03 LAMARAN

109 44 51
                                    

Hari ini tidak ada jadwal kuliah untuk Karin jadilah Karin bermalas-malasan dirumah sedikit beres-beres tentunya. Karin kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur lalu ada notifikasi WhatsApp.

Ting

Nayla
Main ke rumah gue Rin, gue sendiri takut.

Karin
Gak males gue.

Nayla
Jadi temen jahat banget anj!

Karin
Iya gue kesana tunggu.

Nayla
Asik! Lo emang sahabat gue yang paling baik.

Karin bersiap-siap dikarenakan ia sudah mandi jadi ia tinggal berangkat saja ke rumah Nayla.

"Karin mau kemana?" Tanya Lina

"Karin mau ke rumah Nayla Bun, Karin pamit ya Bun." Karin menyalami lengan Bundanya

"Eh tunggu dulu nak bunda mau bicara sesuatu,"

Bunda menatap Karin intens, ia takut bila ada kata-kata yang tidak sesuai dengan apa yang Karin dengar, karena Karin adalah anak bungsunya dan kakaknya Karin sudah menikah 2 tahun yang lalu.

"Duduk dulu yuk nak." ajak Lina

Karin mengikuti langkah Lina sebetulnya Karin tak pernah melihat Lina se serius ini, Karin jadi takut akan terjadi sesuatu.

"Ada apa Bun?" Tanya Karin ketika ia dan bundanya duduk berhadapan.

"Bunda bingung mau mulai dari mana," bunda menundukan pandangannya

"Gapapa bunda ngomong aja." Karin berusaha menenangkan Bunda pikirannya sekarang kacau takut ada hal yang buruk.

"Ada yang mau melamar Karin." ucap Lina.

"Hah? A-ada yang mau lamar Karin?" Tanya Karin.

"Iya sayang, nanti malam habis isya dia datang kesini bersama ayah dan bundanya."

"Kok dadakan banget sih Bun." gerutu Karin pasalnya ia kaget sekaligus senang

"Dia baru bilang tadi pagi nak bunda juga gak tau."

"Terus ayah gimana?"

"Ayah izinin sih tinggal kamunya nanti jangan pulang kelamaan dari rumah Nayla ya sayang, bunda harap kamu siapkan jawaban untuk nanti malam." jelas bunda.

"Ah iya Bun, emang siapa cowoknya?" Karin penasaran cowo mana yang berani dan gentle menghadap ayah.

"Cowok itu mau dirahasikan nak, tapi dia tampan agak sedikit pemalu sih yang Bunda lihat,"

"Oke deh bunda nanti Karin pulang sebelum jam empat sore."

Karin kembali menjalani aktivitas nya yang tertunda yaitu pergi ke rumah Nayla dan menyalakan mobilnya sebetulnya itu mobil ayahnya.

"Karin pergi dulu ya Bun assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam." jawab bunda

Karin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia senyum-senyum sendiri apakah Rian memang se gentle itu akan melamar Karin secepat ini.

Akhirnya Karin sampai di pekarangan rumah Nayla, Karin memencet bel rumah Nayla dan Nayla pun dengan senang hati membukakan pintu untuk Karin.

"Kenapa muka lo kayak seneng banget," tanya Nayla.

"Ntar gue jelasin sekarang ajak gue masuk dulu dong gak sopan Lo sama tamu!"

"Hehe iya maaf ayo masuk,"

Waiting For You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang