15. MARAH?

122 37 213
                                    

Karin menunggu kepulangan Husain jam sudah menunjukan pukul sembilan malam tetapi lelaki itu belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Husain kok lama banget sih pergi nya," gerutu Karin yang mondar mandir seperti setrikaan di ruang tamu.

"Assalamualaikum." Terdengar suara lelaki itu membuka pintu dan Karin menyambut dengan senyuman.

Tapi tunggu, lelaki itu tidak pulang sendiri melainkan bersama dengan Annisa, Karin mengerutkan keningnya dan menatap Husain seolah bertanya 'kenapa dia ikut'.

"Sayang, kamu udah makan?" Tanya Husain pada Karin.

"Belum, aku nunggu kamu pulang,"

"Yaudah, aku bersih-bersih dulu abis itu kita makan bareng ya." Husain meninggalkan Karin dan Annisa di ruang tamu dan mereka saling menatap.

"Ngapain Lo malem-malem ke bertamu ke rumah orang gak sopan!" Ucap Karin sembari mendelikan matanya.

"Kerjaan gue sama Husain belum beres jadi gue ikut deh ke rumahnya." Jawab Annisa dengan santainya dan ia langsung duduk di kursi.

"Emang gak bisa besok lagi?" Karin yang sudah geram pada Annisa.

"Gak bisa, soalnya gue masih kangen sama suami Lo,"

"Tapi suami gue gak kangen sama Lo!" Bentak Karin.

"Oh ya? Liat aja nanti Husain pasti lebih prioritasin gue dibanding Lo, karena Lo itu gak bisa apa-apa dan mungkin kerja aja gak bisa ya?" Annisa meremehkan Karin, Karin hanya diam dan tangannya mengepal kuat.

"Kata siapa gue gak bisa kerja hah?! Lo aja yang gak tau!"

Husain keluar dari kamar dan melihat suasana di ruang tamu tengah memanas akhirnya Husain menghampiri kedua wanita itu.

"Sayang," panggil Husain.

"Kamu ngapain sih bawa wanita ini ke rumah? Jadi males aku!" Karin beralih menatap suaminya tajam.

"Tadi kan Annisa bilang ada kerjaan, gak lama kok." Husain mencoba menenangkan Karin.

"Yaudah kita makan yuk." Ajak Husain kepada Karin dan Karin pun menurut saja.

"Ngapain Lo ikut duduk di meja makan?"

"Terserah gue lah, suami Lo aja gak protes." Annisa semakin berani kepada Karin terlebih lagi Husain sama sekali tidak membela Karin.

"Udah-udah mending langsung makan aja gak usah pake debat, duduk Rin." Karin duduk di dekat suaminya itu.

"Eh, Husain itu gak suka nasi goreng banyak bawangnya kayak gini. Biar aku masakin yang baru ya?" Annisa mengambil piring Husain.

Husain pun hanya menurut dan diam, Karin yang menyaksikan itu tidak terima.

"Apa sih, Husain mau kok, iya kan sayang?"

"Sebenernya aku gak suka nasi goreng banyak bawangnya Rin." Ucap Husain.

Husain menerima nasi goreng buatan Annisa dan memakannya sedangkan masakan Karin tidak ia makan.

Setelah selesai acara makan Husain langsung ke ruang tamu dan mengobrol dengan Annisa masalah pekerjaan, ia tak menanyakan kabar istrinya atau pun menyapa istrinya.

"Oke udah selesai semua nya semoga rencana kita berjalan dengan lancar." Ucap Annisa dan di balas senyuman oleh Husain.

"Kalau gitu aku pulang dulu." Annisa berpamitan pada Husain, dan Husain pun hanya mengangguk.

"Berhubung ini udah malem kamu gamau gitu anterin aku pulang?" Tanya Annisa.

"Lo pulang sendiri aja."

Waiting For You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang