23. BERBOHONG.

61 6 49
                                    

"sayang aku berangkat ke kantor dulu ya," Husain mencium kening Karin seperti biasanya.

"Iya hati-hati ya, jangan ngebut." Ucap Karin.

"Iya sayang siap, gak akan ngebut kok."

Husain memasuki mobil hitam miliknya dan berlalu dari hadapan Karin, setelah kemarin barbeque an rasanya Karin rindu pada Nayla, karena ia sudah lama sekali tidak jumpa dengan Nayla.

"Gue telepon Nayla aja kali ya?" Tanya nya pada diri sendiri.

Ketika Karin sudah beres berbincang dengan Nayla dan ia memutuskan untuk jalan-jalan bersama Nayla tetapi Karin tidak ingin ke mall, ia ingin ke tempat sejuk seperti ke alam.

Suara klakson mobil Nayla terdengar di depan rumah Karin, ia membuka kan pintu dan menyuruh Nayla duduk terlebih dahulu.

"Karin gue kangen banget!" Nayla memeluk erat Karina, sudah lama sekali Nayla tidak bermain dengan Karina, di kampus pun Karin pasti langsung pulang di jemput Husain.

"Gue juga kangen banget sama Lo!" Ucap Karin sembari mencubit pipi Nayla.

"Oh iya gue bawain sesuatu buat Lo," Nayla menyodorkan salad buah yang segar.

"Makasih nay,"

"Sebelum berangkat Lo makan dulu salad buah nya, kan itu kesukaan Lo," Nayla membukakan tutup yang ada pada salad buah tersebut.

Namun baru saja Karin akan menyendok dan memasukan ke dalam mulutnya sudah terasa mual dan perutnya tidak menerima itu.

"Nay jauhin salad buah nya bau," Karin menutup hidungnya dan berlalu ke kamar mandi.

"Huek-huek, ah mual banget rasanya, biasanya gue gak gini." Ucap Karin.

"Rin Lo telat haid gak?" Tanya Nayla yang curiga.

"Udah dua Minggu sih telat datang bulan, tapi biasanya emang gue suka telat kok Nay," Karin di tuntun Nayla ke ruang tengah, karena Karin merasa tubuhnya sangat lemas.

"Jangan-jangan Lo hamil?!"

"Gatau gue Nay, tapi masa sih gue hamil," monolog Karin.

"Lo tunggu disini, gue ke apotik dulu bentar buat beli testpack, oh iya btw pinjem motor Lo biar cepet."

Karin membiarkan saja Nayla pergi, toh ia juga sedang lemas padahal hari ini ia ingin sekali healing bersama sahabat nya itu.

Tak butuh waktu lama Nayla sudah kembali lagi dan membawa testpack di tangannya.

"Lo periksa dulu Rin di kamar mandi,"

Karin mengangguk dan segera memasuki kamar mandi.

Karin membuka testpack itu dan membaca bagaimana cara pakai nya, Karin menunggu selama dua menit di kamar mandi, jantungnya berdebar takut jika dirinya memang hanya sakit lambung.

Karin keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lesu sembari memegang testpack itu, wajahnya seperti kecewa, Nayla bisa melihat itu.

"Gimana Rin?" Tanya Nayla penasaran.

Karin menyodorkan testpack kepada Nayla, ia melihat garis dua disana, senyum Nayla mengembang begitu pula dengan Karin, ternyata begini rasanya hamil.

Pantas saja akhir-akhir ini mood Karin sering berantakan, belum lagi ia yang menangis tiba-tiba atau menginginkan sesuatu yang aneh tetapi tidak ia makan.

"Ayo Nay kita jalan-jalan," Karin tidak ingin membuat Nayla kecewa, karena tak jadi jalan-jalan.

"Nonton Netflix aja lah di rumah Lo, males gue ke luarnya panas." Ucap Nayla, ia tahu situasi dan kondisi, apalagi kandungan Karin yang masih muda takut terjadi apa-apa.

Waiting For You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang