"pagi istri ku," sapa Husain yang telah bangun lebih dulu.
"Hmm, udah pagi?" Tanya Karin.
"Masih subuh sih, masih jam setengah empat, cuman kan kita harus mandi wajib."
Perkataan Husain barusan membuat Karin teringat akan kejadian semalam, pipinya bersemu mengingat kejadian itu dan ia malu sendiri.
Karin menaikan selimut ke wajahnya untuk menutupi rasa malu dan salah tingkah, ini pertama kalinya bagi Karin.
"Kok malah mau tidur lagi sih sayang," Husain membuka selimut itu dan mendapati istrinya yang tengah bersemu.
"Gak papa kali Rin udah sah ini."
"Yaudah kamu mandi duluan aja sana."
"Gamau bareng aja?" Tanya Husain.
"Ihh Husain mesum, mama Mila Husain mesum tolong!!!" Karin mendorong tubuh suaminya itu.
"Hahaha mesum ke istri sendiri gapapa kali, malam Jumat siap-siap lagi ya?" Tanya Husain karena ia suka melihat Karin salah tingkah.
"Ini aja masih sakit udah minta lagi!" Gerutu Karin.
"Bercanda sayang." Akhirnya Husain berhenti menjahili Karin dan mulai mandi wajib.
Karin bangun dari posisi tidurnya menjadi duduk, saat Karin hendak berdiri Karin merasakan nyeri pada area intim nya.
Karin meringgis, rasanya sesakit itu tetapi tak apa karena dengan begitu Husain bisa lebih mencintai Karin dan tidak jajan di luar.
"Aku udah nih, sekarang kamu mandi nanti kita sholat subuh berjamaah." Husain menggosok-gosokan handuk pada rambutnya yang basah.
"Iya tunggu dulu bentar," Karin mencoba berjalan dan menahan rasa perih itu.
"Mau aku bantu?" Tanya Husain karena tak tega melihat istrinya berjalan kesakitan.
"Maafin aku ya, karena aku kamu jadi sakit."
"Gapapa." Karin tersenyum hangat lalu mulai masuk kamar mandi.
Ia mengguyur tubuhnya dengan shower rasanya sangat melegakan mandi air hangat pada waktu subuh.
Setelah semua selesai Karin membaca doa untuk mandi Wajib, lengannya bergerak memutar kenop shower dan matanya menjelajah mencari handuk.
Karin menepuk jidat nya sendiri, ia lupa membawa handuk, mau tidak mau ia harus meminta bantuan Husain.
"Cen bisa tolong ambilkan handuk? Soalnya aku lupa bawa handuk." Teriak Karin dari dalam kamar mandi.
"Oke sayang bentar," Husain membawa handuk yang diminta Karin dan mengetuk pintu kamar mandi.
"Makasih," Karin hanya menampakan setengah wajahnya, tetapi dengan jahil Husain mendorong pintu kamar mandi agar dirinya bisa masuk.
"Ih Husain! Jangan masuk ah!" Husain tertawa, mengerjai Karin membuatnya bahagia.
Sebelum adzan subuh berkumandang Karin mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, Husain yang peka akhirnya mengambil hairdryer itu dan membantu Karin mengeringkan rambutnya.
"Rin semoga benih aku jadi ya,"
"Jadi apa?" Tanya Karin.
"Jadi bayi lah Karina."
"Aamiin deh aamiin semoga ya."
Adzan subuh berkumandang dan dua sejoli itu bersiap melaksanakan sholat subuh berjamaah, ini pertama kalinya mereka melakukan sholat subuh berjamaah biasanya Husain selalu melakukan itu di mesjid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For You [On Going]
Roman d'amourKalau ada kesamaan tokoh, alur cerita dan lain lain bukan berarti ngecopy karya orang lain, murni pemikiran sendiri. Plagiat dilarang mendekat! Vote back and feedback langsung DM.^^ ____________________________________ Tentang ia yang menikahi se...