2. Aku suka dia.

31.9K 726 6
                                    

I LIKE YOU OKEY..!
I KNOW, IT'S STUPID
& I KNOW, YOU DON'T CARE!.

Itu mungkin menggambarkan kisah cintaku yang bertepuk sebelah tangan, dia care dengan semua orang, tapi kenapa tidak denganku?, dia seakan tidak peduli akan kehadiranku.

Apa sebegitu tidak berartinyakah aku di hidupnya?.

Aku tidak peduli, aku seakan menutup mata dan telingaku akan semua itu.

Aku yakin suatu saat nanti dia akan berbalik mencintaiku, sayangnya aku tidak tahu kapan waktu itu akan datang.

****

Aku mencintai Rangga Argantara Gergio, saat umurku masih delapan tahun, tepatnya kelas tiga SD, dan kak Rangga duduk di kelas enam SD. bayangkan masih sekecil itu aku sudah jatuh cinta.

"Oh.. Tuhan..!!".

"Ini semau gara gara, seringnya aku melihat kak Rio membuly kak kafkah yang tidak pernah jatuh cinta, dan kak Rio yang notabenenya adalah seorang playboy cap kakap dan kak Rio juga sering mencekokiku tantang cinta yang pada akhirnya aku jatuh cinta.., pada kak Rangga tetangga kami sendiri.

Gilakan?.

Aku juga tidak bisa membayangkannya .

Sekarang aku duduk di kelas dua smp, dia kelas dua sma, dan kebetulan kami satu sekolah, betapa senangnya aku, aku tidak peduli dengan sikap dinginnya yang terpenting dia ada di sampingku dan masih bisa di lihat oleh kedua pasang mataku, dan suaranya yang juga bisa di dengar oleh kedua pasang telingaku, biarpun dia tidak menyukaiku.

*****

"Hoo... hosshh.. hhosshh..." , aku terus mengayuh sepedaku kesekolah Darma Nusantara.

Ini gara gara terlambat bangun, membantu

Ibu' mengerjakan pekerjaan rumah. memang Ibu' sudah melarangku mengerjakannya tadi, tapi aku tetap ngotot,keras kepala mengerjakannya, aku ingin sedikit meringangkan pekerjaan Ibu', dan jadilah aku di sini, mengayuh sepedaku ngos ngosan.

Aku terlambattt..!, baru kali ini dalam sejarah hidupku aku terlambat.

Oh.. Tuhan.. mau di taruh di mana wajahku, dan gelar siswa teladanku. hiaahh..., memikirkannya saja sudah membuatku pusing!".

Setelah sekian lama aku mengayuh sepeda, akhirnya sampi.

"Alhamdulillah ya Allah..", gumamku, setelah memarkirkan sepedaku di tempat biasa, tepatnya di bawah pohon, beserta beberapa sepeda murid murid lainnya, sedikit berlari kearah lapangan, di mana upacara penaikan bendera tengah berlangsung, untuk sekian kalinya aku mengecek jam tanganku, jam enam lewat empat puluh menit, aku sudah terlambat lima belas menit, dan dengan sangat terpaksa aku melangkah keara barisan keterlambatan, aku bisa melihat kak Rangga melihatku dengan sedikit terkejut, tetapi cuma sekilas karna sekarang hanya wajah dinginnya yang terpasang.

_//

Dan di sinilah aku di hukum, oleh kakak ketua osisku tersayang, siapa lagi kalau bukan kak Rangga, beserta beberapa anggota osis lainnya.

"Di larang senyam semyum!!", bentakknya, melirikku tajam, aku cemberut.

"Selesaikan pekerjaan kalian, lalu masuk kekelas masing masing", lanjutnya tegas, memasukkan kedua tangannya kedalam kedua saku celana abu abunya, berlalu pergi di ikutu oleh Dion dan Salman, para kunco kunconya.

"Hhhuuuhh..." perhatianku teralih kepada Salsabila, sahabatku satu satunya, yang tengah membuang napas keras.

"Yang sabar Bila, siapa coba yang curhat tentang kak Dika, sampai jam satu malam? ", tanyaku mengingatkan.

Raniah Hanum Suparman 2 {Story 8}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang