"sayang hari ini kayaknya kita ke rumah mamah gapapa kan?" Tanya Husain mematikan, karena ini dadakan dan Karin tidak tahu sebelumnya.
"Gapapa, sambil rencanain juga buat ke labuan bajo ya." Karin melihat suaminya yang fokus menyetir bahkan dari samping pun Husain sangat tampan.
"Iya sayang, Minggu depan kita berangkat. Full seminggu disana atau mau lebih juga gapapa."
"Terus kerjaan kamu gimana?"
"Gak gimana-gimana kan aku CEO nya."
"Iya juga aku hampir lupa hehe," Karin tersenyum simpul dan menatap keluar jendela.
Langit yang berwarna jingga yang sangat indah, Karin menyukai itu. Perpaduan warna yang selaras membuat siapapun terpesona memandangnya.
"Kamu suka senja?" Husain tak tahu bila istrinya itu sangat menyukai senja.
"Suka banget!" Jawab Karin antusias.
"Cantik ya, kaya kamu." Husain menggoda Karin karena gadisnya ini, eh ralat istrinya ini hobi blushing.
"Apa sih Cen," Karin menutup wajahnya, bisa-bisanya Karin yang notabene nya perempuan cool dan cuek jadi salting seperti ini.
"Nah udah sampe, yuk turun." Ajak Husain dan sekalian membukakan seatbelt lalu ia keluar dari mobil terlebih dahulu dan membukakan pintu mobil untuk Karin.
"Aku gugup," kata Karin dengan jujur.
"Gapapa, mamah baik kok lagian mamah sayang banget sama kamu." Husain tersenyum meyakinkan dan jemarinya kini sudah bertautan dengan Karin.
"Hmm yaudah bismillah, yuk masuk."
Ting tong....Ting tong...Ting tong...
Husain membunyikan bel rumah, tak lama kemudian wanita paruh baya keluar dengan mengenakan daster karena ini sudah menjelang Maghrib.
"Assalamualaikum mah," Karin menyalami lengan Mila dan Mila sangat bahagia ketika anak dan menantunya mampir.
"Wa'alaikumussalam, ayo masuk-masuk."
Mila membukakan pintu dan mempersilahkan dua sejoli itu masuk, senyuman itu tak hentinya luntur bahkan Husain baru melihat ibunya seantusias ini.
"Seneng banget kayaknya mamah." Ucap Husain, berjalan mendahului kedua wanita yang sangat ia sayangi.
"Iyalah mamah seneng kedatangan anak dan menantu tercinta."
Husain duduk di sofa dan langsung mencomot makanan yang ada di meja, memang kebiasaan buruknya sulit di hilangkan.
"Bersih-bersih dulu gih, bentar lagi adzan Maghrib kita sholat berjamaah sama papah fernan juga."
"Emang papah hari ini pulang mah?" Husain penasaran karena papanya itu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya.
"Pulang kok," suara bel berbunyi dan Mila pun menyambut suaminya itu tak lupa juga dengan cipika-cipiki.
Husain yang melihat itu ada rasa senang karena keluarganya selalu harmonis.
"Ucen juga bisa." Husain mencium Karin tepat di bibir merah mudanya.
Karin tersentak kaget dan memukul Husain, "ihh kamu kaget, malu juga ada mamah sama papah." Gerutu Karin.
"Gapapa, jangan lupa buatkan kami cucu ya Karina dan anak papah Husain."
"Papah aja sama mamah bikin adik buat Husain." Fernan melemparkan bantal yang ada di kursi kepada anaknya, ia heran apa pikiran anaknya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For You [On Going]
RomanceKalau ada kesamaan tokoh, alur cerita dan lain lain bukan berarti ngecopy karya orang lain, murni pemikiran sendiri. Plagiat dilarang mendekat! Vote back and feedback langsung DM.^^ ____________________________________ Tentang ia yang menikahi se...