.

"Nana . . Ayo telpon Nana" Ten mencari ponselnya karena hanya dia yang memiliki kontak sahabat anaknya itu.

Beberapa kali Ten mencoba menelpon Jaemin, panggilannya terhubung, namun Jaemin tidak mengangkat telponnya. Kemana anak itu di saat Ten khawatir seperti ini.

"Aduuh Nana ini kemana sih, kok telpon Mae gak di angkat" ucap Ten sambil terus menelpon Jaemin, berharap panggilannya terhubung.

_________________________________________________

"Eengghhh Jenhh . . Telpon kuuhh . ." Jaemin berusaha meraih telponnya yang sedari tadi berbunyi, namun Jeno terus menerus menusuk nya.

"Jenhhh . . Biarkan akuu aahhh . . Mengangkat telpon sebentar . ." Jaemin bersumpah kalau Jeno benar-benar menggenjotnya habis-habisan.

"Tunggu sebentar sayang . . Aku mau keluar, sshhhh aahh Nanaa . ." Desah Jeno dengan kejantanannya yang mulai berdenyut di dalam hole Jaemin.

"emmmhhh Jenoohh . ." Desahan terakhir Jaemin sebelum Jeno memuncratkan cairan cintanya di atas bokong sintal kekasihnya itu.

"Aaaahhhhh fuck" desah Jeno sambil terus mengurut kejantanannya yang masih mengeluarkan cairan. Sedangkan Jaemin sudah ambruk di atas ranjang sambil terengah.

Dering ponsel kembali terdengar, dengan sedikit tenaga nya, Jaemin raih ponsel itu dan betapa terkejutnya dia ketika melihat sudah puluhan telpon tidak terjawab dari Mae Ten. Oh tidak, Jaemin harus siap mendengarkan omelan sang Ibu karena mengabaikan telponnya.

"H-halo Mae" sapa Jaemin sedikit gugup

"Nana kemana saja, kenapa baru mengangkat telpon Mae? Dimana Haechan, dia baik-baik aja kan? Kalian berdua baik-baik aja kan? Mae khawatir sekali"

Jaemin menjauhkan telpon itu dari telinganya ketika mendengar suara mengomel dari Ten. Sudah Jaemin duga, ibu dari sahabatnya yang sudah dia anggap sebagai ibu nya sendiri ini memang sangat protektif terhadap keamanan anak-anaknya.

"I-iya Mae, kami baik-baik aja. Echan juga lagi tidur sekarang. Ponselnya lagi di charger Mae" bohong Jaemin, mana mungkin Jaemin mengatakan kalau Haechan terjebak badai dengan seorang pria bermarga Jung di sebuah penginapan. Bisa habis telinga nya kena omel.

"Coba mana, Mae mau liat anak Mae"

Mampus.

"E-e-e anu Mae, ini jaringan gak bagus karna badai, gak bisa pake panggilan video" elak Jaemin berusaha mencari alasan agar Mae Ten segera menutup teleponnya.

✓ Karma Rasa Kurma (Markhyuck-Nomin 🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang