“Uaaaaaaawa!”
Dengan segenap kekuatan kukerahkan seluruh tenaga dalam usaha memeras air mata. Tidak peduli dengan anak-anak, oh lupakan anak-anak, maksudku balita berusia sekitar empat hingga lima tahun yang kini mengamatiku dengan pandangan takjub bercampur iba. Sebagian dari mereka diam di tempat, yang lain menghampiri dan berusaha menenangkanku, dan sisanya kemungkinan ikut menangis.
Mengapa, sekali lagi, mengapa aku harus terjebak di sini? Di panti asuhan?
Hasrat menangis makin menjadi hingga kini aku berguling-guling di lantai seolah bisa menularkan kekesalan dan kesedihanku kepada mainan yang berserakan di sekitarku. Aku tidak peduli! Satu-satunya yang kuinginkan saat ini hanyalah mengajukan keberatan kepada petugas isekai yang memutuskan menempatkanku sebagai Kayla.
Oke, apa masalahnya dengan Kayla? Nama itu terdengar imut dan menyenangkan di telinga.
Akan kujelaskan secara sistematis mulai dari....
Oke, tadi aku sedang bermain dengan salah satu bocah. Sama seperti BALITA NORMAL pada umumnya, aku mudah sekali dialihkan perhatiannya dengan benda-benda berupa mainan. Semua berjalan sebagaimana mestinya. Aku menyisir rambut boneka, mengepangnya, hingga akhirnya ada anak nakal yang sengaja melempar bola TEPAT DI KENINGKU.
Bersamaan dengan serangan bola, maka kesadaran lain pun muncul. Aku pernah hidup di Indonesia. Rekam jejakku tidak mengagumkan. Bekerja serabutan, ditampar realitas kaum pinggiran, kemudian mati karena kerusakan lambung. Fantastis!
“Uaaaaaaa!”
Aku mengepalkan kedua tangan dan mulai memukul-mukul lantai seolah dengan begitu kekesalan dalam diriku bisa reda.
Tidak cukup pernah hidup melarat dan sekarat, aku harus kembali menjalani hidup sebagai antagonis kelas teri! Kayla? Sungguh aneh aku bisa langsung mengingat jalan cerita serta karakter yang kini kutempati.
Ada sebuah novel dewasa yang tengah populer di media digital. Novel tersebut berjudul Devil’s Temptation. Tidak ada unsur fantasi. Sama sekali! Murni cerita romansa ala CEO dan cewek yang mendapat limpahan kasih sayang brutal. Ketika kubilang “brutal”, maka itu termasuk adegan plus! Bahkan pihak platform yang menayangkan Devil’s Temptation sampai menyaring pembacanya karena tidak diperuntukan bagi tujuh belas tahun ke bawah.
Tokoh utama perempuan dalam Devil’s Temptation bernama Aine Hertz, sementara tokoh utama prianya adalah Sean White. Tidak seperti karakter utama yang biasanya baik dan terasa seperti vanila, Sean mirip ular! Di luar saja dia terlihat manis dan tidak membahayakan, tetapi sesungguhnya....
Sean tidak keberatan menyingkirkan siapa pun baik dengan cara sehat maupun kotor sekalipun. Dia bahkan memanjakan Aine dengan cara yang kadang membuatku bertanya mengenai kesehatan mental Aine. Dalam adegan panas-membara-seolah-kena-obat-nyamuk-bakar pun bukan main membuatku melongo. Maksudku, hei bagaimana bisa dia sekuat itu? Setelah pergumulan dan sebagainya, Sean sepertinya selalu lapar dan ingin mengunyah Aine sepanjang waktu. Apa pinggangnya tidak remuk? Apa mereka minum obat penambah tenaga?
Yups, Sean seperti ITU!
Oke, lalu apa posisiku di sini?
Kayla merupakan putri angkat keluarga Hertz. Dia diadopsi dari panti sebagai teman bermain Aine. Tumbuh besar bersama Aine dan pada akhirnya jatuh hati kepada Sean. Dia berusaha memonopoli perhatian Sean sekaligus memanipulasi Aine dengan segenap siasat licik. Tidak sampai bab lima dia mati dibunuh Sean.
Hahahaha bolehkah kucekik Sean sebelum dia membunuhku?
***
“Kayla, Manis. Jangan menangis.”
Salah satu perawat yang bekerja di panti tengah berusaha menenangkanku. Aku duduk di pangkuannya, jauh dari anak-anak yang kini kembali bermain dan saling dorong, dan sibuk mengamati bungur yang tengah mekar di depan panti.
“Kamu nanti nggak bisa ketemu peri kalau nangis.”
Masa bodoh dengan peri! Masa depanku tengah di ujung tanduk. Hertz mungkin akan datang ke panti, mengadopsiku, dan membawaku ke moncong senapan! Aku tidak siap mati di tangan cowok edan!
Untung aku sempat membaca ekstra cerita yang memaparkan mengenai identitas Kayla. Dia sebenarnya bukan anak yang tidak diinginkan. Karena campur tangan orang dengki sajalah dia berakhir di panti.
Ibu kandung Kayla bernama Daphne. Dia adalah kekasih Ronan Collin, salah satu pebisnis hebat. Satu dua tiga, datanglah masalah. Daphne kabur dan memilih mengasingkan diri dengan bayinya. Tidak tahu bahwa maut memilih bertamu dan mengajak Daphne pergi.
Ronan mengetahui mengenai Kayla dari salah satu cowok yang menaruh hati kepada Aine. Cowok itu bermaksud meminjam kekuatan Ronan agar bisa memukul mundur Sean dari persaingan cinta berbekal informasi bahwa Sean telah membunuh Kayla.
“Uaaaaa!” Aku menarik kalung, mencoba menunjukkan liontin kepada perawat dan memaksanya mendengarkanku. “Papa! Papa!”
“Kayla, kamu ingin ketemu Papa?”
Aku mengangguk. “Papa!”
Kalung yang selalu menemaniku ini sebenarnya merupakan tanda cinta dari Ronan kepada Daphne. Sekarang aku pasti bisa menghindari Sean sekaligus lari sejauh mungkin dari keluarga Aine. YES!
Perawat tidak langsung mengamini keinginanku. Selama ini orang-orang di panti mengira aku anak yang dibuang, sama seperti anak-anak lain, dan butuh perlindungan dari kejamnya dunia.
Idih kalau aku tetap ada di panti, maka tinggal menunggu waktu saja Sean melumatku jadi serpihan rengginan.
“Kalung dari Mama,” kataku sok imut. “Aku tahu nama Papa. Mama bilang harus cari Papa. Papa!”
“Kayla....”
Sial. Perawat hanya memberiku senyum profesional. Artinya, dia tidak menganggap serius ocehanku!
“Uaaaaaaa!”
***
Mohon maaf, menyerah tidak ada dalam kamus kehidupanku.
Berdasarkan novel kira-kira Kayla akhirnya bertemu dengan Aine ketika dia berusia empat tahun. Hanya tinggal menghitung hari saja aku harus bersiap menyongsong tiang gantungan.
Untung mental dewasa milikku berhasil terbangun. Sekarang aku bisa mulai merencanakan usaha melarikan diri dari rantai plot.
Di panti menampung anak-anak sampai mereka lulus SMA. Setelah itu anak-anak harus menentukan nasib mereka sendiri, panti tidak berkewajiban menyokong pengeluaran penghuni. Tidak jarang kakak-kakak, sebutanku bagi anak-anak SMP maupun SMA, mencari pekerjaan sampingan.
Apa hubungannya?
Ada salah satu anak yang lumayan dekat denganku. Tidak bisa disebut kelompok anak-anak sih karena dia sudah menginjak usia tujuh belas tahun. Nama cowok itu, calon penyelamatku, adalah Dean. Dia merupakan cowok manis berambut cokelat dengan tahi lalat di bawah mata kanannya. Bukan bermaksud sombong, tetapi semua penghuni panti mengakui diriku sebagai balita paling imut dan manis hingga mereka rela menempatkanku di posisi setara idol.
Dean termasuk salah satu pemuja keimutanku. Dia sering menghadiahiku cokelat, permen, maupun kadang mengajakku jajan tanpa sepengetahuan perawat. Dibanding penghuni lain, Dean jauh lebih dewasa dan bisa beradaptasi dengan tantangan. Kudengar dari perbincangan perawat, Dean berhasil menguasai ilmu matematika di usia dini. Kepala panti pun dengan sukarela memasukkan Dean ke beberapa lembaga kursus menggunakan dana dari beberapa donatur yang tertarik dengan kecakapan Dean.
Aku jelas tidak bisa pergi mencari ayahku, tetapi Dean bisa menolongku keluar dari lembah nista!
AHAHAHAHAHA selamat tinggal plot mesum dan male lead edan!
***
Selesai ditulis pada 18 Januari 2023.Uhuhuhu saya datang dengan cerita baru!
Semoga kalian sukaaaaaa!
Salam hangat,
G.C
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLAIN'S PRECIOUS DAUGHTER (Tamat)
FantasyBagaimana bisa aku terjebak dilema sebagai antagonis sampingan? Sebagaimana takdir seorang antagonis walau kelas receh sekalipun; kalah saing dengan female lead, dicuekin male lead, kemudian mati sengsara akibat terlalu sering membuat siasat licik...