12 PERFECT GIRL

102 26 73
                                    


"Hari ini kamu kuliah? Apa kerja?" Tanya Karin pagi hari sambil menyiapkan sarapan.

"Hari ini aku kuliah, kenapa?"

"Oh, engga cuman nanya aja."

Husain pun menyantap sarapan yang sudah disiapkan Karin sesudah itu mereka berdua bersiap untuk berangkat ke kampus bersama.

Sesampainya di kampus mereka berdua menjadi pusat perhatian pasalnya Karin dan Husain tak pernah terlihat akrab di depan banyak orang.

Husain termasuk lelaki yang populer karena tampan dan kaya raya, mereka semua menjadi iri terhadap Karin, ada yang mengomentari negatif dan juga positif.

Mereka tidak tahu kalau Karin dan Husain telah menikah, karena hanya beberapa saja yang di undang saat pernikahan mereka berdua.

"KARIIIIINNNNN," Teriak Nayla.

"Apa sih Nay teriak-teriak." Gerutu Karin sembari menutup kuping nya.

"Eh ada suaminya juga." Nayla tersenyum kikuk karena merasa malu.

"WOY NAYLA TUNGGU," Teriak Rian dari sebrang sana.

Rian berlari mendekati mereka bertiga dan saat sampai ia ngos-ngosan.

"Lo kenapa sih dari kemarin gue ajak ngomong gak di denger? Malah nyuekin gue Mulu!" Rian mendengus kesal.

"Mikir sendiri!" Nayla yang tampak kesal juga malas berbicara dengan Rian.

"Gara-gara Annisa?" Tanya Rian.

Husain dan Karin hanya diam melihat perdebatan dua sahabat nya itu.

"Ya iyalah bangsat, gue lagi ngomong Lo tarik gitu aja, pake belain si babi itu lagi Lo!"

"Maaf, maksud gue gak gitu, gue cuma ingin melerai agar tidak ada perkelahian." Jelas Rian.

"Ndas mu melerai, kesel yang ada dia hina-hina gue." Nayla yang masih marah dan melipat kedua tangannya di dada.

Rian mengulurkan tangannya sebagai permintaan maaf kepada Nayla.

"Males gue maafin Lo," Jawab Nayla ketus.

"Yaudah, kasih tau gue harus gimana biar Lo mau maafin gue."

"Beliin eskrim sama yoghurt."

"Iya nanti gue beliin." Kata Rian pasrah.

"Tapi sama box yang kaya freezer gitu Lo tau kan?"

"Lo mau jualan?" Rian terheran heran melihat gadis di hadapannya ini.

"Kalo gamau yaudah gak akan gue maafin." Nayla masih memasang wajah juteknya dan sedikit memutar bola matanya.

"Iya elah gue beliin." Putus Rian.

Nayla melihat Karin dan Husain yang sedari tadi menyimak perdebatan mereka berdua.

"Udah debatnya?" Tanya Husain.

"Hehehe iya udah," jawab Nayla.

"Cen nanti pulang ngampus gue mampirlah ke rumah Lo boleh kan?" Tanya Rian.

"Boleh aja."

"Gue ikut," seru Nayla.

"Apaan Lo gak di ajak." Kata Rian.

"Yee lagian gue mau nemenin sahabat gue gak butuh persetujuan dari Lo."

Mereka mulai lagi berdebat Karin yang sudah pusing akhirnya menghentikan mereka berdua.

"Cukup, dah ya jangan berdebat pusing pala gue," Nayla sedikit menjauh dari Rian.

"Hai kak Husain," sapa seorang gadis yang lewat di depan mereka.

Waiting For You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang