16. "Hi! Welcome baby A❤️".

6.6K 560 23
                                    

"Serius?!" Akbar terkejut bukan main saat disodori selembar kertas berisi gambar hitam putih yang kata istrinya adalah foto usg calon anak mereka. Dia baru sampai rumah lepas menempuh perjalanan yang lumayan melelahkan bersama rombongan perangkat dari desa lainnya yang masih satu kecamatan, disambut pelukan hangat Dwi yang menunggunya di teras. Lalu, langsung dibuat senam jantung mendengar pengakuan perempuan itu yang katanya sedang hamil.

"Nggak ada faedahnya juga aku bohong soal ginian." Dwi melipat tangan didepan dada sembari memandang sebal pada Akbar yang berdiri kaku dengan pandangan menyorot pada foto usg itu.

Selama beberapa saat Akbar hanya memaku pandangannya pada kertas kecil di tangan. Jangan lupakan detak jantungnya yang langsung menggila begitu istrinya yang juga sahabatnya itu mengaku tengah berbadan dua. Oh ada apa dengan matanya yang mendadak terasa panas dan memburam.

Akbar langsung tersadar begitu telinganya mendengar suara Dwi yang memanggil namanya. Bibirnya dengan cepat mengucap hamdalah berkali-kali sembari memejamkan mata, menahan lelehan air mata yang siap menganak sungai. Dadanya berdebar kencang seiring dengan euforia asing namun menyenangkan. Dia akan menjadi Ayah. Ada anaknya yang kini bersemayam dalam rahim Dwi. Fakta yang membuat hati Akbar langsung membuncah bahagia.

"Terimakasih yaallah..." Gumamnya dengan suara bergetar menahan tangis haru.

Akbar merunduk, lalu melalukan sujud syukur dengan air mata berlinang. Kabar ini terlalu tiba-tiba. Sehingga Akbar tidak tau bagaimana mengekspresikan betapa dirinya sangat bersyukur dengan kehadiran buah hatinya di rahim sang istri. Dia tidak pernah berharap Tuhan akan menitipkan malaikatnya secepat ini. Akbar hanya berdoa, agar kelak mereka diberikan kesempatan untuk menjadi orang tua. Dan ternyata doanya diijabah secepat ini.

Akbar mengangkat kepalanya, tersenyum lembut dengan pipi yang basah dan mata yang berkaca. Melihat itu, sontak air mata Dwi turut merebak. Segera Dwi memberondong tubuh sang suami, melingkarkan kedua lengannya di sekeliling pinggang Akbar lantas menyembunyikan wajahnya yang basah pada leher calon ayah tersebut. Akbar menyambutnya dengan segera. Balas memeluk sahabat yang kini menjadi calon ibu dari anaknya. Ya anaknya..

Akbar masih benar-benar tidak menyangka akan kabar membahagiakan ini.

"Ih jangan nangis, aku jadi ikutan mau nangis!" Reaksi Akbar diluar dugaan Dwi, yang dia pikir hanya sampai berseru senang lalu memeluknya erat. Tak sampai menangis sesenggukan seperti yang kini pria sedang itu lakukan di pelukannya.



•••••


"Seneng?" Pasangan itu sudah berpindah ke kamar setelah adegan yang cukup mengharukan di teras tadi. Akbar masih betah memandangi potret kecil itu. Sementara Dwi sibuk membongkar koper sang suami, menaruh baju kotor di mesin cuci, mengeluarkan sejumlah oleh-oleh yang dipesannya, serta membereskan peralatan mandi sang suami. Terakhir, Dwi menyimpan koper tersebut ke tempat semula.

"Seneng banget lah!" Serunya, "Kamu udah ngasitau siapa aja?"

"Baru kamu." Dwi melenggang ke luar kamar, diikuti Akbar yang mengekor dibelakangnya. Cuaca yang tengah terik-teriknya tidak akan ia lewatkan begitu saja. Dwi lekas menggiling pakaian kotor suaminya sembari menghangatkan rendang daging untuk makan siang. Tidak lupa membuatkan es kuwut kesukaan sang suami. Mumpung bahan-bahannya sedang lengkap dan kebetulan juga moodnya sedang baik.

"Aku kasih tau keluarga kita ya sayang?" Dwi mengangguk, mengiyakan. Selepas itu, kedua pasangan yang tengah berbahagia tersebut larut dengan kesibukannya masing-masing. Akbar tidak berhenti tersenyum saat membalas pesan-pesan yang isinya tidak jauh-jauh dari ucapan selamat atas kehamilan sang istri. Handphone nya tentu langsung ramai begitu dirinya memposting potret USG sang anak dan membubuhkan keterangan "Hi! Welcome baby A❤️".

"Kamu periksa kapan? Sama siapa?" Akbar mengangkat kepalanya sejenak dari layar handphone yang menampilkan room chat nya dengan grup keluarga besarnya - yang tengah riuh mengucapkan selamat dan turut berbahagia mendengar kabar kehamilan Dwi. Juga diberondong oleh petuah-petuah dari para bude-bude dan sesepuh.

"Kemarin, soalnya aku nggak sabar mau tau beneran hamil enggaknya. Jadi yaudah berangkat sendiri deh." Tentunya fakta bahwa dirinya membawa si bongsor keluar garasi kemarin siang, tidak akan ia sampaikan.

Dwi Bisa kena omel tujuh hari tujuh malam. Selain karena tidak izin, Dwi juga masih ingat dengan jelas kejadian dimana dirinya hampir menabrak pemotor lain beberapa bulan lalu. Dan itu adalah kali terakhir dirinya membawa motor Akbar. Tentu saja saat itu dirinya bukan hanya diceramahi panjang lebar, tapi juga harus menerima silent treatment seminggu lebih dari sang sahabat.

Dirasa sudah cukup hangat, Dwi dengan cekatan memindahkan rendangnya dari wajan ke mangkuk, lalu membawanya ke meja makan dengan segelas es kuwut yang tampak segar itu. Perut Akbar seketika merongrong melihat betapa melimpahnya bumbu pada daging rendang yang istrinya siapkan.

"Kerupuk mana Wi?"

"Sabar tuan mudaa!" Akbar terbahak melihat sang istri melengos sebal dengan bibir manyun. "Marah-marah gitu malah bikin gemes!" Gumamnya lirih sambil tersenyum-senyum.

Tidak lama kemudian Dwi kembali dengan setoples kerupuk udang yang sengaja ditaruhnya serampangan diatas meja makan. Lalu perempuan yang tengah hamil muda itu ikut duduk disamping Akbar dengan bibir mencebik.

Tangan Akbar membelai perut Dwi yang masih belum nampak buncit itu, "Kak, nanti jangan niru judesnya Ibu ya."

Akbar langsung mengaduh kesakitan saat kulit pahanya di cubit jari lentik sang istri.

"Ngomong kaya gitu lagi bibimu aku ulek!" Ancamnya yang tidak membuat Akbar takut sama sekali. Dia justru tergelak ringan. Tangannya kembali menyusuri perut Dwi yang terlapisi kaos miliknya. Akbar tidak berkomentar apa-apa ketika kaos miliknya dipakai juga oleh sang istri, karena tadi dengan lantang perempuan itu mengatakan bahwa anaknya lah yang menginginkan. Padahal kalaupun bukan anaknya yang mau pun, alias kemauan Dwi sendiri Akbar juga tidak akan marah. Meski itu kaos kesayangannya sekalipun.


🌻🌻🌻🌻


Hai! Aku kembali hehe..
Part ini agak pendek, maaf ya..
Semoga kalian sabar menunggu..

Terimakasih banyak atas dukungan kalian! ❤️

See you🔥

17/1/23

Salam Sayang Penajanuari

Our Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang