Hari ke 9.

932 182 14
                                    

"Okay, so how's your day?"

Melihat wajah lelah Jeffian di layar laptopnya membuat Tisha semakin menyukainya, lelaki itu terlihat lebih tampan jika kelelahan. Harinya pasti berat, pikir Tisha. Ia pun membenarkan letak duduknya dan bersandar pada kursi berwarna merah muda miliknya, "Definitely good! Ya nggak baik banget sih, tapi baik! Aku mau ngoceh tentang hari ini, kamu mau dengerin?" Tisha bersemangat sembari membuat racikan maskernya malam ini.

Jeffian terlihat tersenyum disana menyangga tangannya siap mengamati Tisha bercerita, lelahnya hilang saat melihat gadis berbicara sangat bersemangat. "Boleh banget, ngapain aja hari ini?" tanya lelaki itu. Mereka hari ini tidak bertemu karena jadwal perkuliahan yang bentrok dan juga cukup sibuk.

"Aku bangun pagi, lanjut ngerjain materi presentasi. Terusss! Jas lab aku kecipratan kuah soto! Mama ku masak soto huhu enak banget tapi aku hampir nangis soalnya noda nya nggak ilang, yang. Yaudah habis itu dibantu cuci sama mama ku, akhirnya nodanya hilang yeay! Jam sepuluh aku pesen thai tea, harusnya thai tea nya aja karena es nya aku pake yang dirumah. Eh, kamu tau nggak? Pas dia datang ternyata es nya malah dipisah, es nya meleleh tauu. Habis itu aku bingung mau ngapain karena aku jalan ke kampus jam setengah dua belas, aku kangen kamu banget banget banget ━

 ━ tapi aku tahan buat nggak telpon karena aku tau kamu lagi sibuk ini itu, takutnya aku ganggu. Aku mau samperin kamu tapi aku nggak kuat jalannya jauh mana panas, aku juga lupa bawa payung dan arghhh itu panas banget. Aku nyaris kebakaran, you know? Sampai kelas aku belajar kayak biasa, dosennya hari ini nggak nyebelin hehe. Selesai itu aku langsung pulang, karena mama ku nitip beli minyak goreng. Sampai rumah aku tepar karena bis sore padet banget, yang. Aku tadinya mau naik krl, tapi itu lebih padet arghh! Udah habis itu aku tidur, bangun satu jam yang lalu terus mandi dan video call sama kamu deh yeay! Kamu hari ini gimana? Ada yang nyebelin?" Ocehan Tisha selesai dan sang pacar diujung sana belum selesai memandanginya, fokusnya hanya ke gadis itu.

"Yeay! Tadi kalau jas lab kamu noda nya nggak  hilang. Pakai punya ku aja, yang. Hari ini aku pagi berangkat ke kampus, dibengkel sampai siang. Jam satu balik kelas sampai sore. Jam tiga mulai siaran, jam enam selesai terus nongkrong. Udah deh pulang ketemu kamu. Aku mau pesen makan, udah makan belum yang?" 

Tisha teringat jika dirinya juga belum makan malam, tangannya meraih ponsel disamping buku-buku nya. "Orang beda ya, masa aku make wearpack huhu nangis banget. Aku belum makan, ayo makan bareng! Bakmi, yang. Aku nemu warung enak, bentar." ujar gadis itu seraya menggulir layar ponselnya, mencari bakmi yang ia maksud.

Jeffian tertawa geli, membayangkan Tisha memakai baju bengkelnya. "Lucu, kayak minion. Oh, aku pernah makan bakmi ini. Aku udah pesen, yang."  katanya, membuat Tisha mengerucutkan bibirnya lucu. 

"Enak aja! Aku nggak sekuning itu ya! Aku pesen setengah porsi hehe, takut nggak habis nanti mama ku marah kalau makan disisa-sisa. Bentar ya, aku mau cuci muka." Tisha meletakkan ponselnya lalu ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya setelah menggunakan masker.

Sang pacar masih disana, memainkan ponselnya. Namun ketika Tisha selesai dengan acaranya mencuci wajah, Jeffian hilang dari tempatnya. "Yang? Yang!" panggilnya panik. Takut jika lelaki itu hilang, pingsan, atau disembunyikan hantu.

"Apa?" suara Jeffian terdengar diikutin suara tutupan pintu, ia duduk di meja belajarnya bersama dua bungkus bakmi dan sebotol air mineral disana. Ia menatap Tisha dengan pandangan heran karena gadisnya terlihat sangat panik.

"AKU KIRA KAMU DICULIK HANTU! Ya ya siapa tau kamu ditaksir sama mahluk hal━ lho bakmi mu udah datang? Kok aku belum ya?" Tisha tidak sadar jika tempat bakmi yang dimaksud itu dekat dengan komplek kost pacarnya.

liéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang